Kami telah memfasilitasi Rencana Kelola Perhutanan Sosial (RKPS) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) dalam kegiatan Perhutanan Sosial pada 3 desa di Koridor Katingan (Habangoi, Mangara, Kawei). Hal ini didasarkan karena potensi dari Lanskap Sebangau Katingan yang memiliki luas 2,35 juta hektar, 73,3% masih berupa hutan utuh.
Arabela merupakan salah satu lanskap yang menjadi prioritas WWF-Indonesia yang terletak di jantung Borneo (Heart of Borneo) dan menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati penting dan sekitar 7.500 individu orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus), atau sekitar 10-20 persen populasi yang tersisa di Borneo.
Lanskap Hulu Kapuas memiliki area tutupan hutan seluas 1,8 juta ha dengan total area seluas 4.583.152 ha. Pada kawasan ini terdapat sejumlah ekosistem penting, di antaranya: hutan pegunungan, ekosistem air tawar, rawa gambut, hutan dipterokarpus dataran rendah, hutan riparian, dan danau.
WWF-Indonesia berkolaborasi dengan berbagai mitra untuk melakukan survei dan monitoring habitat gajah di Tulin Onsoi. Survei dilakukan menggunakan metode okupansi, dengan total area survei sekitar 100.000 Ha. Data survei ini akan sangat bermanfaat untuk dasar pengambilan keputusan untuk implementasi konservasi gajah di Kalimantan, baik dari aspek tata ruang, pengelolaan populasi, pengelolaan habitat dan dukungan kebijakan dari pemerintah.
Dalam upaya membangun Ibu Kota Nusantara (IKN) yang selaras dengan kelestarian alam melalui konsep Sustainable Forest City (Kota Hutan Berkelanjutan) WWF-Indonesia mendukung pembangunan IKN dalam bentuk penyediaan kapasitas, analisa, serta alat untuk melakukan monitoring, dan juga pengelolaan keanekaragaman hayati.