DUKUNG KONSERVASI BADAK JAWA, HINO INDONESIA SERAHKAN 15 CAMERA TRAP KE WWF-INDONESIA
Oleh: Eka Gona Putri (Corporate Communication Officer) & Natalia Trita Agnika
Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) adalah spesies kunci (flagship species) yang keberadaannya terancam punah (critically endangered). Saat ini, tercatat 67 individu Badak Jawa hidup di daerah Semenanjung Ujung Kulon dalam Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Selama lebih dari 50 tahun, WWF-Indonesia di Ujung Kulon telah melakukan berbagai program konservasi untuk menjaga kelestariannya melalui sinergi dengan berbagai pihak.
Salah satu sinergi dalam upaya konservasi Badak Jawa adalah dengan Hino Indonesia. Dalam sebuah kesempatan kunjungan langsung ke habitat asli Badak Jawa di Ujung Kulon pada 29-30 Maret 2018 yang lalu, perwakilan Hino Indonesia menyerahkan 15 camera trap untuk mendukung riset Badak Jawa di Ujung Kulon.
Perwakilan Hino Indonesia mendapat penjelasan secara langsung oleh drh. Kurnia Oktavia Khairani, Project Leader Ujung Kulon tentang kondisi terkini Badak Jawa dan berbagai upaya konservasi yang telah dilakukan WWF-Indonesia untuk menjaga kelestariannya. Dalam kurun waktu 1929-2012, ditemukan 15 individu badak mati bukan karena perburuan tetapi diduga karena penularan penyakit. Kelestarian badak juga mendapat ancaman dengan hadirnya tanaman langkap (Arenga obtusifolia) yang menutupi tumbuhan sumber pakan badak, kompetisi habitat dengan banteng, dan inbreeding depression atau kawin sedarah yang akan menurunkan kualitas dan keragaman genetik sehingga akan rentan terhadap penyakit.
“Kami sangat menyambut baik dukungan PT Hino Motors Manufacturing Indonesia (HMMI) pada riset Badak Jawa yang kami lakukan dengan memberikan 15 unit camera trap. Dengan berbagai dukungan yang kami terima, kami yakin dapat memberikan solusi terbaik bagi penyelamatan Badak Jawa. Kami juga berharap kerja sama yang sudah terjalin baik tidak akan berakhir di sini karena kami juga masih membutuhkan dukungan dari Hino Indonesia dan berbagai mitra lainnya terlebih pada dukungan perangkat teknologi yang akan sangat membantu kami pada monitoring dan riset,” tutur Suhandri, Direktur Program Sumatera dan Ujung Kulon.
Presiden Direktur PT Hino Motors Manufacturing Indonesia (HMMI) Kazushi Ehara mengungkapkan komitmen perusahaannya terhadap kelestarian lingkungan dan satwa. “Hino Indonesia senantiasa mendukung upaya perlindungan lingkungan, konservasi hutan, dan hewan langka seperti Badak Jawa di Ujung Kulon. Sebelumnya, kami juga turut mendukung restorasi laut melalui program penanaman terumbu karang di sekitar Pulau Badul, Ujung Kulon. Saya harap kerja sama ini dapat dijaga dan ditingkatkan di waktu mendatang,” ujarnya.
Camera trap donasi dari Hino Indonesia akan dipasang di wilayah bagian barat Pegunungan Honje untuk mengetahui kehadiran populasi dan sebaran badak di wilayah tersebut. Kawasan ini belum pernah terdata. Namun dari kesaksian warga, ada yang menyatakan bahwa mereka pernah melihat jejak dan kotoran badak di wilayah tersebut sehingga perlu dilakukan penelitian.
Dalam kesempatan tersebut, perwakilan dari Hino Indonesia juga melakukan monitoring terumbu karang di Pulau Badul. Pada kolaborasi sebelumnya dengan WWF-Indonesia, Hino Indonesia telah memberikan dukungan terhadap program “Revive the Reef”. Program ini telah membantu masyarakat setempat untuk menemukan sumber mata pencaharian lain sehingga mengurangi tekanan terhadap hutan habitat Badak Jawa.