KELAHIRAN HARMONI RIMBO, KABAR GEMBIRA BAGI KONSERVASI GAJAH SUMATERA
Oleh: Natalia Trita Agnika
Elephant Flying Squad atau tepatnya Tim Patroli Gajah adalah sebuah tim yang terdiri dari pawang/mahout dan gajah terlatih. Tim yang diperkenalkan oleh WWF-Indonesia dan Balai Taman Nasional Tesso Nilo sejak 2004 ini bertugas melakukan penggiringan gajah liar yang memasuki kebun masyarakat untuk kembali ke habitatnya di Taman Nasional Tesso Nilo sehingga dapat mengurangi konflik antara gajah dan manusia.
Gajah Flying Squad yang ada di Taman Nasional Tesso Nilo memiliki kehidupan yang sama seperti gajah liar di alamnya. Gajah-gajah latih tersebut dibiarkan hidup di hutan dan tidak dikandangkan. Yang membedakannya dengan gajah liar, mereka memiliki jadwal latihan fisik serta jadwal patroli dua kali seminggu pada pagi hari selama dua jam setiap patroli. Gajah Flying Squad tersebut dirawat kesehatannya dengan baik oleh dokter hewan.
Karena kehidupannya yang terjaga dan masih bisa berinteraksi dengan gajah liar di habitatnya, gajah Flying Squad juga dapat melakukan proses reproduksi dengan gajah liar. Hal tersebut juga yang terjadi baru-baru ini pada gajah betina Flying Squad bernama Ria. Sejak Mei 2016 silam, oleh Tim Flying Squad dan dokter hewan, gajah Ria diperkirakan sedang hamil. Hal ini terlihat dari perilakunya yang memiliki nafsu makan dan minum yang tinggi dan sering buang air kecil. Selain itu, gajah Ria berjalan agak lambat. Setelah diperiksa oleh drh. Annisa Wandha Sari ( WWF-Indonesia) dan drh. Muchlis (Dinas Peternakan Kabupaten Pelalawan), diketahui bahwa gajah Ria hamil. Pada September 2017, melalui pemeriksaan USG terlihat bahwa usia kehamilan gajah Ria kurang lebih 15 bulan.
Kabar gembira pun datang. Gajah Ria melahirkan anak gajah berjenis kelamin laki-laki pada Selasa (21/11) yang lalu, pukul 07.00 WIB. Pada pembukaaan Festival Taman Nasional Tesso Nilo, anak gajah tersebut kemudian diberi nama Harmoni Rimbo, oleh Bupati Pelalawan, H.M. Harris. Induk dan anak gajah ini terus dalam pemantauan tim Flying Squad, dokter hewan, dan petugas dari Balai Taman Nasional Tesso Nilo.
Harmoni Rimbo merupakan kabar gembira menyusul kelahiran gajah Rimbani pada Juni 2016 silam. Gajah merupakan hewan mamalia dengan periode kehamilan yang paling panjang. Satu individu gajah, umumnya mengandung lebih dari 18 bulan bahkan terkadang mencapai usia dua tahun. Pada umumnya, gajah betina dengan usia 60 sampai 70 tahun hanya dapat memiliki anak sebanyak empat kali. Oleh karena itu, setiap kelahiran baru bayi gajah selalu disambut dengan gembira karena memberikan harapan baru.
Dirjen KSDAE, Wiratno yang hadir langsung di Taman Nasional Tesso Nilo menyatakan, “Kelahiran gajah di Taman Nasional Tesso Nilo ini harus menjadi penyemangat semua pemangku kepentingan bahwa masih ada harapan bagi Taman Nasional Tesso Nilo.” Ia menambahkan, “Taman Nasional Tesso Nilo ini menjadi prioritas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk dikembalikan lagi fungsi-fungsi ekosistemnya guna mendukung keberlangsungan keanekaragaman hayati di dalamnya, di antaranya Gajah Sumatera.”
Nurchalis Fadhli, Manajer Program WWF-Indonesia Program Sumatera Tengah menyatakan, “Taman Nasional Tesso Nilo ini hanya tersisa 25% hutannya. Kelahiran anak gajah ini memberi harapan dan dapat menjadi pengingat bahwa kita perlu berbagi ruang untuk semua makhluk, termasuk gajah’’.
Semoga kita dapat menjaga hutan Tesso Nilo supaya kembali menjadi hutan rimba yang layak sebagai habitat Gajah Sumatera.
Sehat selalu Harmoni Rimbo!