MULUNG CILIWUNG: AKSI NYATA UNTUK KURANGI SAMPAH SUNGAI SILIWANGI
Air adalah sumber kehidupan. Ketersediaannya merupakan hal mutlak yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup di muka Bumi ini. Meski secara fisik jumlah air di Bumi sangat banyak, namun hanya sedikit yang bisa dimanfaatkan. Salah satu sumber air penting adalah sungai yang ada di sekitar kita.
Sungai memiliki peran penting dalam perkembangan peradaban manusia. Sebagai contoh, beberapa peradaban awal di dunia berlokasi dekat dengan sungai, misalnya peradaban Mesopotamia yang terletak di antara Sungai Efrat dan Tigris, juga peradaban Mesir kuno yang kita ketahui berbasis di sekitar Sungai Nil, Cina Kuno dengan Sungai Kuning, dan India dengan Sungai Indus. Selain sebagai sumber air yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia, sungai juga sebagai hal mendasar yang menggerakkan pertumbuhan sosial dan ekonomi.
Saat ini kondisi beberapa sungai di Indonesia sangat memprihatinkan. Data menunjukkan bahwa 82% sungai di Indonesia dalam keadaan rusak dan 52 sungai strategis di Indonesia dalam keadaan tercemar. Salah satu sungai dengan kondisi yang cukup memprihatinkan adalah Sungai Ciliwung. Sungai yang melintasi kota Jakarta dan berhulu di kawasan Puncak, Bogor, ini menghadapi tekanan dan pencemaran yang memprihatinkan. Data tahun 2017 menunjukkan bahwa dalam kondisi normal, sekitar 300 ton sampah terakumulasi per harinya di Sungai Ciliwung. Sampah yang menumpuk tidak hanya di bantaran sungai saja, namun juga di badan/aliran sungai.
Hal itulah yang mendorong WWF-Indonesia bersama-sama dengan relawan HSBC, relawan KPC (Komunitas Peduli Ciliwung), relawan dari beberapa komunitas lain yang ada, instansi terkait, dan masyarakat secara luas untuk melakukan aksi nyata “Mulung Ciliwung” pada Minggu (16/09). Para relawan dan publik terjun langsung ke sungai dan memungut sampah-sampah yang bisa didaur ulang.
Berlokasi di salah satu segmen Sungai Ciliwung, tepatnya di sekitar daerah Sempur, Bogor, kegiatan “Mulung Ciliwung” ini dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan sampah di Sungai Ciliwung, mengurangi pencemaran yang ada di Sungai Ciliwung akibat sampah, menjaga kelestarian Sungai Ciliwung, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan kepedulian terhadap lingkungan, khususnya sungai dan menjaga sungai sebagai sumber air bagi masyarakat.
Kegiatan “mulung” ini terasa spesial karena dilakukan sekaligus dalam rangka memperingati “World Clean Up Day” yang diperingati setiap 15 September, serta juga sebagai rangkaian kegiatan menuju “World River Day” yang diperingati setiap 30 September. Terasa tambah spesial lagi karena selain diikuti oleh staf WWF dan HSBC, kegiatan ini juga diikuti oleh perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor, yang dihadiri oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor dan tim yang sekaligus melakukan sosialisasi Peraturan Walikota Bogor Nomor 61 Tahun 2018 terkait Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik. Berdasarkan peraturan tersebut, mulai 1 Desember 2018 seluruh toko modern dan pusat perbelanjaan dilarang menyediakan kantong plastik. Kegiatan “mulung” dihadiri pula oleh rekan-rekan relawan dari BPBD Kota Bogor, relawan Bogor Ciliwung Community/KPC Bogor, relawan dari WWF dan Panda Mobile, serta dari masyarakat umum yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Kegiatan “Mulung Ciliwung” ini juga ditayangkan melalui Facebook Live Streaming Kelas IPA (Ilmu Pengetahuan Air) Episode 2 yang dipandu oleh Anya (relawan WWF). Selain mengupas tentang kondisi dan alasan kenapa dipilih Sungai Ciliwung, acara bincang-bincang tersebut juga meminta pendapat dari relawan yang hadir dari berbagai komunitas terkait kesan dan pesan mereka selama mengikuti kegiatan “Mulung Ciliwung”.
Aksi “Mulung Ciliwung” yang dilakukan para relawan telah berhasil mengumpulkan 132 karung sampah. Sekarung sampah diperkirakan beratnya 30-50 kg sehingga perkiraan total berat rata-rata sampah yang telah dikumpulkan oleh para relawan adalah sekitar 5.280 kg. Truk Dinas Lingkungan Hidup harus kembali tiga kali untuk mengumpulkan karung sampah karena jumlah besar yang telah dikumpulkan. Sementara petugas Dinas Lingkungan Hidup menumpuk karung di atas truk, semua relawan berkumpul di lapangan untuk mengikuti permainan edukatif yang diikuti dengan santap siang bersama dari Fish n Blues.
Saatnya kita lakukan aksi nyata, mulai dari diri kita sendiri dan lingkungan sekitar kita. Tanpa disangka, aksi mulung bersama di Sungai Ciliwung yang singkat ini telah berhasil mengangkat sebanyak kurang lebih 5,2 ton sampah dari Sungai Ciliwung. Jangan lupa, ikuti aksi Mulung Ciliwung pada bulan berikutnya. Informasi lengkap akan diumumkan melalui media sosial WWF-Indonesia.