KOLABORASI APIK DEMI MASA DEPAN TANPA SAMPAH PLASTIK
Pagi itu suasana berbeda terlihat di kantor pusat PT Bluebird, Tbk. Ruang serba guna Gedung perusahaan transportasi terkemuka ini tampak dipenuhi oleh keramaian orang. Wajah mereka memancarkan antusiasme untuk mengikuti acara spesial pada hari itu.
Para peserta tidak datang dari tempat yang jauh. Mereka masih tercatat sebagai karyawan perusahaan taksi tertua di negeri ini. Ada pula kelompok perempuan yang datang dengan mengatasnamakan komunitas Kartini Bluebird. Komunitas Kartini Bluebird merupakan komunitas yang beranggotakan istri-istri dari pengemudi taksi Bluebird. Sembari menunggu acara dimulai, mereka bercakap-cakap dengan rekan-rekan ataupun tetamu lainnya.
Ruangan multifungsi yang biasanya sepi pengunjung itu menjadi tuan rumah yang hangat. Sesi workshop mengolah sampah plastik telah siap digelar. Peralatan pendukung pelatihan singkat ini tertata rapi. Panitia berlalu-lalang untuk memastikan segala sesuatu kebutuhan acara telah terpenuhi.
Beberapa waktu lalu, Yayasan WWF Indonesia berkolaborasi dengan PT Bluebird Tbk untuk meluncurkan program Plastic Smart Cities. Kedua lembaga ini bersepakat untuk mengedepankan gaya hidup bertanggung jawab dan berkelanjutan demi mencegah sampah plastik sekali pakai yang tidak terkelola dengan baik di negara kita.
Dalam program bersama nan apik ini, para penggawa lembaga menggelar workshop upcycling. Acara ini tampak semakin serius dengan menggandeng Rappo Indonesia sebagai narasumber sekaligus pelatih. Mereka ingin membuat pouch serba guna yang bernilai ekonomis. Tentu saja, bahan bakunya memanfaatkan sampah plastik sekali pakai.
Sebanyak 30 peserta anggota komunitas Kartini Bluebird dan karyawan Bluebird mengikuti pelatihan daur ulang plastik sekali pakai. Kolaborasi program ini tentu ingin menularkan semangat kehidupan tanpa sampah plastik di masa depan. Edukasi tentang pengelolaan sampah plastik menjadi sebuah produk bermanfaat menjadi kuncinya.
Akmal Idrus selaku Founder dan CEO Rappo Indonesia mengungkapkan, usaha yang dijalankan saat ini berfokus pada penjualan produk olahan sampah plastik yang berbeda dibandingkan produk pada umumnya. Sebab, pihaknya mengombinasikan sampah kantong plastik yang tidak bernilai menjadi produk dengan model unik yang mengusung konsep recycle.
Dalam proses pelatihan pengolahannya, setiap produk membutuhkan 8 lembar sampah kantong plastik, setrika konvensional, alas setrika, ritsleting serta benang untuk menjahit. Para pelatih mempraktikkan terlebih dahulu cara memadukan pola atau motif plastik yang terkumpul dengan menggunakan setrika konvensional. Setelah itu pola yang sudah ada dijahit oleh komunitas Kartini Bluebird serta karyawan Bluebird dengan mengombinasikan material lain agar dapat memperoleh produk yang lebih menarik.
“Di sini saya dapat pelajaran untuk membuat pouch dari daur ulang sampah plastik. Dengan adanya daur ulang sampah plastik kita bisa membuat kreasi yang bermacam-macam dan nantinya sampah dapat berkurang juga,” ujar Eva peserta dari komunitas Kartini Bluebird.
Dalam kesempatan sama, Yayasan WWF Indonesia dan PT Bluebird TBK juga melakukan sosialisasi kepada karyawan perusahaan untuk dapat berperan aktif dalam pengurangan sampah plastik sekali pakai dari sumber. Pihak manajemen mengenalkan program agent of change. Di dalam program ini, sebanyak 1.500 pengemudi taksi yang menjadi agen perubahan dengan harapan dapat memberikan inspirasi dan menjadi contoh kepada sopir dan karyawan lainnya untuk mengurangi penggunaan kemasan plastik sekali pakai.
“Semoga kolaborasi ini dapat menginspirasi perusahaan lainnya untuk melakukan perubahan dan mendorong sektor usaha lainnya berkontribusi dalam pengurangan dan penanganan sampah plastik,” ujar Direktur Climate & Market Transformation Yayasan WWF Indonesia, Irfan Bakhtiar.
Dalam upaya mendukung pemerintah untuk mencapai target Indonesia Bersih Sampah 2025 melalui pengurangan sampah di hulu sebesar 30 persen, dan penanganan sampah sebanyak 70 persen pada tahun 2025, Yayasan WWF Indonesia dan PT Bluebird Tbk telah melakukan inisiatif mengganti air mineral kemasan dengan penggunaan botol minum guna ulang kepada 1.500 pengemudi taksi di wilayah Jakarta.
Chief Marketing Officer PT Bluebird Tbk, Mediko Azwar menyatakan, “Melalui kolaborasi ini, Bluebird berharap dapat semakin meningkatkan kesadaran pengemudi dan karyawan secara bertahap untuk mengubah perilaku mereka, agar dapat menjadi pribadi yang mendorong perbaikan kualitas lingkungan, terlebih mereka juga dapat menjadi agen perubahan karena mereka akan melayani banyak pelanggan setiap harinya.”
Dengan adanya kolaborasi yang kuat serta komitmen yang tinggi ini, WWF-Indonesia dan PT Bluebird Tbk berharap untuk kedepannya akan semakin banyak pihak yang sadar tentang pentingnya pengelolaan sampah plastik untuk keberlanjutan lingkungan.