OPTIMALISASI PENGELOLAAN SAMPAH: AKSI KOLABORATIF BERSAMA PARA MITRA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT
Kegiatan diseminasi dan penyusunan rencana aksi berdasarkan Kajian timbulan sampah berdasarkan metode SNI 19-3964-1994 di Kabupaten Manggarai Barat merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menyebarluaskan hasil kajian timbulan sampah serta merancang rencana aksi ke depan. Kegiatan ini berlangsung pada 20 Juni 2024 dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan pemerintah daerah, organisasi masyarakat, serta pegiat lingkungan. Dalam kegiatan ini, data dan temuan dari kajian timbulan sampah yang telah dilakukan sebelumnya yaitu, pada tanggal 28 Februari – 8 Maret 2024 dipresentasikan secara rinci kepada jajaran dan staf Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Manggarai Barat.
Kegiatan dimulai dengan pembukaan oleh Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Manggarai Barat, Frederikus K Dahur, yang menggarisbawahi hasil kajian. "Sekitar 33 ton sampah per hari dihasilkan dari pemukiman dan non-pemukiman, dan sekitar 20 ton diangkut ke TPA Warloka Pesisir," kata Frederikus K Dahur. "Terdapat tantangan-tantangan yang harus dihadapi, maka dari itu, kita semua penting untuk bekerja sama di masa depan untuk mengelola dan menangani sampah berdasarkan data kajian ini. Perlu diingat, ada lima aspek penting dalam penanganan sampah, yaitu aspek hukum atau peraturan, aspek kelembagaan, aspek operasional, dan aspek partisipasi masyarakat."
Pemateri, Faryda Veronica Lama Koly, menyampaikan hasil penelitian timbulan sampah yang menjadi dasar acara ini dengan menggunakan metode Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-3964-1994. Penggunaan Metode SNI sudah diakui dan diterapkan secara luas di Indonesia, sehingga hasil kajian lebih mudah dibandingkan dan digunakan oleh berbagai pihak selain itu, metode ini dirancang dengan mempertimbangkan kondisi dan karakteristik lokal Indonesia, sehingga lebih relevan dan akurat dalam mengukur timbulan sampah di berbagai daerah, komprehensif dan sistematis dengan panduan yang lengkap, kemudahan implementasi dan data yang dihasilkan dari metode SNI 1994 dapat digunakan sebagai dasar penyusunan kebijakan publik terkait pengelolaan sampah, sehingga mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik dan berbasis data.
Metode tersebut mencakup pengukuran dan analisis komposisi serta jumlah sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga dan non-rumah tangga (kapal, restoran/kafe/rumah makan, hotel, pasar, dan toko) di Kabupaten Manggarai Barat. Hasil kajian ini mengidentifikasi berbagai jenis sampah yang dominan di wilayah tersebut, termasuk sampah organik, plastik, dan kertas. Informasi yang diperoleh menjadi dasar penting dalam penyusunan strategi pengelolaan sampah yang lebih efektif dan efisien.
“Dalam kajian timbulan sampah dengan metode SNI, ditemukan selisih 12,06 ton sampah yang tidak masuk ke TPST. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk belum ter samplingnya semua jenis sampah non-perumahan seperti sampah dari sekolah, kantor, atau rumah ibadah, sehingga timbulan sampah bisa lebih tinggi dari yang terdata,” ungkap bu Faryda.
Selain itu, sampah organik sebagian besar dialihkan ke Pusat Daur Ulang dan sisa makanan digunakan sebagai pakan ternak. Beberapa komunitas aktif mendukung upaya pengurangan sampah yang masuk ke TPST, termasuk Bajo Bersih Sejahtera (BBS), Nomad Plastic, KSU Sampah Komodo, Kole Project, dan Indonesia Waste Platform. Namun, masih ada beberapa wilayah yang belum terlayani oleh sistem pengangkutan sampah.
Dalam sesi diseminasi, para peserta diberikan penjelasan mendalam mengenai metodologi penelitian, hasil yang telah dicapai, dan implikasi dari temuan tersebut terhadap kebijakan pengelolaan sampah. Diskusi interaktif juga diadakan untuk mengeksplorasi solusi praktis yang dapat diterapkan. Peserta diajak untuk memberikan masukan dan bekerja sama dalam merancang rencana aksi yang realistis dan berkelanjutan.
Beberapa masukan dari peserta di antaranya Kampanye intensif tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan dampaknya terhadap lingkungan, Program edukasi di sekolah-sekolah dan komunitas untuk mengajarkan praktik pemilahan sampah sejak dini, Optimalisasi rute pengumpulan sampah untuk mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi, Penegakan peraturan tentang pengelolaan sampah, dan pemberian reward bagi masyarakat atau sekolah-sekolah yang mengurangi timbulan sampah.
Rencana aksi yang disusun pada kegiatan ini mencakup berbagai inisiatif, termasuk peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah, pengembangan infrastruktur pengelolaan sampah, dan pelibatan komunitas dalam program daur ulang. Fokus utama dari rencana aksi ini adalah untuk mengurangi timbulan sampah di sumbernya serta meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah melalui pendekatan yang holistik dan partisipatif. Selain itu, dukungan teknis dan pendanaan dari Yayasan WWF Indonesia diharapkan dapat mempercepat implementasi dari rencana-rencana yang telah disusun. Yayasan WWF Indonesia memberikan rekomendasi dalam tindak lanjut penyusunan rencana aksi yaitu membentuk atau restrukturisasi tim pelaksana yang terdiri dari perwakilan berbagai stakeholder untuk memastikan implementasi rencana aksi tersebut, mengalokasikan anggaran yang cukup untuk program-program pengelolaan sampah, termasuk pengadaan infrastruktur dan peralatan dari dana pemerintah, sektor swasta dan lain sebagainya, dan mendorong partisipasi aktif dari masyarakat dalam program-program pengelolaan sampah melalui skema gotong royong atau program komunitas.
Kegiatan ini merupakan langkah awal yang signifikan dalam upaya pengelolaan sampah di Kabupaten Manggarai Barat. Melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi non-pemerintah seperti Yayasan WWF Indonesia, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan baru tetapi juga mendorong aksi nyata yang berdampak positif bagi kelestarian lingkungan di Manggarai Barat.