BORNEO YOUTH PROGRAMME AJAK GENERASI MUDA MEMBANGUN DESA BAHITOM
Oleh: Novita
Desa Bahitom yang berada di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah merupakan desa yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, namun kurang memanfaatkannya secara optimal. Padahal desa ini memiliki pemuda yang handal jika diberikan pembinaan yang sesuai, sehingga dapat meningkatkan kapasitas dalam mengelola sumber daya alam lokal secara mandiri dan berkelanjutan.
Melihat hal itu, WWF-Indonesia mengadakan kegiatan Borneo Youth Programme dengan mengusung tema “Desa Berkelanjutan dan Pemuda – Ketahanan Pangan Desa”. Peserta kegiatan ini tidak hanya pemuda-pemudi dari Desa Bahitom, namun juga ada yang berasal dari Desa Kalasin, Desa Tumbang Jojang, Desa Makunjung, guru dan siswa SMAN 3 dan SMKN 2 Bahitom, serta mahasiswa. Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah meningkatkan kapasitas dan peran para pemuda dalam mengelola sumber daya alam dengan tetap memperhatikan aspek pembangunan berkelanjutan. Melalui kegiatan ini, diharapkan pemuda mampu menggerakkan desa wisata yang berwawasan lingkungan, terkhusus untuk Desa Bahitom yang telah ditetapkan sebagai desa wisata oleh pemerintah setempat.
Kegiatan yang berlangsung selama lima hari (25 – 29 Juli 2017) ini, memberikan materi pembelajaran mengenai kekayaan alam yang ada di Indonesia (terutama yang ada di Kalimantan), ancaman kepunahan satwa Indonesia, serta peran manusia sebagai pemimpin di muka bumi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan. Selain itu, diadakan pula sesi sharing dari narasumber dalam mengelola sumber daya alam lokal yang berkelanjutan.
Mengenal potensi diri sendiri sangat dibutuhkan untuk dapat meningkatkan kapasitas diri. Maka dari itu, diberikan juga materi pembekalan pengembangan diri mengenai “Interpersonal communication”. Dalam kegiatan ini peserta diberikan kertas berwarna merah dan kuning, setelah itu peserta diminta menuliskan kelemahan diri mereka di kertas warna merah, sedangkan kelebihan diri di kertas warna kuning. Hasilnya sebanyak 90 persen peserta lebih banyak menuliskan di kertas warna merah. Hal ini berarti bahwa pemuda Desa Bahitom lebih banyak menilai diri sendiri dari sisi negatif. Padahal, pemuda di sana memiliki potensi yang melimpah, hanya saja belum dimaksimalkan.
Kegiatan tidak hanya dilakukan di dalam ruangan, peserta diajak melakukan kunjungan lapangan untuk melihat secara langsung contoh nyata kegiatan dengan mengelola potensi lokal yang ada di daerah tersebut. Salah satu tempat yang dikunjungi adalah keramba sungai milik Pak Suharto. Keramba tersebut memanfaatkan potensi alam Sungai Barito untuk usaha ikan miliknya. Selain itu, para pemuda tersebut juga diajak mengeksplorasi lahan pertanian di daerah transmigrasi yang dikelola Bathera Mandiri.
Dalam menindaklanjuti hasil temuan di lapangan, para peserta diajak untuk berdiskusi secara berkelompok. Diskusi tersebut berkaitan tentang pengelolaan kewirausahaan hijau. Peserta diminta menentukan ide, rencana bisnis dan pemasaran, menghitung dana awal yang dibutuhkan, hingga memperhitungkan dampak dan resiko terhadap lingkungan. Hasil dari diskusi setiap kelompok akhirnya disatukan untuk menyusun project plan selama enam bulan ke depan berdasarkan potensi lokal di lokasi mereka.
Dengan melihat potensi alam di Desa Bahitom, para pemuda setempat sepakat membuat project plan budidaya ikan mas dalam keramba atau kolam. Selanjutnya tim WWF-Indonesia akan mengawal project plan ini. Selain untuk mendampingi, kegiatan ini juga bisa menjadi sarana sharing dengan tim mengenai kendala dan solusi ketika proyek dijalankan.
Kegiatan pelatihan ini mendapatkan apresiasi dari Kepala Desa Bahitom, Diharapkan melalui kegiatan ini para generasi penerus desa mendapatkan pengalaman yang berguna untuk kemajuan Desa Bahitom.