"VIDEO JEBAK" SUKSES REKAM INDUK DAN ANAK BADAK JAWA
28 Februari 2011
Temuan ini Memberikan Informasi Penting Mengenai Dinamika Populasi dan Metode Survei Badak Jawa
Jakarta(28/02)— Video jebak (video trap) yang dipasang oleh tim Balai Taman Nasional Ujung Kulon dan WWF-Indonesia berhasil mendokumentasikan keberadaan Induk badak Jawa (Rhinoceros sondaicus,) dan anaknya di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Dalam beberapa video klip yang didokumentasikan tersebut, berhasil diidentifikasi dua pasang induk dan anak yang berbeda selama November dan Desember 2010.
Dalam rekaman video pada November 2010, didokumentasikan keberadaan induk dan anak badak berkelamin jantan. Tampak dalam gambar pasangan induk dan anak tersebut berjalan mendekat ke arah kamera jebak. Selama periode November hingga Desember, induk dan anak jantan ini beberapa kali melintasi video jebak tersebut, sehingga proses identifikasi dapat dilakukan dengan relatif mudah dan akurat.
Bukti keberadaan sepasang induk dan anak badak lainnya diperoleh pada awal Desember 2010. Video berdurasi 30 detik ini mendokumentasikan seekor anak badak—yang berukuran lebih besar dari pada anak jantan yang ditemukan sebelumnya—saat sedang melintasi video jebak dengan induknya. Identifikasi lebih lanjut menunjukkan bahwa individu tersebut adalah anak betina yang diperkirakan berusia sekitar 1 tahun.
Hasil temuan ini disambut baik karena menjadi bukti perkembangbiakan badak Jawa di Taman Ujung Kulon, setelah ditemukannya kematian badak tahun lalu.
“Bukti keberadaan dua anak badak ini merupakan penemuan penting karena memberikan informasi mengenai dinamika populasi badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon,” kata Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Agus Priambudi. Menurutnya, dengan adanya dua anak ini, populasi badak Jawa tetap stabil pada kisaran 50 individu di TN Ujung Kulon.
“Hasil rekaman video jebak ini juga memberikan masukan penting bagi metode penghitungan dan pemantauan populasi badak yang selama ini telah dilakukan, dan diharapkan hasil yang diperoleh dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi upaya pelestarian satwa langka ini” lanjut Agus.
Ia menambahkan, mulai Februari 2011, pengelolaan penggunaan kamera dan video jebak akan sepenuhnya dilakukan oleh Balai Taman Nasional Ujung Kulon. Sebelumnya, sejak 2001 pengelolaan kamera dan video jebak dikoordinir bersama antara WWF-Indonesia dengan Balai TNUK.
“WWF menyambut baik dan siap mendukung pengelolaan kamera dan video trap ini oleh Balai Taman Nasional Ujung Kulon serta mentransfer metode survei dan informasi penting yang telah dikumpulkan selama ini untuk menjamin pelaksanaan yang efektif di masa yang akan datang,” kata Adhi Hariyadi, Project Leader kantor program WWF di Ujung Kulon.
Setelah berhasil mendeteksi 14 kelahiran badak dalam kurun waktu 10 tahun terakhir menggunakan metode kamera dan video jebak, saat ini penelitian tentang Badak Jawa diarahkan untuk memperoleh informasi penting tentang pola perilaku, distribusi, keragaman genetika, asupan nutrisi, serta risiko penyakit dan cekaman (stress).
“Teridentifikasinya anak betina merupakan angin segar bagi upaya pelestarian spesies tersebut karena selama ini mayoritas anak badak Jawa yang berhasil diidentifikasi adalah jantan,” lanjut Adhi.
#######
Catatan untuk Editor
- Video dapat diunduh di link berikut: http://gvn.panda.org/pages/search.php?search=!collection807&k=78397262ad
- Screen capture video tersebut bisa diunduh di link berikut: http://www.mediafire.com/?ncgks1xsddypjqg
- Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) adalah salah satu spesies terlangka di dunia dengan perkiraan jumlah populasi tak lebih dari 50 individu di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), dan beberapa Individu di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam. Status badak Jawa tercatat sebagai sangat terancam (critically endangered) dalam Daftar Merah badan konservasi dunia IUCN.
Perburuan pernah menjadi ancaman besar bagi kelangsungan hidup Badak Jawa di TN Ujung Kulon. Namun demikian, sejak tahun 1990 tidak ditemukan lagi adanya laporan insiden perburuan. Hal ini merupakan kesuksesan dan buah dari kerjasama yang sinergis antara Balai Taman Nasional, Unit Perlindungan dan Monitoring Badak (Rhino Monitoring and Protection Unit / RMPU), dan Patroli Pesisir (Coastal Patrol) yang menerapkan tindakan penegakan hukum yang efektif. - Kamera yang digunakan adalah donasi IRF (International Rhino Foundation) dan ARP (Asian Rhino Project).
Informasi lebih lanjut, hubungi:
- Agus Priambudi, Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, agus_priambudi@yahoo.co.id, telp 0253 801731
- Adhi R. Hariyadi, Project Leader Program Ujung Kulon, ahariyadi@wwf.or.id, telp 0253 805069