BELAJAR MENGAYAM ROTAN, BEKAL UNTUK HIDUP
Rotan, merupakan tanaman khas Indonesia. Berada di hutan-hutan Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara. Bahkan Indonesia sebagai negara pemasuk rotan dunia hingga 70%. Salah satu pemasok rotan dunia berasal dari desa Lampeong, Gn. Purei Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah.
Jika berkunjung ke desa ini akan menemui rotan dari halaman rumah sampai di sungai dekat desa ini berupa gelondongan.
Masyarakat disana masih banyak memanfaatkan rotan untuk keperluan barang sehari hari di rumahnya seperti tas dan tikar. Bahkan kerajinan rotan menjadi usaha alternatif bagi masyarakat selain bertani.
Untuk melestarikan budaya menganyam rotan ini, sekolah mengajarkan kepada murid di sekolah menengah pertama memberikan pelajaran ketrampilan menganyam rotan disesuaikan dengan corak teknik turun temurun dan dikembangkan pula corak corak baru. Murid-murid mendapatkan pelajaran ketrampilan dengan langsung praktek.
Anyaman Rotan menjadi ketrampilan khusus dari masyarakat desa Lampeong. Dengan bangganya ibu Bungik, guru ketrampilan ini mengatakan, “ Biaya kuliah dan kost saya dapat dari menjual hasil kerajinan rotan pada teman-temannya”
Saat ini jika kita berkunjung ke SMPN I Gunung Purei di desa Lampeong, sangat mudah menemukan pengrajin anyaman rotan baik tua maupun muda. Berbagai upaya inovatif baik corak dan teknik penganyamannya terus di lakukan oleh generasi muda dan tetap mempertahankan corak klasiknya.
Ketrampilan yang mereka miliki ini, merupakan suatu ketrampilan yang mulai langka. Berwirausaha kerajinan rotan dan mempromosikan hingga keluar daerah dapat mengenalkan budaya dan desa tempat mereka tinggal. Membudayakan kerajinan rotan, mempertahankan keberadaan rotan dan juga menjaga hutan.