KM GURANO BINTANG: SARANA PENDIDIKAN KONSERVASI UNTUK ANAK-ANAK DI SEKITAR TN TELUK CENDRAWASIH
Oleh: Natalia Trita Agnika
Setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan. Tak terkecuali anak-anak di daerah pedalaman yang jauh dari fasilitas pendidikan. Mereka berhak memperoleh pengetahuan sebagai bekal untuk menyongsong masa depan yang lebih baik. Cara mengajar anak-anak di daerah pedalaman berbeda dengan anak-anak di daerah urban yang lebih banyak menerima informasi. Dalam menyampaikan materi dan informasi kepada anak-anak tersebut, diperlukan pendekatan khusus.
WWF-Indonesia sebagai lembaga konservasi tertua di Indonesia melihat pentingnya memberikan pendidikan bagi anak-anak, terutama pendidikan konservasi. Salah satunya adalah pendidikan konservasi untuk anak-anak di sekitar kawasan Taman Nasional Teluk Cendrawasih (TNTC), Papua. Sebagai anak-anak yang tinggal di kawasan yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, mereka perlu disadarkan mengenai kekayaan yang mereka miliki, manfaat dan ancamannya, sehingga akan timbul kecintaan yang mendalam dan kepedulian untuk menjaganya.
Melalui kapal konservasi KM Gurano Bintang, tim fasilitator memberikan pendidikan lingkungan serta bantuan nutrisi bagi anak-anak di desa-desa di sekitar TNTC. Untuk mendukung kegiatan pendidikan serta menarik minat anak-anak, kapal ini dilengkapi dengan perpustakaan dan alat-alat multimedia. Nuansa ceria khas anak-anak dihadirkan melalui gambar-gambar hasil kreativitas pemenang lomba gambar anak-anak saat peresmian kapal pada 20 April 2007 silam.
KM Gurano Bintang sebenarnya merupakan kapal konservasi yang melakukan pengawasan terhadap kawasan laut dan populasi Whale Shark/ Hiu Paus. Maka tak heran bila para peneliti yang bertugas di atas kapal motor ini juga pernah ikut mengajar anak-anak seputar lingkungan hidup, terutama lingkungan laut dan cara-cara konservasinya. Casandra Tania adalah salah satu Marine Species Officer yang pernah turut mengajar anak-anak. Dengan ilmu dan pengalamannya sebagai peneliti hiu paus, perempuan yang akrab dipanggil Cassie ini berbagi pengetahuan tentang hiu paus, biota yang dilindungi, serta kegiatan perikanan yang tidak merusak.
Anak-anak sangat antusias dengan kehadiran tim Gurano Bintang. Mereka bersemangat untuk masuk dalam kelompok belajar Gurano Bintang. Terkadang mereka tidak mau turun dari kapal atau kembali ke rumah mereka masing-masing dan ingin sekali ikut semua kegiatan yang dilaksanakan fasilitator. Melihat anak-anak yang bersemangat dan ceria ketika mengunjungi KM Gurano Bintang membuatnya sangat senang. Salah satu pengalamannya yang paling berkesan adalah ketika anak-anak dari Kampung Syabes, Kabupaten Teluk Wondama datang ke kapal dengan berenang sejauh 200-500 meter untuk bisa bermain dan belajar di KM Gurano Bintang. Antusiasme mereka tersebut menunjukkan bahwa anak-anak memiliki minat positif terhadap kegiatan yang berlangsung di atas kapal yang dicat warna-warni tersebut. “Semoga mereka nantinya dapat menjadi anak yang peduli terhadap laut dan dapat menjadi agen perubahan di kampungnya masing-masing,” harap Casandra Tania.
Senada dengan misi pendidikan KM. Gurano Bintang untuk membangun kepedulian masyarakat pada kelestarian kekayaan hayati yang mereka miliki serta membentuk generasi baru yang memiliki wawasan alam dan tergerak secara sukarela menjaganya, Tim Outreach KM Gurano Bintang pun melakukan kunjungan ke desa-desa untuk menjangkau anak-anak yang tinggal di desa-desa terpelosok di wilayah Kabupaten Manokwari, Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Nabire, dan Kabupaten Waropen dan Yapen.
Tim dari KM Gurano Bintang melakukan kunjungan ke kampung-kampung pesisir sekitar TNTC setiap empat bulan sekali terkadang dua bulan sekali tergantung kebutuhan program. Dalam setiap trip, Tim Outreach mengajak anak-anak di desa yang mereka kunjungi untuk belajar melalui permainan menarik. Permainan tersebut telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga berisi pesan-pesan mengenai lingkungan hidup, terutama pengetahuan mengenai kehidupan laut dan cara menjaga kelestariannya. Satu kelompok (sekitar 20 orang) akan dipegang oleh dua orang fasilitator pendidikan lingkungan. Tim fasilitator adalah gabungan antara staf dari kantor Dinas Pendidikan, Badan Lingkungan Hidup, Penyuluh dari Dinas Kelautan dan Perikanan, Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Kabupaten Nabire dan Teluk Wondama, Penyuluh dari BBTNTC, dan WWF-Indonesia. Tim fasilitator akan dibagi dalam tiga kelompok, yakni tim pendidikan untuk anak usia sekolah, pendampingan guru, dan pendidikan untuk orang dewasa (ibu-ibu dan bapak-bapak nelayan).
Biasanya, kunjungan akan ditutup dengan pembagian nutrisi kepada anak-anak, seperti bubur susu kacang hijau serta pengobatan dan pemeriksaan kesehatan sederhana. Kehadiran KM Gurano Bintang telah memberikan manfaat nyata bagi pendidikan dan perbaikan gizi anak-anak di pedalaman TNTC. Feronika Manohas, Community Outreach and Development Coordinator di area TNTC menceritakan bahwa para orangtua sangat bersemangat menyiapkan anak-anaknya ke sekolah tatkala mengetahui bahwa tim dari Gurano Bintang akan mengunjungi mereka. “Semoga trip Gurano Bintang dapat memengaruhi model pendidikan di kampung-kampung dan meningkatkan kesadaran orang tua untuk mengutamakan pendidikan bagi anak-anaknya,” tutur Feronika.
Pada 20 November ini, dunia merayakan Hari Anak Universal, sebuah momentum untuk memperingati dan merenungkan apa saja yang sudah kita lakukan untuk anak-anak di dunia, dan terutama anak-anak di Indonesia. Anda dapat melakukan sebuah aksi nyata sebagai bentuk kepedulian terhadap anak-anak di kawasan TNTC untuk mendapatkan hak pendidikan dengan memberikan donasi melalui www.wwf.or.id/donate. Donasi Anda membantu keberlangsungan kegiatan penelitian dan pendidikan di KM Gurano Bintang. Selamat Hari Anak Universal.