RIBUAN MAKNA DALAM SEBUAH GAMBAR
Mendapatkan foto harimau sumatera yang sedang melintas di depan kamera otomatis memang menakjubkan, tetapi tidak ada yang bisa mengalahkan foto-foto harimau yang sedang duduk dan terlihat menikmati hidup seperti yang didapat di dua habitat utama harimau yang sudah langka ini, yaitu di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di Lanskap Sumatra Bagian Selatan dan di Suaka Margasatwa Rimbang Baling di Lanskap Sumatra Bagian Tengah.
Pada awal tahun ini, tim riset harimau WWF-Indonesia melanjutkan kegiatan pemantauan harimau Sumatera di Suaka Margasatwa Rimbang Baling. Kali ini tim berkesempatan untuk menyusuri bagian tengah dari kawasan lindung tersebut. Kegiatan pemantauan kali ini dirasa sungguh menantang karena di bagian tengah Rimbang Baling perbukitannya lebih tinggi dan lembahnya lebih curam, namun semua itu terbayar dengan hasil gambar yang diperoleh. Diantara foto-foto harimau yang berhasil diperoleh di Bulan April 2014, sebanyak 26 runtutan foto memperlihatkan seekor harimau yang sedang berjalan dengan pelan, kemudian mengendus tanah dan akhirnya duduk tepat di depan kamera. Terlihat pula bahwa harimau tersebut sedang membersihkan badannya dengan menjilati bagian tubuhnya. Perilaku harimau yang seperti itu dapat kita jumpai di kebun binatang atau taman safari, akan tetapi momen tersebutsangat jarang terekam di alam bebas.
Di Sumatra bagian selatan, tim riset kami di Bukit Barisan Selatan juga mendapatkan foto-foto yang serupa melalui kamera otomatis yang target utamanya adalah untuk mendapatkan foto Badak Sumatera. Harimau yang teridentifikasi sebagai betina tersebut sangatlah ceria dan aktif, dia menghabiskan 3 menit dari waktunya untuk mengamati kamera dan berhasil mendapatkan lembaran informasi yang terpasang di kamera untuk dipakainya bermain. Seluruh aktivitas harimau tersebut terekam di 19 runtutan foto pada Bulan November 2012 di siang hari.
Suaka Margasatwa Rimbang Baling dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan merupakan dua dari sedikit tempat yang aman yang masih tersisa untuk satwa liar di Sumatra, termasuk harimau sumatera, anak jenis harimau terakhir di Indonesia . Namun keberadaan kedua wilayah tersebut masih belum aman dari ancaman berupa minimnya pengelolaan dari pihak otoritas, fragmentasi habitat karena pembangunan infrastruktur (contoh jalan yang melewati kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan), perburuan terhadap harimau dan satwa mangsanya, serta ekspansi wilayah perkebunan dan Hutan Tanaman Industri.
Pada tahun 2010, kita merayakan Hari Harimau Sedunia untuk yang pertama kalinya, menandai komitmen global dan terutama komitmen 13 negara distribusi harimau, untuk tidak hanya melestarikan populasi harimau yang tersisa, tetapi melipatgandakan populasinya pada tahun 2022. Foto-foto harimau sumatera yang terekam santai di depan kamera otomatis seakan menyampaikan kepada kita semua, bahwa di dalam kawasan hutan yang bebas dari perambahan, pembalakan liar, dan perburuan, harimau dapat menikmati hidup dan berkembang biak dengan pesat. Perlindungan yang memadai, pengelolaan yang efektif dan dukungan dari berbagai pihak- merupakan bentuk implementasi dari komitmen pemerintah yang diucapkan pada 2010 lalu, agar dalam waktu delapan tahun yang akan datang, populasi harimau sumatera akan berlipat ganda.
Selamat Hari Harimau Sedunia yang ke-5!