BENTANG ALAM RIMBANG BALING SEBAGAI GUDANG ILMU DAN SUMBER KEHIDUPAN
Oleh: Rafselia Novalina
Sains merupakan bagian yang melekat dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkembang melalui penelitian-penelitian yang dilakukan oleh manusia. Untuk mengapresiasi perkembangan ilmu pengetahuan, maka setiap 12 November 2015 diperingati sebagai Hari Sains Sedunia.
WWF-Indonesia sebagai organisasi konservasi memiliki sejumlah peneliti yang bergerak dalam bidang sains. Aspek yang diteliti meliputi keanekaragaman hayati, sosial budaya masyarakat serta lingkungan. Salah satu kawasan yang potensial untuk melakukan penelitian adalah Bentang Alam Rimbang Baling.
Bentang Alam Rimbang Baling dengan luas sekitar 500.000 Ha, merupakan bagian kunci dari Bentang Alam Konservasi Harimau Sumatera. Bentang alam ini mencakup beberapa kawasan konservasi seperti Suaka Margasatwa Rimbang Baling dan Cagar Alam Bukit Bungkuk, kawasan lindung seperti Hutan Lindung Bukit Batabuh, kawasan hutan tanaman industri, perkebunan dan wilayah kelola masyarakat tradisional. Bentang alam ini memainkan peran sangat penting bagi masyarakat di Sumatera bagian tengah, misalnya sebagai menara air dan sumber kehidupan lainnya.
Kekayaan alam dan biodiversitas Rimbang Baling merupakan aset daerah, nasional bahkan dunia. Tak sedikit dari keanekaragaman hayatinya yang termasuk kategori dilindungi, langka, dan terancam punah, seperti Harimau Sumatera. Ada banyak potensi Rimbang Baling lainnya, yaitu kehidupan sosial budaya masyarakat melalui kearifan lokal yang dimilikinya, alam, air terjun, sungai serta perbukitan. Beberapa hal yang telah dikembangkan dan dikelola di Rimbang Baling adalah penelitian kekayaan hayati, menjaga sungai melalui kearifan lokal lubuk larangan serta sektor ekowisata.
Penelitian dan kegiatan di Rimbang Baling dilakukan oleh beberapa organisasi (WWF, Hakiki, Rumah Budaya Sikukeluang serta AMAN) dan masyarakat yang berada di Kawasan Rimbang Baling. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Rimbang Baling melalui pengembangan ekowisata telah dikelola oleh Kelompok Kerja Batu Dinding yang merupakan masyarakat lokal yang berasal dari Desa Tanjung Belit, Bentang Alam Rimbang Baling.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan yaitu keberadaan Harimau Sumatera, kucing hutan, serta flora dan fauna lainnya. Hasil penelitian menunjukkan banyak potensi Rimbang Baling yang harus dipertahankan. Beberapa penelitian mengenai Bentang Alam Rimbang Baling yang telah dipublikasikan oleh jurnal maupun media, antara lain:
- Jurnal ilmiah yang dipublikasikan oleh Plos One yang berjudul “Tigers Need Cover: Multi-Scale Occupancy Study of the Big Cat in Sumatran Forest and Plantation Landscapes”. Jurnal ini mengkaji mengenai okupansi keberadaan Harimau Sumatera dalam alih fungsi lahan di Sumatera Tengah. Jurnal bisa diakses melalui http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0030859
- Jurnal ilmiah yang dipublikasikan oleh Cambridge Journals yang berjudul “Threatened Predator on the Equator: Multi-Point Abundance Estimates of the Tiger Panthera tigris in Central Sumatera”. Jurnal ini mengkaji mengenai kepadatan populasi Harimau Sumatera di Sumatera Tengah mengunakan kamera jebak. Jurnal bisa diakses melalui http://journals.cambridge.org/action/displayAbstract?fromPage=online&aid=8893960&fileId=S0030605311001530
- Jurnal ilmiah yang dipublikasikan oleh Journal of Zoology yang berjudul “Cat Coexistence in Central Sumatera: Ecological Characteristics, Spatial and Temporal Overlap and Implications for Management”. Jurnal ini mengkaji mengenai keberadaan kucing liar yang berbeda jenis dan berbagi ruang dalam satu habitat. Jurnal bisa diakses melalui http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/jzo.12218/abstract
- Artikel populer yang dipublikasikan oleh Mongabay yang berjudul “Di Sumatera Lima Jenis Lucing Liar Hidup di Satu Habitat. Bagaimana Cara Mereka Berbagi Ruang?”. Artikel ini mengkaji mengenai keberadaan kucing liar yang berada di Bentang Alam Rimbang Baling. Artikel bisa diakses melalui http://www.mongabay.co.id/2015/08/03/di-sumatera-lima-jenis-kucing-liar-hidup-di-satu-habitat-bagaimana-cara-mereka-berbagi-ruang/
Hasil publikasi tersebut menunjukkan banyak potensi untuk melakukan penelitian mengenai Rimbang Baling sebagai perkembangan sains.