MENELAAH DAMPAK SOSIAL KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH
Oleh Nara Wisesa
WWF-Indonesia bekerjasama dengan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Universitas Negeri Papua (Unipa) Manokwari, dan WWF-US, pada Pada 25 – 29 Agustus lalu mengadakan Lokakarya Pelatihan Tata Cara Pemantauan Dampak Sosial Ekonomi, di Hotel Greenia, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Kegiatan ini diadakan sebagai pendahuluan dari pemantauan dampak sosial ekonomi dari pembentukan Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Alor dan Flores Timur di Bentang Laut Sunda Banda, yang akan dilakukan oleh Undana dengan dukungan dari WWF-Indonesia pada September hingga November mendatang. Pemantauan ini akan menggunakan tata cara yang sebelumnya telah diterapkan oleh Unipa dalam pemantauan dampak sosial ekonomi dari kawasan-kawasan konservasi dan perlindungan laut di Bentang Laut Kepala Burung di Papua.
Dengan penerapan tata cara yang standar,diharapkan data yang dikumpulkan di kedua bentang laut ini dapat dibandingkan untuk mengetahui dampak dari pembentukan kawasan konservasi dan perlindungan laut. Informasi ini ke depannya diharapkan akan berguna dalam mengukur dampak sosial ekonomi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai efektivitas pembentukan kawasan konservasi laut di Indonesia.
Pelatihan yang diberikan mencakup tata cara pengumpulan informasi, yaitu wawancara informan kunci dan perwakilan organisasi masyarakat, survei rumah tangga, dan diskusi kelompokfokus (FGD), dengan menggunakan seperangkat kuesioner yang disiapkan oleh WWF-Indonesia. Setelah mendapatkan pelatihan dan berbagi pengalaman dengan pelatih dari Unipa, Tim Undana kemudian melakukan praktek lapangan menggunakan metodologi tersebut di Desa Tablolong, Kecamatan Kupang Barat. Setelah praktek lapangan, Tim Undana juga mendapatkan pelatihan memasukkan data ke dalam basis data (database) yang juga dikembangkan oleh WWF. Selain itu para anggota Tim Undana yang sebagian besar terdiri dari akademisi ilmu sosial juga menerima penjelasan dasar mengenai habitat laut dan spesies-spesies penting di kawasan yang akan disurvei.
Setelah satu pekan pelatihan intensif ini, tim Undana akan melanjutkan pelatihan internal sebelum berangkat ke lokasi pengambilan data masing-masing pada awal September. Tim Undana yang berjumlah 12 orang ini nantinya akan mensurvei desa-desa yang terletak di dalam KKPD Alor dan kawasan pencadangan KKPD Flores Timur, serta beberapa lokasi kontrol di luar kawasan KKPD yang terletak di beberapa lokasi di Flores Timur, Solor, Adonara, dan Lembata.