PEMBANGUNAN BAK MINUM DAN KOLAM MANDI GAJAH DI WAY KAMBAS
Oleh: Natalia Trita Agnika
Bak minum berukuran 1 x 3 meter nampak berjajar di Pusat Konservasi Gajah (PKG) Way Kambas, Lampung. Sejak awal Februari lalu, pembangunan bak minum untuk gajah-gajah yang ada di PKG Way Kambas telah dilakukan. Dari ukurannya, bak minum tersebut diperuntukkan bagi anak gajah. Sekitar 16 unit bak minum telah selesai dibangun. Di sisi lain, dibangun pula menara yang dilengkapi tandon air berkapasitas 2.000 liter yang dapat mengalirkan air ke-16 bak minum tersebut.
Terima kasih kepada Suporter WWF-Indonesia yang selama ini setia mendukung upaya konservasi gajah melalui program donasi yang ada. Perbaikan fasilitas dalam meningkatkan kualitas hidup gajah di PKG Way Kambas dapat dilakukan berkat dukungan Suporter WWF-Indonesia dan kerja sama dengan Balai Taman Nasional Way Kambas.
Dalam acara peresmian bak air minum gajah di Way Kambas pada Jumat (06/04), Yob Charles, Project Leader BBS, Sumatra & Borneo WWF-Indonesia mengatakan bahwa 16 bak air minum tersebut dapat memenuhi kebutuhan 20 individu anak gajah. “Sebelumnya tidak ada fasilitas bak minum air khusus untuk anak gajah. Sumber air minum dulunya berasal dari kolam mandi gajah,” jelas Yob.
Selain pembangunan bak minum untuk anak gajah, dukungan Suporter WWF-Indonesia juga akan membiayai pelaksanaan pembersihan kolam gajah yang akan dilaksanakan pada Mei hingga Juni mendatang. Kolam gajah seluas 2.000 m2 itu dapat menampung 67 individu gajah. Perbaikan, perawatan, dan pembersihan kolam gajah terakhir dilakukan pada awal tahun 2017. Kolam tersebut dipenuhi oleh kotoran gajah, teridentifikasi banyak bakteri dan patogen sehingga dapat berdampak negatif bagi kesehatan gajah.
WWF-Indonesia membantu penyediaan dan perbaikan kolam-kolam air serta mendorong penguatan pemeliharaan dan peningkatan kualitas hidup gajah di PKG Way Kambas untuk memberikan dukungan terhadap kesejahteraan satwa. Hal tersebut juga sebagai model dalam mendorong pemerintah untuk memenuhi standar dalam pengelolaan PKG di Way Kambas. Beberapa gajah terlatih dari Way Kambas telah membantu melakukan tugas mitigasi konflik antara gajah dan manusia di Tanggamus, Lampung, pada akhir 2017 silam.
Chicco Jerikho, sebagai salah satu figur publik yang mendukung pelestarian gajah turut hadir meresmikan bersama pengelola Taman Nasional Way Kambas. Kepada awak media yang hadir, Chicco mengumumkan kesertaannya dalam London Marathon untuk menyuarakan kelestarian Gajah Sumatera. Ia mengajak publik untuk mendukung Virtual Elephantastic Run dan bersama-sama membantu memberikan solusi bagi masyarakat yang hidup berdampingan dengan Gajah Sumatera.
Donasi yang terkumpul melalui Virtual Elephantastic Run akan digunakan untuk menanam tanaman pakan gajah dan tanaman penghalang sehingga gajah tidak akan keluar dari habitatnya di Peusangan, Aceh. Dengan demikian, gajah dan masyarakat dapat hidup harmonis berdampingan serta terhindar dari konflik.
Selain mengumumkan kesertaannya di London Marathon, Chicco juga berkesempatan menjumpai gajah-gajah yang ada di Way Kambas. Ia berjumpa dengan gajah Erin yang belalainya putus karena terkena jerat pemburu. Di akhir kegiatan, Chicco kembali mengungkapkan pentingnya berbagi ruang antara gajah dan manusia.