BUKU KHUTBAH JUM’AT: PELESTARIAN SATWA LANGKA UNTUK KESEIMBANGAN EKOSISTEM
Buku ini berisi tuntunan untuk sosialisasi Fatwa MUI Nomor 4 Tahun 2014 tentang Fatwa Pelestarian Satwa Langka Untuk Menjaga Keseimbangan Ekosistem
Tim Penulis : Dr. Hayu S. Prabowo, M.Hum, Dr. Fachruddin Mangunjaya, MSi, Drs. Shalahuddin Al Ayyubi, MSi, Mifta Huda, S. Pd.I, M.E.Sy, Abdurrahman Hilabi, S.Pd, M.Pd.I
Halaman : 100 Halaman
Penerbit : Majelis Ulama Indonesia
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang kaya di dunia. Oleh karena itu negara kita mendapatkan julukan Mega Biodiversity Country. Karunia tersebut harus dijaga dengan baik, dengan cara melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati untuk mencegah terjadinya kepunahan di Indonesia. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, pesan konservasi disampaikan dengan cara menyampaikan nilai Islam yang menyatakan bahwa manusia bertanggung jawab dan mengemban amanah dalam menjaga dan melindungi keanekaragaman hayati. Hal ini menjadi salah satu cara yang efektif untuk mengajak masyarakat turut menjaga dan melestarikan lingkungan.
Isu tentang kerusakan lingkungan sebenarnya telah lama disuarakan, yakni sejak tahun 1990-an, namun hal ini belum dilakukan secara massif. Penyebab dari kerusakan lingkungan yang terjadi adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang lingkungan. Hal ini tercermin dari masih maraknya perburuan dan perdagangan satwa. Aktivitas ini akhirnya berimbas pada terjadinya kepunahan satwa. Masih banyaknya masyarakat yang percaya bahwa semakin langka satwa, maka akan semakin mahal harganya, membuat praktik perburuan dan perdagangan satwa ini semakin parah dan terkesan mengamini terjadinya kepunahan spesies. Padahal, setiap satwa memiliki peran dan fungsi ekologisnya masing-masing dalam rantai ekosistem. Jika satu spesies satwa punah, maka ini akan berdampak pada rusaknya ekosistem dan siklus rantai makanan secara berkelanjutan sehingga bisa menyebabkan kepunahan pada spesies lainnya.
Pendekatan keagamaan terbukti efektif dalam menumbuhkan kesadaran akan banyak hal. Kepedulian yang didasari oleh keyakinan keagamaan diyakini memiliki pijakan yang lebih kuat dan permanen, serta lebih konsisten dalam implementasinya. Untuk itu, pendekatan ini dapat digunakan dalam melakukan upaya menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam melindungi satwa dan lingkungan.
Salah satu media yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan tentang konservasi adalah melalui mimbar khutbah, terutama khutbah Jum’at. Sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim, Sholat Jum’at menjadi waktu yang tepat untuk menyampaikan pesan dan wejangan kepada masyarakat untuk berkontribusi menyelamatkan lingkungan. Setiap muslim laki-laki yang sudah baligh dan tidak sedang ada udzur syar’I diwajibkan untuk shalat Jum’at, dimana khutbah Jum’at merupakan salah satu dari rangkaian shalat Jum’at. Pesan tentang melindungi satwa tersebut dapat disampaikan oleh khatib Jum’at pada saat memberikan khutbah. Pesan tentang pelestarian satwa langka untuk keseimbangan ekosistem, dipandang strategis untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya melindungi satwa.
Berdasarkan pertimbangan di atas, WWF-Indonesia bekerjasama dengan dengan Pusat Pengajian Islam (PPI) Universitas Nasional, menyusun buku Kumpulan Khutbah Jum’at: Pelestarian Satwa Langka Untuk Keseimbangan Ekosistem. Buku ini dapat memberikan arahan tentang bagaimana dan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia agar keberadaan satwa liar dapat terjaga dan dapat menjalankan fungsi ekologisnya masing-masing. Buku Kumpulan Khutbah Jum’at ini juga memberikan petunjuk tentang bagaimana ajaran Islam mendorong umat manusia untuk berperilaku baik kepada satwa. Buku ini dapat menjadi referensi yang bagus bagi pada khatib dalam menyampaikan khutbah tentang menjaga kelestarian satwa dan ekosistem.