PENANAM MANGROVE DI SALURAN AIR TAMBAK KELOMPOK PHRONIMA SUPPA
Oleh: Zulkarnain (Fasilitator AIP Budi Daya Udang Pinrang)
Salah satu penyangga alam yang dapat mengurangi dampak perubahan iklim di pesisir pantai, hutan mangrove bisa bertahan hidup di daerah yang cukup ekstrim, yakni daerah pasang surut air laut. Mangrove yang mempunyai peran yang sangat penting dalam ekosistem pesisir, juga menjadi habitat penting bagi beberapa makhuluk hidup. Mangrove yang dimanfaatkan ikan sebagai nursery ground atau tempat merawat anakan ikan, memiliki fungsi ekologis dan ekonomis yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Untuk mengurangi abrasi pada pematang tambak dan menetralisir air laut yang keluar masuk tambak dari kandungan yang bersifat racun, pada 4 Oktober lalu telah dilakukan penanaman mangrove di saluran air tambak milik anggota Kelompok Phronima. Fasilitator lokal bersama Kelompok Phronima Suppa serta mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), Jurusan Perikanan, Universitas Hasanuddin, berupaya untuk mengembalikan kawasan mangrove pada areal pertambakan di. Desa Tasiwalie, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang.
Hal ini juga disebabkan karena semakin maraknya pembukaan lahan budi daya di pesisir pantai yang membuat keberadaan hutan mangrove semakin terkikis. Dengan berkurangnya mangrove di sekitar areal pertambakan secara tidak langsung mempengaruhi produksi hasil budi daya petambak Kelompok Phronima. Sebab, bahan organik sisa budi daya pada siklus sebelumnya tidak tereduksi, baik pada tanah maupun yang terikut pada air. Kurangnya kegiatan penyegaran terhadap tanah dasar tambak berupa pengeringan dikhawatirkan akan terjadi penumpukan dan menghasilkan unsur beracun di dalam tanah.
Dengan harapan untuk terus melestarikan mangrove yang ada di sekitar tambak dan juga pesisir pantai, maka pada 15 Oktober kemarin dilakukan kembali penanaman 200 bibit mangrove di saluran tambak yang dikelola oleh H. Jamal di Kelurahan Pallameang, Kecamatan Mattirosompe, Kabupaten Pinrang bersama mahasiswa Universitas Hasanuddin dan mahasiswa Wageningen University.
Hijaukan Tambak dengan Menanam Mangrove
Kini petambak sudah semakin sadar akan pentingnya mangrove di kawasan tambaknya. Hal ini terlihat dari adanya aktivitas penanaman mangrove yang dilakukan petambak di lokasi masing-masing. Bibit mangrove mereka peroleh dari usaha pembibitan mangrove sekitar kawasan atau dengan mengambil langsung dari pohonnya atau buah yang sudah jatuh.
Penanaman mangrove sebagai langkah taktis untuk perbaikan kualitas perairan tambak mendorong mahasiswa untuk menghijaukan kembali areal petambakan. Selain penanaman mangrove itu sendiri, dilakukan pula identifikasi luas mangrove serta jenis mangrove yang berada di pinggir pantai dan sebagian kecil di saluran air. Selain itu, mahasiwa bersama petambak Kelompok Phornima melakukan pembelajaran pengelolaan kelompok, penerapan BMP Budi daya Udang Vannamei, peningkatan kapasitas melalui kelas vannamei dan Forum Group Discussion (FGD) serta melakukan analisis laboratorium terhadap kualitas air menggunakan metode titrasi.
Mangrove yang sudah ditanam di saluran air tambak akan dirawat oleh petambak dan masyarakat sekitar. Sebagai insiator dalam pengawalan keberadaan mangrove serta rehabilitasi saluran air dan bantaran pantai, WWF-Indonesia akan tetap mendorong kajian penting mangrove melalui kebijakan pengawalan daya dukung lingkungan sekitar tambak.