Wisata bahari merupakan sektor penting dari pariwisata secara umum, sektor ini juga memiliki nilai ekonomi yang sangat substansial. Bentuk wisata bahari pun kini semakin beragam dan menarik wisatawan, contohnya seperti menikmati hidangan di restoran mengapung atau berkeliling dengan kapal rekreasi.
Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan di kawasan pesisir, lambat laun akan berpotensi pada meningkatnya tekanan terhadap ekosistem pesisir, yang bila tidak diantisipasi dapat berujung pada penurunan kondisi dan kualitas perairan laut. Tak hanya itu, berbagai aktivitas wisata yang dilakukan tanpa pendampingan, atau masih minimnya pengetahuan para pemandu wisata, juga wisatawan yang melakukan aktivitas wisata, dapat berpotensi mengakibatkan masalah baru yang mengancam keseimbangan llingkungan dan biota laut. Bila tidak diantisipasi hal ini, dalam jangka panjang tentunya akan berpengaruh buruk pada keberlanjutan sektor wisata itu sendiri.
WWF-Indonesia melalui Program Pariwisata Bahari yang Bertanggung Jawab atau Responsible Marine Tourism (RMT) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta praktisi dan akademisi dari Jakarta, Bali dan Alor untuk menyusun Praktik Manajemen yang Lebih Baik atau Better Management Practice (BMP) dan Panduan Daya Dukung Wisata Bahari. BMP yang dihasilkan saat ini merupakan penyesuaian dan pengembangan dari Best Environmental Equitable Practices (BEEP) Marine Tourism yang telah disusun pada tahun 2015.