DIALOG UNTUK MASA DEPAN SEAFOOD PARTNERSHIP DAN SEAFOOD SAVERS
Oleh: Novita Eka Syaputri (Seafood Savers Communication Assistant)
Sejak dibentuk pada tahun 2009, hingga kini Seafood Savers terus mendorong penerapan praktik perikanan yang ramah lingkungan terhadap rantai suplai perusahaan-perusahaan anggotanya dengan Fisheries Improvement Program (FIP) dan Aquaculture Improvement Program (AIP) di Indonesia. Seafood Savers juga berusaha membangun seafood partnership yang baik dengan mitra-mitra strategis di industri perikanan Indonesia. Namun, seafood partnership yang dibangun oleh Seafood Savers sejatinya masih perlu mendapat banyak masukan dari Smart Fishing Initiative (SFI) dan Market Transformation Initiative (MTI), agar sejalan dengan WWF Seafood Partnership Guidelines. Oleh karena itu, untuk menyamakan visi dan memperkuat koordinasi antara Seafood Savers, SFI, dan MTI serta WWF Network, digelarlah acara Seafood Savers Benchmarking Workshop (14-16 September 2015) dan WWF Seafood Partnership Guidelines Training (17-18 September 2015) di kantor WWF-Indonesia, Jakarta.
Ada 26 partisipan dari 12 kantor WWF di seluruh dunia, terutama di daerah Asia Pasifik yang menyambut baik kedua kegiatan ini. Acara Seafood Savers Benchmarking Workshop dibuat dalam rangka menjaring masukan dari rekan-rekan di WWF Network untuk memperkuat Seafood Savers sebagai platform seafood partnership yang sejalan dengan WWF Seafood Partnership Guidelines. Ada lima hasil penting dari pertemuan Seafood Savers Benchmarking Workshop, yaitu: 1) Informasi tentang FIP dan AIP di Indonesia harus selalu diperbaharui dan tersedia dalam dwibahasa, Indonesia dan Inggris agar mudah diakses oleh mitra yang potensial dan kantor WWF di negara pembeli seafood; 2) Seafood Savers akan meninjau ulang business model-nya agar memiliki nilai tambah yang kuat; 3) Strategi komunikasi Seafood Savers akan disesuaikan dengan Seafood Partnership Guidelines; 4) Auditor dari pihak ketiga untuk FIP dan AIP di Indonesia akan segera diusahakan, bekerja sama dengan SFI, MTI, dan kantor WWF di wilayah regional; dan 5) Panduan untuk AIP WWF sedang dikembangkan untuk seluruh WWF Network. Diharapkan dengan diselesaikannya pekerjaan-pekerjaan rumah di atas, WWF Network juga dapat turut mempromosikan Seafood Savers dan FIP/AIP yang dilakukan ke mitra pengimpor seafood di negara masing-masing.
Selain itu, para peserta juga bertukar pendapat mengenai WWF Seafood Partnership Guidelines dan implementasinya di masing-masing negara. Yang cukup menarik adalah sesi berbagi pengalaman dalam menjalankan seafood partnership dan kampanye untuk mendukung sustainable seafood di tiap negara. Seperti WWF-Hong Kong misalnya, mereka sukses menyelenggarakan Seafood Week dengan menggandeng restoran terkenal dan meminta mereka menggunakan produk bersertifikasi Marine Stewardship Council (MSC) dan Aquaculture Stewardship Council (ASC).
Selain kedua acara tersebut, di sela-sela agenda juga dilakukan kunjungan ke Pelabuhan Perikanan Muara Angke, Jakarta Utara dan salah satu retail yang menjual seafood di pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan. Dengan kunjungan tersebut, diharapkan para peserta kegiatan memahami rantai suplai perikanan di Indonesia sehingga bisa memberi masukan yang membangun untuk perkembangan Seafood Savers dan seafood partnership di Indonesia.
Seluruh peserta yang hadir pada kedua acara bersepakat untuk terus saling bertukar informasi. Membuka kerja sama dengan kantor-kantor WWF lainnya di Asia Pasifik dan negara-negara importir seafood dari Indonesia juga menjadi salah satu tujuan dari Seafood Savers.