BERTEMU LUMBA-LUMBA DAN UBUR-UBUR DI MARATUA
Potensi kelautan Kabupaten Berau terus tersibak, salah satunya adalah wilayah di sekitar Pulau Maratua dan Pulau Kakaban yang merupakan sebagian kecil dari total 1.2 juta hektar luas keseluruhan potensi wilayah kabupaten yang terletak di sisi timur Pulau Kalimantan tersebut. Sejak lama aktivitas lumba-lumba dan paus yang sedang melakukan migrasi sering kali nampak dan terpantau di wilayah sekitar pulau-pulau tersebut.
Migrasi lumba-lumba dan paus tersebut sering terlihat hampir sepanjang tahun yang merupakan potensi luar biasa bagi turis dalam rangka mengamati aktivitas mamalia laut yang sedang bermain atau bermigrasi. Namun potensi pemanfaatan secara non-ekstraktif dari sektor bahari ini sedang menghadapi tantangan baru. Rencana tata ruang wilayah kecamatan Maratua dengan fokus pembangunan dermaga besar di Kampung Payung-Payung, Pulau Maratua, sedang digagas oleh pemerintah kabupaten setempat. Tantangan yang dihadapi sektor ini adalah pembangunan yang wajib menjawab perhatian terhadap kaidah pembangunan yang berkelanjutan dengan tetap mengedepankan hubungan harmonis antara penjagaan lingkungan dan pembangunan serta pemasukan bagi masyarakat.
Kecamatan Maratua adalah salah satu dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Berau dengan luas wilayah lebih dari 2.300 hektar dan termasuk di dalamnya Pulau Kakaban yang memiliki danau air tawar sebagai habitat bagi 4 ubur-ubur yang tercatat tidak menyengat. Danau Kakaban adalah satu dari dua danau atol yang ada di dunia yang merupakan habitat dari ubur-ubur tersebut, sedangkan danau yang lain terletak di Kepulauan Palau, Micronesia.
Promosi wisata untuk kawasan ini juga perlu digenjot dengan baik. Palau misalnya, dengan populasi sekitar 15 ribu jiwa mampu mendatangkan wisatawan sejumlah 30 ribu per tahunnya. Bagaimana dengan Berau? Jumlah populasi lebih dari 180 ribu tentunya dapat menjadi modal sumber daya manusia yang melimpah untuk ikut terlibat aktif dalam upaya pengelolaan. Sementara itu berita baik datang dari Pemkab Berau dan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang akhirnya menandatangi nota kesepahaman untuk mengelola dan memanfaatkan sektor kelautan Berau bersama-sama secara berkelanjutan dalam menunjang pembangunan lokal dan nasional yang dilakukan di Jakarta pada hari Selasa, 8 November 2011 yang lalu. Nota kesepahaman ini dapat menjadi pintu masuk yang bagus bagi pengelolaan berkelanjutan di sektor yang lain.
Saat ini wisatawan yang datang ke Maratua dapat menginap di resor-resor yang ada, tercatat ada lebih dari 2 resor dengan standar pengelolaan yang baik dan profesional. Akses transportasi ke Pulau Maratua dapat dicapai melalui bandara Spinggan, Balikpapan, atau melalui Kota Tarakan, lalu dilanjutkan menuju ke Tanjung Batu melalui darat atau menggunakan speed boat, dan terakhir dengan speed boat menuju pulau-pulau tujuan termasuk Pulau Sangalaki, Pulau Derawan, Pulau Kakaban, serta Pulau Maratua itu sendiri.
Kontak: Rusli Andar, Koordinator Lapangan WWF Program Berau – randar@wwf.or.id
Referensi:
1. http://www.dmoindonesia.com/index.php?module=detail_berita_utama&id=7
2. http://www.thejakartapost.com/news/2011/04/02/kakaban-island-paradise-indonesia%E2%80%99s-biological-resources.html