MELIRIK POTENSI EKOWISATA DI LEMBAH PEGUNUNGAN KRAYAN
Oleh: Anthonius
Bersih, sejuk, dan nyaman; itu kesan pertama bagi para pengunjung yang pertama kali menginjakan kaki di desa Pa’ padi. Sebuah desa yang berada di lembah pegunungan 16 km ke arah timur dari Long Bawan Ibu Kota Kecamatan Krayan Kabupaten Nunukan Provinsi kalimantan Utara.
Dengan luas wilayah desa 335 Km2 dan jumlah penduduk sekitar 348 jiwa. Mayoritas penduduk desa Pa’ Padi adalah petani yang sangat mengandalkan hasil pertanian padi sebagai sumber penghasilan utamanya. Di samping itu masyarakat desa Pa’ padi juga memebuat kerajinan tangan anyaman rotan sebagai kegiatan di sela sela waktu luang mereka sebagai petani. Desa Pa’ Padi juga berada di wilayah Jantung Borneo (Heart of Borneo).
Keramahtamahan penduduknya dan kondisi alam yang masih asli, membuat desa ini sering di kunjungi wisatawan dari manca negara. Dalam satu tahun ada sekitar 5 sampai 7 kali wisatawan dari luar negeri baik perorangan atau kelompok berkunjung ke desa kami, ada pula turis yang kembali sampai 2- 3 kali di tahun berikutnya, seperti yang dikatakan bapa Alex Mathius Sekretaris Desa Pa’ Padi.
""Turis yang berkunjung berasal dari Belanda, Jerman, Belgia, Austria, Swiss, dan Australia. Kebanyakan mereka pergi ke desa kami untuk menikmati keindahan alam desa kami yang masih asli, mereka senang melihat sawah, hutan, air terjun dan aktivitas sehari hari orang kampung di sini"", ungkap Jhones Yakub Pemandu turis di desa Pa’padi.
Dalam beberapa tahun belakanngan ini desa Pa’ Padi menjadi salah satu tujuan wisata buat turis – turis asing. Karena seringnya menjadi tujuan wasatawan maka aparat desa Pa’ padi berncana membuat suatu kepengurusan untuk Ekowisata di desa. Karena selama ini hanya satu orang yang menjadi pemandu turis dan hanya satu rumah saja yang dijadikan tempat penginapan atau home stay.
""Kami berencana membentuk panitia ekowisata di desa dan kami junga berencana mengadakan kursus bahasa inggris untuk para pemuda yang ada di desa kami, supaya kalau turis datang mereka bisa menjadi pemandu turis, yah minimal bisa komunikasi lah dengan turis"", ungkap Bapak Alex Mathius.
Lain halnya yang di ungkapkan Jhones Yakub, kami perlu junga pelatihan tentang pemandu turis,bukan saja mengantar turis, tapi kami juga harus memahami tugas dan tanggung jawab pemandu. Dan kami juga harus tau cara mengelola sebuah panitia ekowisata di desa, itu kekurangan kami selama ini.
Desa Pa’ padi memliki potensi untuk pengembangan ekowisata, selain keindahan alamnya dan keramah tamahan penduduknya, ada banyak kearifan local yang tersimpan di dalamnya. Dengan adanya pola ekowisata berbasis masyarakat bukan berarti bahwa masyarakat akan menjalankan usaha ekowisata sendiri. Tataran implementasi ekowisata perlu dipandang sebagai bagian dari perencanaan pembangunan terpadu yang dilakukan di suatu daerah. Untuk itu, pelibatan para pihak terkait mulai dari level komunitas, masyarakat, pemerintah, dunia usaha dan organisasi non pemerintah diharapkan membangun suatu jaringan dan menjalankan suatu kemitraan yang baik sesuai peran dan keahlian masing-masing.