PEMERINTAH KOTA BOGOR DAN WWF-INDONESIA SEPAKAT UNTUK TANGANI SAMPAH PLASTIK DI KOTA BOGOR
Bogor, 11 Juni 2025 – Pemerintah Kota Bogor bersama Yayasan WWF Indonesia tanda tangani nota kesepahaman (MoU) sebagai langkah bersama dalam pengelolaan sampah plastik di Kota Bogor secara berkelanjutan. Penandatanganan ini berlangsung di TPS3R Mekarwangi, yang menjadi salah satu lokasi percontohan pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kota Bogor.
Kerja sama ini merupakan lanjutan dari kolaborasi yang telah dibangun sejak 2021 melalui inisiatif Plastic Smart Cities (PSC). Melalui program tersebut, WWF-Indonesia dan Pemerintah Kota Bogor telah bersama-sama mengembangkan pendekatan yang komprehensif untuk mengatasi permasalahan sampah plastik, mulai dari penguatan kelembagaan TPS3R, advokasi kebijakan, edukasi masyarakat, hingga pengurangan timbulan sampah dari sumbernya.
Dalam sambutannya, Wali Kota Bogor, Dedie Abdu Rachim, menegaskan bahwa permasalahan sampah, terutama sampah plastik, tidak dapat diselesaikan hanya oleh pemerintah sendiri. “Diperlukan kerja sama lintas sektor. Kota Bogor berkomitmen memperkuat sistem pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir, termasuk upaya mencegah kebocoran sampah ke sungai dan lingkungan.”
Hal ini sesuai dengan salah satu Program Strategis Pemerintah Kota Bogor yaitu Bogor Sehat. Pemerintah Kota Bogor menargetkan adanya peningkatan pelayanan kebersihan melalui pengembangan dan pengelolaan sampah berbasis wilayah dengan metode 3R, penyediaan armada dan fasilitas pengelolaan sampah yang layak dan memadai sehingga dapat mewujudkan Kota Bogor sebagai kota yang lebih bersih dan minim sampah plastik. Melalui program ini, WWF-Indonesia mendukung program strategis pemerintah Kota Bogor dengan meningkatkan gerakan 3R di pendampingan teknis di tingkat tapak untuk meningkatkan jangkuan layanan pengelolaan sampah plastik.
Selama tahun 2021 hingga saat ini, WWF-Indonesia telah bekerja sama dengan MRF Mekar Wangi, Bank Sampah Bersih Istiqomah, Yayasan Rumah Kedua, Yayasan Rekam Jejak Nusantara, Bank Sampah Kenanga, Bank Sampah Induk Kita, TPS3R Bantar Kemang, Bank Sampah Rangga Mekar, TPS3R Mutiara Bogor Raya, Kertabumi, Mountrash, Waste4Change dan lain-lain. Dengan cara penguatan kelembagaan, pengelolaan dan manajemen. WWF-Indonesia juga melakukan edukasi ke sekolah dan juga Youth Activist untuk mengajak anak muda untuk ikut akftif mengurangi penggunaan sampah plastik.
Pengelolaan sampah dari sumber serta kolaborasi lintas sektor menjadi fondasi penting dalam upaya pengurangan sampah di Kota Bogor. Selama periode 2022–2024, kolaborasi antara Pemerintah Kota Bogor dan WWF-Indonesia melalui program ini mencatatkan pengurangan timbulan sampah plastik mencapai 10.000 ton. Capaian ini merupakan hasil dari peningkatan upaya pengelolaan sampah dari sumber dan kuatnya kolaborasi. Pada masa mendatang, hasil itu sangat perlu dikuatkan dalam sistem perencanaan pengelolaan sampah dan legislasi, serta terwujudnya Smart Environment kota Bogor. PSC berkomitmen untuk mendukung upaya kota Bogor tersebut.
Aditya Bayunanda, CEO WWF-Indonesia, mengatakan. “WWF-Indonesia bekerja untuk mengurangi sampah plastik karena berdampak pada kehidupan satwa liar di alam. Selama empat tahun terakhir, kami membangun model pengelolaan sampah plastik yang terintegrasi, mulai dari pengelolaan sampah dari sumbernya terutama rumah tangga, meningkatkan kapasitas Bank Sampah Unit maupun Bank Sampah Induk, pelibatan partisipasi masyarakat melalui kelembagaan TPS3R, dan pendampingan kebijakan pengelolaan sampah. Sejatinya seluruh kegiatan pengurangan sampah plastik ini, untuk mencegah kebocoran plastik ke alam sehingga berdampak pada kehidupan satwa liar dan keanekaragaman hayati lainnya, kesehatan ekosistem, dan juga kesehatan manusia sebab mikroplastik sudah ditemukan dalam darah manusia”.
Lanjut Aditya,”Penandatanganan MoU hari ini bukanlah titik awal, melainkan lanjutan dari kolaborasi strategis untuk membuat dampak yang lebih luas. Kota Bogor membuktikan bahwa komitmen terhadap lingkungan harus diwujudkan melalui solusi nyata yang menyeluruh dari hulu ke hilir, melalui gerakan No Plastic in Nature”.
Pengelolaan sampah dari sumber serta kolaborasi lintas sektor menjadi fondasi penting dalam upaya pengurangan sampah di Kota Bogor, dan ini menjadi contoh baik bagi kota-kota lain untuk upaya pengurangan sampah plastik. Ke depan, kerja sama ini diharapkan dapat semakin memperkuat sinergi antara Pemerintah Kota Bogor, WWF-Indonesia, dan seluruh pemangku kepentingan terkait. Bersama, kedua lembaga akan terus mengembangkan dan mengimplementasikan solusi inovatif untuk pengelolaan sampah plastik yang berkelanjutan.
Dengan dukungan semua pihak, Kota Bogor berpotensi menjadi pionir dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas yang efektif, sekaligus menginspirasi daerah lain untuk mengikuti jejaknya dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Komitmen berkelanjutan ini menjadi fondasi untuk mewujudkan kota yang bersih, sehat, dan ramah lingkungan bagi generasi mendatang.
**
Informasi lebih lanjut hubungi:
Karina Lestiarsi, Communication Officer WWF-Indonesia | 0852-1816-1683
Tentang Yayasan WWF Indonesia
Yayasan WWF Indonesia adalah organisasi masyarakat madani berbadan hukum Indonesia yang bergerak di bidang konservasi alam dan pembangunan berkelanjutan, dengan dukungan lebih dari 100.000 suporter. Misi Yayasan WWF Indonesia adalah untuk menghentikan penurunan kualitas lingkungan hidup dan membangun masa depan di mana manusia hidup selaras dengan alam, melalui pelestarian keanekaragaman hayati dunia, pemanfaatan sumber daya alam terbarukan yang berkelanjutan, serta dukungan pengurangan polusi dan konsumsi berlebihan. Untuk berita terbaru, kunjungi www.wwf.id dan ikuti kami di X (Twitter) @WWF_ID | Instagram @wwf_id | Facebook WWF-Indonesia | Youtube WWF-Indonesia
Tentang Plastic Smart Cities
Plastic Smart Cities merupakan inisiatif yang diluncurkan oleh World Wide Fund for Nature (WWF) dengan misi untuk menginspirasi dan mendorong kota-kota serta pusat-pusat kegiatan pesisir untuk menghentikan terjadinya kebocoran sampah plastik ke alam pada tahun 2030 dengan kerjasama antara pemangku kepentingan di seluruh dunia.