WWF-INDONESIA DUKUNG BALAI TAMAN NASIONAL KOMODO TINGKATKAN KUALITAS PEMANDUAN WISATA
Oleh: Kusnanto (Biodiversity Monitoring Assistant, WWF-Indonesia)
Taman Nasional (TN) Komodo menjadi ujung tombak pariwisata Labuan Bajo yang melalui PP No. 50 Tahun 2011, telah ditetapkan sebagai 1 dari 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) yang fokus dikembangkan pada periode 2016-2019. Selain sebagai habitat bagi satwa Komodo, TN Komodo juga memiliki daya Tarik bawah laut yang luar biasa seperti pari manta, hiu, dan keindahan terumbu karang. Tentunya kesemuanya ini membuat TN Komodo terus berkembang pesat sebagai salah satu destinasi pariwisata incaran wisatawan domestik maupun mancanegara.
Bagi yang sudah berwisata ke TN Komodo, pasti pernah menjumpai naturalist guide, sebutan umum untuk pemandu wisata pengamatan satwa komodo. Naturalist guide memiliki peran penting dalam pengelolaan TN Komodo, khususnya pariwisata.
Keberadaan naturalist guide menentukan pengalaman dan pesan yang didapatkan dan dibawah pulang oleh wisatawan. Merekalah garda terdepan untuk memastikan wisatawan mendapatkan pengalaman wisata alam liar yang aman, berkualitas dan bertanggungjawab.
Naturalist guide di TN Komodo berasal dari masyarakat yang bermukim di dalam kawasan TN Komodo yang kemudian direkrut dan dikoordinir melalui Koperasi Serba Usaha Komodo.
Balai TN Komodo terus berusaha meningkatkan kualitas naturalist guide di TN Komodo. Pada 19-21 september 2017 dan 2 – 5 Oktober 2017, total 62 naturalist guide mengikuti pelatihan dengan dukungan dari Himpunan Pramuwisata Indonesia, Komodo Survival Program dan WWF-Indonesia.
“Dalam mengelola pariwisata yang berkembang pesat ini, kita harus terus meningkatkan kapasitas kita sebagai pemandu,” Program ungkap Bapak Vincentius, Ketua Koperasi Serba Usaha Komodo yang mengkoordinir naturalist guide di TN Komodo. “Hal ini untuk memastikan agar wisatawan tidak hanya mendapatkan pengalaman berkualitas, namun juga memberikan pesan-pesan agar wisatawan dapat mengambil peran dalam melestarikan TN Komodo.”
WWF-Indonesia yang diwakili oleh Cassandra Tania, Jensi Sartin, dan Kusnanto berpartisipasi memberikan pengetahuan terkait satwa-satwa laut serta cara interaksi dan panduan aktivitas wisata yang bertanggung jawab. Materi yang digunakan berasal dari seri publikasi Best Environmental Equitable Practices (BEEP) yang disusun oleh WWF-Indonesia.
“TN Komodo tak hanya terkenal akan komodo di darat, tetapi juga potensi pariwisata bahari yang besar. Makanya, kita juga harus memahami mengenai ekosistem laut dan bagaimana memandu wisata di laut,” ungkap David, Kepala Resort Loh Liang, TN Komodo, saat membuka acara.
“Selalu jaga jarak aman dengan satwa baik saat berenang/menyelam maupun saat di atas kapal, jangan menyentuh dan bergerak mendadak, dan jangan pernah mengejar satwa,” pesan Cassandra Tania, Marine Species Coordinator, WWF-Indonesia.
“Aktivitas pengamatan satwa di alam bebas yang tidak dikelola dengan baik bisa mengakibatkan kecelakaan baik pada satwa maupun wisatawan, stress pada satwa bahkan perubahan persebaran satwa - dimana satwa meninggalkan daerah-daerah yang penting bagi kelangsungan hidup mereka,” lanjut Cassandra.
Peserta juga diajak berdiskusi terkait satwa perairan yang ada di TN Komodo seperti hiu, pari manta, dugong, paus, penyu, dan tukik. Pada pelatihan ini, peserta naturalist guide menunjukkan peningkatan kapasitasnya melalui perbandingan hasil pretest dan post test, dengan rata-rata peningkatan nilai sebesar 22%.