WWF DAN UNTIRTA GELAR BEDAH BUKU “TEKNIK KONSERVASI BADAK INDONESIA”
Serang, Banten (6/12) – WWF-Indonesia bekerjasama dengan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) Serang, Banten mengadakan diskusi tentang buku “Teknik Konservasi Badak Indonesia” bertempat di Aula Pusat Kegiatan Mahasiswa UNTIRTA, Serang. Diskusi buku ini sekaligus sebagai acara pembuka dalam rangkaian Banten Rhino Fair for Nusantara 2013 yang diselenggarakan oleh MAPALAUT (Mahasiswa Penjelajah Alam Universitas Sultan Ageng Tirtayasa).
Diskusi buku ini hadir sebagai narasumber adalah Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten, Ir. H. Suyitno, MM., selaku narasumber dan perwakilan Wakil Gubernur Provinsi Banten, Prof. Dr. Ir. Hadi Alikodra, Guru Besar Manajemen Satwa Liar IPB dan Senior Advisor WWF Indonesia, Prof. Dr. Ir. Kartina AM., MP, Guru Besar Fakultas Pertanian UNTIRTA, dan Hasbullah perwakilan mahasiswa UNTIRTA. Turut hadir Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Bapak Dr. Ir. Moh. Haryono, MSi., beserta perwakilan Pemda Banten, perwakilan universitas se-Indonesia, dan organisasi konservasi badak lainnya.
Acara yang dihadiri sekitar 100 mahasiswa dari 16 Universitas lain di seluruh Indonesia dan 9 SMU di Kota Serang ini dimoderatori oleh Direktur WWF Indonesia, Anwar Purwoto, Direktur Sumatera dan Kalimantan Program WWF-Indonesia. Dalam diskusi ini, Prof. Hadi Alikodra, mengajak mahasiswa lebih aktif melakukan penelitian tentang Badak Jawa. “Area penelitian tentang Badak Jawa masih terbuka lebar, masih banyak hal yang masih perlu diungkap secara saintifik tentang Badak Jawa, dan ini merupakan kesempatan yang sangat luas bagi mahasiswa,” ujar Prof. Hadi Alikodra, yang juga merupakan salah satu penulis utama buku ini. “Buku ini sangat penting bagi dunia konservasi badak di Indonesia dan dapat memberikan referensi yang baik, mengingat populasi badak kini kian mengkhawatirkan,” lanjutnya.
“Buku Konservasi Badak ini diharapkan dapat menjadi salah satu media sosialisasi mengenai konservasi badak Jawa (Rhinocerous sondaicus) kepada publik, para pengambil kebijakan (eksekutif), legislatif serta kalangan akademisi agar program konservasi badak mendapat dukungan dan komitmen dari banyak pihak, serta mendorong kerjasama yang lebih baik dan konsisten dalam upaya penyelamatan badak di Indonesia” ungkap Prof. Kartina.
Akhir acara, Kepala BPAD Provinsi Banten, Kurdi Matin, atas nama pemerintah Provinsi Banten, menyampaikan apresiasinya terhadap kerja keras, pengabdian, dan komitmen para penggiat konservasi badak di Banten. “Saya percaya kehadiran buku ini tak hanya mampu membuka wawasan terhadap satwa langka, tetapi juga menyadarkan peran dan tanggung jawab kita untuk melestarikan badak Jawa.