RIVER AMBASSADOR AJAK GENERASI MUDA DI PEKANBARU UNTUK PEDULI TERHADAP SAMPAH PLASTIK
Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang selalu diperingati setiap 21 Februari ternyata mengundang aksi positif di kalangan anak muda, terutama para penggiat dan penggerak aksi lingkungan. Komunitas River Ambassadors Pekanbaru yang diinisiasi oleh WWF-Indonesia merupakan salah satu pihak yang menyambut momen tersebut dengan aksi nyata. Mengangkat tema “Sampah Plastik dan Permasalahannya”, River Ambassadors Pekanbaru mengajak anak muda di Pekanbaru, Riau, untuk membuka wawasan dan kepedulian terhadap sampah, khususnya sampah plastik melalui acara Café Talk pada Jumat (01/03) di Pekanbaru, Riau.
Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 50 orang yang terdiri dari komunitas Earth Hour Pekanbaru, Tiger Heart Riau, YFCC, dan berbagai komunitas penggiat lingkungan lainnya. Dari anak muda untuk anak muda, gambaran itulah yang terlihat dalam diskusi tersebut. Robi Armilus, pendiri sekaligus Ketua Umum Komunitas Social Corner Pekanbaru merupakan salah satu pembicara dalam Café Talk yang dikemas santai tetapi serius. Ia menjelaskan peranan pemerintah dalam mengatasi permasalahan sampah plastik di Kota Pekanbaru. Selain itu, Robi juga menjelaskan aksi-aksi nyata yang telah ia dan komunitasnya lakukan.
Menegaskan apa yang dikemukakan oleh Robi, Meyla Suhendra, salah seorang River Ambassador menjelaskan tentang ancaman mikroplastik dalam rantai makanan manusia saat ini. “Mikroplastik dapat larut dalam air dan dikonsumsi oleh ikan yang kemudian dikonsumsi oleh manusia,” jelasnya. Selain itu, mikroplastik juga berbahaya bagi biota perairan. Beberapa jurnal menyebutkan dari 504 ikan demersal dan ikan pelagis, sekitar 36,5% ditemukan mikroplastik dalam saluran pencernaanya (Lusher et al. 2013). Mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh ikan demersal yang bersifat karnivora. Akibatnya adalah mengganggu pencernaan ataupun menghalangi proses penyerapan (Wright et al. 2013), menimbulkan rasa kenyang yang palsu (Ryan, 1988), memfasilitasi transportasi kontaminan kimia (Hirai et al. 2011), dan melukai dinding saluran pencernaan ikan tersebut (Birk et al. 2016).
Tak sekadar memaparkan wawasan seputar plastik, Café Talk juga memunculkan aksi nyata untuk mengurangi penggunaan plastik. Duta Lingkungan Pekanbaru 2018, Aulia Andhini, berbagi pengalaman tentang hal-hal sederhana yang telah ia lakukan untuk mengurangi penggunaan plastik. Aulia bercerita bahwa ia membudayakan kebiasaan untuk membawa kantong belanja dan tumbler ke mana pun ia pergi. Dengan demikian, ia tidak menambah potensi sampah melalui penggunaan kantong plastik ataupun botol plastik minuman kemasan.
Para peserta yang hadir sangat antusias mengikuti diskusi. Banyak pertanyaan dan masukan yang diberikan oleh teman-teman komunitas. Sesi diskusi berlangsung hangat, seru, dan meriah. Mereka berharap agar kegiatan lingkungan seperti ini bisa sering dilakukan dan berkesinambungan untuk menularkan virus peduli lingkungan agar anak muda masa kini lebih peduli terhadap permasalahan lingkungan.