PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI DAS KOTO PANJANGAN
Seorang guru menjelaskan bagaimana ia terpilih oleh komite luar angkasa untuk berpartisipasi dalam suatu perjalanan terheboh di dalam sejarah hidup manusia dengan pesawat luar biasa besar yang mampu menjelajahi jarak yang tidak dapat dibayangkan. Perjalanan ini akan menempuh jarak 6.000 tahun dengan diameter pesawat sepanjang 5 km. Pilot dalam pesawat ini juga sudah diatur, semuanya sudah tersedia untuk perjalanan tersebut. Gravitasi dalam pesawat tersebut sama dengan di Bumi. Anda hanya akan menggunakan teknologi yang sudah Anda kenali dan akan memperoleh akses energi solar panel sepanjang perjalanan. Apa yang akan Anda usulkan untuk dibawa?
Pertanyaan tersebut muncul dalam kegiatan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan di Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu, yang diselenggarakan oleh pemerintah Desa Tanjung bekerja sama dengan WWF-Indonesia. Ini merupakan salah satu metode yang diberikan oleh fasilitator dalam pelatihan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB). Materi tersebut mampu merangsang peserta pelatihan untuk berpikir kritis, mencari solusi dari setiap permasalahan yang ada.
Pertanyaan yang disampaikan di atas didiskusikan oleh para guru secara berkelompok. Setiap kelompok diminta untuk menggambarkan barang-barang apa saja yang akan dibawa dalam misi pesawat luar angkasa tersebut. Hasil kerja kelompok dituangkan dalam sebuah gambar pesawat terbang lengkap dengan barang-barang yang akan dibawa. Setiap kelompok mengirimkan perwakilan untuk bercerita di depan forum tentang barang-barang yang akan dibawa dalam misi tersebut. Ada yang membawa makanan, pohon durian, sayur-sayuran, perlengkapan pribadi, kosmetik, dan berbagai fasilitas yang dibawa dalam pesawat tersebut. Menarik sekali.
“Kami membawa ternak, tumbuhan, juga sanak saudara. Karena perjalanan ini sangat lama, kami membawa anggota keluarga, juga sekolah,” terang Deswanti, salah seorang perwakilan guru SDN 02 Desa Tanjung.
Muhammad Iqbal dari kelompok lain menambahkan, “Kelompok kami membawa bibit pohon durian, karet, bibit sayur, dan tanaman lainnya karena kami menganalogikan sedang melakukan perjalanan seperti di Bumi,” jelas Iqbal.
Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari, 9-11 Oktober 2018, tersebut diikuti oleh guru-guru sekolah yang ada di Desa Tanjung. Sejumlah 24 guru perwakilan sekolah yang terdiri dari SD, SMP, MTS, SMA, MA, dan perwakilan Koordinator Wilayah Bidang Pendidikan Kecamatan Koto Kampar Hulu mengikuti kegiatan dengan antusias. Hari pertama kegiatan diawali dengan penyampaian materi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar dan perwakilan WWF-Indonesia.