KTT IKLIM AKHIRNYA CAPAI KESEPAKATAN
Presiden AS Barack Obama mengatakan sebuah kesepakatan “berarti” dicapai dalam pertemuan yang melelahkan, melibatkan sekitar 24 presiden dan perdana menteri yang berkumpul di Kopenhagen. Bahkan, Obama mengakui hasil itu tidak cukup.
Kesepakatan ini juga masih harus mendapat persetujuan dari 193 negara anggota PBB, termasuk negara-negara pulau kecil. Negara-negara ini paling terdampak oleh kenaikan suhu bumi yang menyebabkan permukaan laut naik dan berisiko mengalami lebih banyak kekeringan, badai, dan banjir.
“Hari ini, di sini di Kopenhagen, kita membuat terobosan yang berarti dan belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Obama kepada wartawan.
“Untuk pertama kali dalam sejarah, semua negara ekonomi maju bersama menerima tanggung jawab mereka untuk mengambil tindakan menghadapi ancaman perubahan iklim.”
Kesepakatan itu memperkirakan kontribusi Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 3,6 miliar dalam bentuk dana iklim untuk periode 2010-2012. Sementara itu, Jepang akan berkontribusi sebesar US$ 11 miliar, dan Uni Eropa sebesar US,6 miliar.
Kesepakatan ini juga mencakup komitmen untuk membatasi pemanasan global hingga dua derajat Celcius–yang gagal memenuhi permintaan negara-negara pulau.
Namun, sebuah keputusan dengan sasaran untuk mengurangi emisi karbon pada 2020 ditunda hingga bulan depan, kata seorang diplomat Eropa. Dan, tidak seperti draf-draf sebelumnya, kesepakatan baru tidak memerinci tahun untuk puncak emisi.
Presiden AS mengatakan, sebelum meninggalkan Kopenhagen yang dirancang sebagai salah satu KTT paling penting sejak Perang Dunia II akan menjadi pemicu awal untuk upaya yang lebih kuat demi memerangi pemanasan global.
“Ke depan, kita harus membangun momentum yang kita capai di sini. Kita telah berjalan jauh, tapi kita harus berjalan lebih jauh lagi.”
Presiden Prancis Nicolas Sarkozy mengatakan kesepakatan tersebut satu-satunya yang bisa dicapai setelah KTT ini memperlihatkan jurang yang begitu dalam.
“Kesepakatan ini tidak sempurna, tapi ini adalah salah satu yang paling mungkin,” kata Sarkozy kepada wartawan. Ia juga menambahkan bahwa KTT pemanasan global lain akan digelar di Jerman pada pertengahan 2010.
Kesepakatan tersebut menekankan pada pembicaraan antara Obama dan para pemimpin China, India, Brasil, dan Afrika Selatan, juga negara-negara besar Eropa, kata para diplomat.
Tidak ada pernyataan atas sikap Rusia. Presiden Dmitry Medevedev adalah salah satu pemimpin pertama yang meninggalkan Kopenhagen, yang telah menyuarakan frustrasi atas proses negosiasi yang diatur pemerintah Denmark.
Ditunda
Munculnya kesepakatan terjadi di menit-menit terakhir dengan beberapa draf kesepakatan ditunda. Para pemimpin mengambil alih tugas penulisan draf tiga halaman teks.
Versi-versi berbeda dari dokumen menunjukkan para pemimpin pecah terutama terkait pada apakah akan mengatur tanggal tetap untuk finalisasi traktat yang mengikat secara legal pada 2010, dan sebuah komitmen untuk memangkas emisi karbon global separuh pada 2050.
Para ilmuwan mengatakan kegagalan untuk menahan laju kenaikan suhu bumi akan menyebabkan kekeringan, banjir, dan badai yang memburuk serta kenaikan tingkat permukaan laut.
Kesepakatan yang dicapai membuat para pengkampanye cemas. “Dengan menunda aksi, negara-negara kaya telah menjerumuskan rakyat di negara-negara paling miskin dunia ke dalam kelaparan, penderitaan, dan kehilangan nyawa saat perubahan iklim kian cepat,” kata Nnimmo Bassey, ketua Friends of the Earth International yang menyebut hasil tersebut sebagai “kegagalan yang hina.” “Kesalahan atas hasil yang mengerikan ini ada pada negara-negara maju.”
Kelompok lingkungan WWF menyuarakan kekhawatiran bahwa Kopenhagen tidak mengikat negara-negara untuk bertindak.
“Sebuah jurang antara retorika dan realitas bisa menelan ongkos jutaan jiwa, ratusan miliar dolar, dan banyak kesempatan yang hilang,” kata Kim Carstensen, ketua WWF’s Global Climate Initiative.
(ant/afp/ida)