YUK, GABUNG BERSAMA #TEMANTAMANLAUT UNTUK LAUT LESTARI
Oleh: Adella Adiningtyas (Marine & Fishery Campaign and Social Media Assistant)
Pasti kamu tidak jarang bukan menemukan banyak sampah plastik berserakan di pesisir pantai? Ini menunjukkan kalau masih ada wisatawan yang kurang menyadari dampak perilaku terhadap alam. “Wisata bahari yang bertanggung jawab adalah aktivitas yang menjaga lingkungan. Take nothing but pictures. Selain itu, peran serta masyarakat bisa dilakukan dengan mengajak sesama untuk menjaga lingkungan, seperti berani menegur saat melihat aktivitas wisatawan lain yang tidak bertanggung jawab.” Trinity, penulis dan traveller blogger.
Sebagai aktris dan aktivis lingkungan, Nadine Chandrawinata, mengungkapkan bahwa wisatawan memiliki peran sebagai pelaku dan juga pengawas saat berada di kawasan konservasi. Menurut Nadine, di era serba digital seperti saat ini kita bisa melakukan perubahan untuk alam dengan menyebarkan informasi positif melalui akun media sosial. Di tengah konferensi pers, WWF-Indonesia melakukan video call bersama Ramon Tungka yang saat itu sedang berada di Raja Ampat. Ramon membagikan pengalaman langsungnya mengunjungi salah satu kawasan konservasi di Indonesia.
Ada cerita menarik yang dibagikan oleh Devina, Miss Scuba Indonesia 2016, saat berwisata di kawasan konservasi di Sulawesi. Saat itu Devina mendapat teguran dari wisatawan mancanegara karena banyak sampah yang ditemukan di kawasan pesisir. Awalnya, Devina merasa terkejut sekaligus malu karena mendapatkan komentar negatif dari salah satu pengunjung mancanegara. Namun, kemudian Devina sadar bahwa kita harus menumbuhkan rasa tanggung jawab pada diri sendiri untuk mencintai alam. Karena menurut Devina, jika kita sudah mencintai alam kita akan rela untuk melakukan apa saja agar alam tetap lestari.
WWF-Indonesia mengajak masyarakat untuk turut serta menjaga kawasan perairan Indonesia melalui kampanye yang bertajuk #TemanTamanLaut. Pada konferensi pers yang berlangsung pada 2 Maret 2017, WWF-Indonesia juga mengimbau untuk melakukan aksi nyata dalam pengelolaan kawasan konservasi bahari dengan mengunduh aplikasi telepon pintar (smartphone) berbasis android Marine Buddies. “Lewat aplikasi Marine Buddies, publik dapat berperan aktif dengan tiga langkah sederhana, yaitu mengenali kawasan konservasi perairan di Indonesia, mengunjungi dan mendukung penerapan praktik aktivitas bahari yang bertanggung jawab serta mengawasi pengelolaannya dengan melaporkan aktivitas bahari yang tidak bertanggung jawab”, terang Dewi Satriani dalam konferensi pers yang diadakan di Lot8 Resto, di kawasan SCBD Jakarta.
Laut Indonesia merupakan pusat keanekaragaman hayati laut dunia. Hamparan terumbu karang, padang lamun, ekosistem mangrove, lokasi peneluran ikan dan jalur migrasi biota laut harus dilindungi. Sehingga keindahan laut kita menjadi daya tarik utama dari potensi pariwisata Indonesia. Namun, saat ini ancaman terhadap habitat pesisir masih terus terjadi secara intensif dan menyebar di beberapa wilayah secara terus-menerus. Populasi sumber daya laut pada Tahun 2012 telah menurun 50% sejak Tahun 1970. Hanya ada 5.32% terumbu karang yang kondisinya masih sangat baik dan ada 30% terumbu karang yang rusak. Bahkan terumbu karang diprediksi bisa punah pada 2050 sebagai dampak dari perubahan iklim, loh.
Berwisata sambil menjadi agen perubahaan sangat diperlukan. Di akhir acara para narasumber yang hadir mengajak publik untuk menjadi #TemanTamanLaut dan unduh aplikasi Marine Buddies di smartphone kamu.