MENUJU PENGELOLAAN HUTAN LESTARI, SEPULUH HPH BERGABUNG DENGAN THE BORNEO INITIATIVE
JAKARTA - Hari ini sepuluh pemilik konsesi hutan dengan luas area lebih dari 500.000 hektar di Kalimantan bergabung dengan The Borneo Initiative (TBI) dan berkomitmen untuk memperoleh sertifikat Forest Stewardship Council (FSC) untuk pengelolaan hutan yang lestari. Bergabungnya sepuluh perusahaan tersebut menambah jumlah anggota TBI menjadi 27 perusahaan sejak pendiriannya pada 2010, dan menggenapkan total konsesi hutan yang dalam proses mendapatkan sertifikasi FSC menjadi total seluas 3 juta hektar.
“Kami menyambut upaya yang dilakukan oleh The Borneo Initiative untuk mendorong pengelolaan hutan secara lestari di Indonesia”, ujar Iman Santosa, Dirjen Bina Usaha Kehutanan, Kementerian Kehutanan RI.
“Inisiatif ini merupakan langkah maju dan sangat sejalan dengan komitmen Pemerintah RI terhadap konservasi dan pengelolaan hutan yang lestari, khususnya dengan ditetapkannya 45 persen wilayah pulau Kalimantan sebagai paru-paru dunia.”
”WWF-Indonesia menyambut baik dan merasa bangga menjadi bagian dari inisiatif ini, karena lebih dari 85 persen atau sekitar 480.000 hektar lahan konsesi yang baru saja menjadi anggota TBI berada di dalam dan sekitar Heart of Borneo. Hal ini merupakan tahapan yang sangat penting dalam pengelolaan hutan lestari dan menunjukkan peranan penting sektor bisnis dalam mempromosikan ekonomi hijau di salah satu wilayah kerja terpenting WWF,” jelas CEO WWF-Indonesia Dr. Efransjah.
“Pemerintah Indonesia dalam proses menetapkan Heart of Borneo sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN), dimana pertumbuhan ekonomi dan segala bentuk kegiatannya harus seimbang dengan daya dukung lingkungan. Oleh karena itu sektor kehutanan sangat penting untuk menjamin implementasi praktek pengelolaan hutan yang bertanggung jawab di kawasan Heart of Borneo,” kata Ir. Hartono, M.Sc, Wakil Ketua Kelompok Kerja Nasional Heart of Borneo. “Kegiatan hari ini juga sejalan dengan Peraturan Presiden No. 3 / 2012 yang baru saja dikeluarkan mengenai Rencana Tata Ruang Kalimantan, yang mengalokasikan 45% wilayahnya untuk konservasi keragaman hayati dan perlindungan kawasan.”
Hanya setahun setelah The Borneo Initiative beroperasi, tiga hutan konsesi memperoleh sertifikat FSC, dengan cakupan wilayah kelola sebesar 429.460 hektar hutan alam. Tiga konsesi bersertifikat FSC ini adalah PT. Suka Jaya Makmur (171,340 Ha), PT. Narkata Rimba (41.540 Ha) dan PT Sarpatim (216.550 Ha). Suksesnya sertifikasi FSC ini merupakan hasil kolaborasi antar organisasi seperti TBI (The Borneo Initiative), APHI (Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia), TFF (Tropical Forest Foundation), Inisiatif GFTN (Global Forest and Trade Network) WWF-Indonesia, TNC (The Nature Conservancy), dan FFI (Flora Fauna Indonesia).
Hans Widjajanto, Presiden Direktur PT Sarpatim menyatakan, “Ekspor sangat penting bagi bisnis kami, dan jaringan internasional kami ingin memperoleh kepastian bahwa mereka mempergunakan kayu dari produsen yang bertanggung jawab sehingga dapat menghindari permasalahan larangan impor. Sertifikasi FSC juga sangat logis bagi bisnis; dengan diperolehnya sertifikat FSC kami dapat membangun ikatan yang lebih kuat dengan konsumen untuk menghadapi persaingan harga.”
##SELESAI##
Untuk informasi lebih lanjut,
- Rizal Bukhari, The Borneo Initiative’s Director Office, Indonesia , bukhari@theborneoinitiative.org
- Wisnu Rusmantoro, WWF-Indonesia’s National Coordinator of Heart of Borneo Program, wrusmantoro@wwf.or.id
Catatan Redaksi:
Tentang The Borneo Initiative
The Borneo Initiative adalah yayasan non-profit yang berbasis di Belanda, dan mendedikasikan diri untuk memperlambat laju degradasi dan hilangnya tutupan hutan di kawasan tropis, dengan fokus perhatian di kawasan Borneo. Dengan kantor di Belanda dan Jakarta, bantuan yang diberikan berfokus pada konsesi hutan yang mengelola hutan alam melalui pengelolaan hutan lestari sesuai dengan kaidah dan prinsip Forest Stewardship Council (FSC). The Borneo Initiative memperoleh sumber pendanaan dari sektor swasta-termasuk perusahaan konstruksi the Royal BAM Group NV dan Bouwfonds Property Development serta sejumlah asosiasi perumahan, dan konsumen kayu Indonesia yang tidak kalah pentingnya. Sebagai tambahan, pendanaan diperoleh dari Pemerintah Belanda (Dutch Sustainable Trade Initiative, IDH) dan organisasi sosial. www.theborneoinitiative.org
Tentang Heart of Borneo
Heart of Borneo (HoB) merupakan inisiatif Brunei Darussalam, Indonesia, dan Malaysia berdasarkan prinsip konservasi dan pembangunan berkelanjutan untuk hutan tropis dataran tinggi di Borneo. Inisiatif HoB bertujuan untuk menjaga dan memelihara kelestarian salah satu hutan terbaik Borneo yang masih tersisa, untuk kesejahteraan generasi sekarang dan masa datang. Jantung Kalimantan adalah wilayah Indonesia dalam Heart of Borneo. Pada 12 Februari, 2007, pemerintah Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia mendeklarasikan komitmen untuk menjaga dan mengelola kawasan HoB secara lestari. Kawasan ini meliputi kurang lebih 23 juta hektar hutan yang terhubung secara ekologis di tiga negara. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi www.heartofborneo.or.id
Tentang WWF-Indonesia
WWF-Indonesia adalah organisasi independen yang menjadi bagian dari jaringan WWF dan afiliasinya serta merupakan organisasi konservasi global yang beroperasi di lebih dari 100 negara di dunia. Visi WWF-Indonesia adalah keberlanjutan keragaman hayati Indonesia untuk kesejahteraan generasi sekarang dan masa depan. Misi WWF-Indonesia termasuk: mempromosikan etika konservasi yang kuat; kesadaran serta aksi nyata masyarakat Indonesia; memfasilitasi para pihak untuk melindungi keragaman hayati dan proses ekologi dalam skala eko-regional; untuk mengadvokasi kebijakan, peraturan dan penerapan hukum yang mendukung upaya konservasi; serta mendorong upaya konservasi yang mendukung pencapaian kesejahteraan masyarakat melalui sumberdaya alam yang lestari. www.wwf.or.id