YUK, JADI WISATAWAN YANG RAMAH DENGAN SATWA!
Oleh: Adella Adiningtyas
WWF-Indonesia mengajak masyarakat untuk menyambut Hari #CintaPuspaSatwa Nasional yang jatuh pada tanggal 5 November. Pada diskusi yang dilangsungkan selama 2 jam di Pisa Cafe Mahakam, WWF-Indonesia mengimbau kepada perserta yang hadir untuk peduli akan dampak yang dihasilkan dari aktivitas pariwisata bahari, seperti snorkeling atau diving.
Nadine Chandrawinata yang juga hadir sebagai narasumber suporter kehormatan WWF-Indonesia memberikan cerita menarik saat melakukan snorkeling di Karimun Jawa. Nadine masih melihat kesalahan yang dilakukan oleh snorkel di perairan Karimun Jawa.
“Kebanyakan wisatawan menginjak terumbu karang saat snorkeling untuk bisa melihat satwa laut dari dekat. Padahal kita tidak boleh memegang dan menginjak biota yang ada di dalamnya. Itu bisa merusak serta mengancam kehidupan satwa laut. Walaupun snorkeling dapat dilakukan oleh siapapun, tapi kita tetap harus tahu praktik terbaik dalam melakukan aktivitas di bawah air”, tutur Nadine Chandrawinata, publik figure yang semakin aktif dengan kegiatannya sebagai aktivis lingkungan hidup.
Pelaku Wisata Bahari Bertanggung Jawab
Indonesia sebagai bagian dari 13 negara yang mengalami perkembangan tercepat dalam pariwisata dunia menurut data World Travel Monitoring Forum, menunjukkan peluang besar bagi pelaku bisnis kepariwisataan. Namun, tumbuhnya pariwisata bahari tidak hanya membawa keuntungan dari sisi ekonomi, tapi membawa dampak buruk bagi kelestarian lingkungan sekitar dan kehidupan masyarakat lokal. Oleh karena itu, praktik bertanggung jawab dalam berwisata bahari penting dilakukan untuk menciptakan keselarasan.
Panduan Pariwisata yang Bertanggung Jawab Seri Pengamatan dan Berinteraksi dengan Satwa Laut menjadi acuan yang bijak bagi seluruh pelaku wisata. Di dalamnya dijelaskan tentang tata cara terbaik berbasis lingkungan dalam aktivitas bahari yang melibatkan pengamatan dan interaksi dengan satwa laut di habitat alami. Pemanfaatan ekosistem biota laut perlu dilakukan dengan bijak untuk melestarikan kekayaan bawah laut Indonesia.
Ini menunjukkan Indonesia memiliki pesona keindahan alam bawah laut. Sehingga banyak dari kita yang ingin melihat langsung bagaimana kehidupan dasar laut sebenarnya. Ternyata, tidak sulit untuk bisa menikmati kekayaan bahari tersebut. Dengan bermodalkan masker, snorkel, fin atau kaki katak serta jaket pelampung, kita bisa melakukan snorkeling di permukaan laut untuk mengamati kehidupan biota laut.
Namun, sangat disayangkan jika masih banyak wisatawan yang senang melakukan interaksi jarak dekat dengan satwa laut. Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi keduanya. Satwa laut yang rentan hancur karena bertubuh lunak bisa dengan mudah rusak jika wisatawan tidak berhati-hati melakukan aktivitas di air. Pada akhirnya mengancam keberlangsungan hidup satwa laut yang lainnya.
Ketika berwisata bahari, tidak sedikit dari kita yang masih kurang menyadari akan dampak perilaku terhadap sumber daya laut, khususnya satwa laut. Agar pariwisata bahari dapat terus dinikmati bagi masyarakat luas maupun bisnis, WWF-Indonesia menerbitkan panduan yang berjudul ‘Mengamati dan Berinteraksi dengan Satwa Laut’. Pada panduan tersebut wisatawan mendapatkan tips praktis bagaimana berperilaku bijak, bersahabat dan bertanggungjawab dalam berwisata bahari. Panduan tersebut juga merupakan bagian dari Kampanye #BeliYangBaik.
Dayu Hatmanti yang namanya dikenal sebagai Miss Scuba International tahun 2011 juga turut hadir sebagai moderator diskusi. Sama seperti Nadine, Dayu sebagai penikmat keindahan laut merasa risih jika ada wisatawan yang tidak tahu tata cara yang baik dalam berwisata bahari. Ia sering melihat wisatawan yang tidak bertanggung jawab. Padahal hal pertama yang harus diperhatikan sebelum berwisata ialah memilih trip operator yang tepat untuk mengantarkan kita. Trip operator yang menjadi ujung tombak semua aktivitas kepariwisataan bahari diharapkan mampu mengintegerasikan praktik-praktik bertanggung jawab dan ramah lingkungan saat berinteraksi dengan satwa. Sehingga, trip operator dapat mengajak wisatawan mengurangi ancaman yang berdampak buruk bagi kehidupan satwa. Sudah saatnya melakukan perbaikan atas cara manusia berinteraksi dengan lingkungan, terutama satwa dan tumbuhan, untuk kehidupan yang lebih harmonis dan seimbang dengan alam.
Yuk, unduh Panduan-Panduan Aktivitas di Laut untuk menjadi pelaku wisata bahari yang bertanggung jawab dan ramah dengan satwa!