MENUJU XPDC KEI 2018
Oleh: Siti Yasmina Enita
Kei atau Kai adalah nama sebuah kepulauan di Indonesia Timur, tepatnya di Kabupaten Maluku Tengggara, Provinsi Maluku. Kepulauan Kei sendiri terdiri dari beberapa pulau seperti Kei Besar, Kei Kecil, Tanimbar Kei, Kei Dulah dan yang lainnya. Pada tahun 2016, kawasan Kei Kecil seluas 150.000 ha telah ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau Pulau Kecil (KKP3K) Pulau Kei Kecil, Pulau-Pulau dan Perairan Sekitarnya melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 6/KEPMEN-KP/2016.
Keunikan dari Pulau Kei Kecil adalah terdapat fenomena ‘Meti Kei’, yaitu terjadinya surut terendah yang terjadi selama 2 bulan (Oktober-November) per tahun. Ekosistem laut pulau ini juga memiliki peran krusial bagi sektor perikanan dan beberapa hewan laut eksotik seperti penyu, manta dan dugong. Selain itu, pulau ini dikenal sebagai tempat pakan khususnya bagi Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea), serta merupakan jalur kunci migrasi beberapa spesies paus.
Tim WWF-Indonesia bekerja sama dengan Reef Check Indonesia mengadakan XPDC Kei Kecil pada 28 September - 10 Oktober 2015 untuk mengumpulkan data dasar (baseline). Tim ekspedisi melakukan pengamatan ekologi di 37 titik yang tersebar baik di dalam maupun di luar KKP3K Pulau Kei Kecil, Pulau-Pulau, dan Perairan Sekitarnya. Hasil monitoring menunjukan bahwa Kei Kecil memiliki karakteristik terumbu karang yang beragam seperti slope (lereng), wall (tebing), dan flat (datar).
Hasil ekspedisi menunjukkan bahwa kawasan konservasi, baik di zona larang tangkap maupun di zona pemanfaatan didominasi oleh karang keras, yaitu berturut-turut 37% dan 27%. Namun, pecahan karang juga ditemukan di area pengamatan dengan tertinggi ditemukan di luar kawasan konservasi, yaitu sebesar 40%. Pecahan karang merupakan indikator stabilitas substrat dasar perairan yang ditunjukkan dengan persentase pecahan karang yang telah mati. Substrat jenis ini tidak cocok untuk penempelan planula (anakan) karang, karena tidak stabil (Clark and Edward, 1999).
Zona pemanfaatan memiliki nilai rata-rata kelimpahan dan biomassa ikan tertinggi, yaitu berturut-turut sebesar 2709 ind/ha dan 2709 kg/ha. Luar kawasan konservasi memiliki rata-rata kelimpahan sebesar 1494 ind/ha dan biomassa sebesar 1494 kg/ha, sedangkan zona larang tangkap memiliki rata-rata kelimpahan sebesar 694 ind/ha dan biomassa sebesar 694 kg/ha. Famili ikan karnivora memiliki nilai kelimpahan dan biomassa yang lebih tinggi daripada famili ikan herbivora di zona pemanfaatan dan luar kawasan konservasi, namun hal sebaliknya terjadi di zona larang tangkap.
Dalam rangka melihat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi ini, WWF-Indonesia bersama Dinas Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara dan Fisheries Diving Club-Institut Pertanian Bogor akan melakukan pendataan rutin setelah 3 tahun dalam kegiatan XPDC Kei pada tanggal 18-29 Oktober 2018 mendatang. Lokasi pengamatan sebanyak 37 titik mengacu pada XPDC Kei tahun 2015. Tujuan dari XPDC Kei ini adalah untuk mengobservasi status kesehatan terumbu karang, melihat tren perubahan dari kondisi ekosistem terumbu karang di dalam dan di luar KKP3K Pulau Kei Kecil, Pulau-Pulau, dan Perairan Sekitarnya. Serta memberikan rekomendasi yang adaptif kepada pengelola kawasan untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan.
Tahun ini, ekspedisi tidak hanya dilaksanakan di Kei Kecil, tapi juga di Kei Besar yang merupakan kerja sama antara Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Daerah Kab. Maluku Tenggara, FDC-IPB, da WWF Indonesia. Pengumpulan data dasar (baseline) di Kei Besar difokuskan pada 13 titik sisi Timur dari tanggal 3-18 November 2018. Tujuannya adalah untuk mengetahui potensi perikanan dan kelautan di pesisir Timur, mengeksplorasi keindahan bawah air di pesisir Timur, memetakan kawasan di sekitar pesisir Timur, mengenal kehidupan masyarakat di pesisir Timur, serta menumbuhkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan pesisir Timur.
Pembukaan dan Workshop XPDC Kei akan dilaksanakan tanggal 19-20 Oktober 2018 mendatang di Kantor Kei WWF-Indonesia. Tujuan dari workshop ini adalah untuk memaparkan status kesehatan ekosistem terumbu karang di perairan Pulau Kei Kecil berdasarkan hasil RHM tahun 2015, serta untuk menyamakan persepsi tim pengambil data terkait metode pengambilan data. Workshop ini akan dihadiri oleh Dinas Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara, Kepala Dinas Badan Penelitian dan Pengembangan, Dinas Lingkungan Hidup dan Perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku di Gugus Pulau VIII.