HULU CILIWUNG MENJADI TEMPAT STRATEGIS UNTUK MEMBANGUN USAHA KEKINIAN
Wisata saat ini sudah menjadi salah satu kebutuhan utama di tengah kondisi pandemi. Masyarakat ingin mendapatkan suasana baru selain di rumah dan mendapatkan ketenangan dari keadaan yang tidak menentu. Selain itu kondisi pekerjaan yang mengharuskan masyarakat bekerja dan belajar di rumah (WFH) semakin mendorong masyarakat untuk keluar dari rutinitas dengan cara berwisata. Salah satu lokasi wisata yang saat ini masih digemari oleh masyarakat Jabodetabek adalah Kawasan puncak Cisarua Kabupaten Bogor.
Saat ini wilayah puncak masih menjadi primadona bagi masyarakat jabodetabek untuk berwisata. Hanya dengan waktu tempuh 2 jam perjalanan masyarakat dapat menikmati suasana sejuk khas pegunungan, Namun perlu diingat kondisi ini hanya terjadi jika tidak terjadi kemacetan. Jika sudah terjadi kemacetan perlu waktu tempuh hingga 6 jam perjalanan untuk sampai di kawasan puncak. Tidak jarang bahkan masyarakat rela bermacet-macetan hanya untuk menikmati sejuknya wilayah pegunungan dan keluar dari hiruk pikuk pekerjaan di perkotaan dan mencari suasana baru selain di sekitar rumah.
Kawasan puncak menawarkan berbagai wisata mulai dari menginap di vila atau penginapan untuk menikmati udara sejuk, wisata kuliner, wisata alam, sampai wisata edukasi terdapat di kawasan puncak. Salah satu wisata edukasi yang sedang berkembang adalah Coffee Ecotourism.
Coffee ecotourism atau wisata edukasi kopi merupakan wisata yang dikembangkan oleh Koperasi Mandiri Puncak Sejahtera yang bekerja sama dengan Kelompok tani hutan (KTH) yang berada di Desa Tugu Utara seperti KTH Cibulao, KTH Cisuren, KTH Cikoneng, dan KTH Rawa Gede. Wisata ini berada di Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Konsep wisata ini adalah mengenalkan proses pembuatan kopi dari mulai proses penanaman pohon kopi, perawatan dan pemeliharaan tanaman, pemanenan, hingga proses pasca panen kopi seperti roasting. Semua kegiatan petani diperlihatkan kepada para wisatawan yang datang berkunjung. Pengunjung tidak hanya menikmati kopi dari segelas cangkir namun mengetahui proses kopi dari awal hingga sampai di gelas para pengunjung. Tidak hanya itu, pengunjung dapat mengetahui bahwa dalam secangkir kopi terdapat usaha dan kerja keras para petani kopi serta terdapat nilai konservasi hutan di dalamnya, Karena dengan menjaga hutan sama dengan menjaga kualitas kopi.
Wisata kopi yang merupakan bagian dari program ‘Towards Sustainable Coffee Production in West Java’ diadakan hasil kerja sama antara Yayasan WWF Indonesia dengan PT Bank HSBC Indonesia, menawarkan menikmati alam di kawasan hutan hulu Ciliwung sambil minum kopi merupakan wisata baru yang berkembang saat ini. Pengunjung dapat menikmati udara sejuk ditemani dengan kopi premium Arabika dan Robusta Cibulao. Salah satu bentuk usaha masyarakat adalah perkebunan kopi di bawah tegakan. Selain kopi, masyarakat juga memanfaatkan jasa lingkungan berupa wisata. Contoh kegiatan ini merupakan contoh pemanfaatan multiusaha kehutanan, masyarakat dapat berinovasi kreatif dalam mengembangkan potensi daerah sekitar dengan selalu menerapkan asas keberlanjutan dan kelestarian alam. Selain memberikan alternatif obyek wisata baru bagi masyarakat dengan tetap menjaga kelestarian alam, dampak lain juga dapat diperoleh bagi masyarakat lokal setempat yaitu adanya alternatif pendapatan baru bagi warga dan petani kopi yang ada di kawasan puncak Cisarua, Kabupaten Bogor. Perpaduan 3 pilar menjadi penting dan dapat terlihat di sini untuk tetap menyokong aspek keberlanjutan/sustainability yaitu Pilar Communities/Masyarakat, Pilar Ekologi/Lingkungan, dan juga Pilar Ekonomi.