PENEMUAN SPESIES BARU HEART OF BORNEO DI WILAYAH BRUNEI DARUSSALAM
Penelitian keanekaragaman hayati yang telah berlangsung dua tahun sejak 2010 di Hutan Konservasi Sungai Ingei di Brunei Darussalam (Sungai Ingei Conservation Forest/SICF) berhasil mengungkap sejumlah spesies baru di dunia ilmu pengetahuan. Bahkan, beberapa di antaranya belum pernah tercatat di Brunei.
Berlokasi di barat daya Distrik Belait, berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Mulu di Sarawak, sekitar 30 km dari Gua Belait yang merupakan situs Warisan Dunia, Sungai Ingei merupakan salah satu penyangga hidupan liar utama di Brunei.
Dipandu oleh Dr. Josep Charles dari University Brunei Darussalam (UBD), penelitian tersebut dilakukan bersama para ilmuwan dari tiga negara Heart of Borneo--Brunei, Indonesia, dan Malaysia.
“Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyediakan basis data keanekaragaman hayati bagi Brunei Darussalam yang kelak dapat dipergunakan untuk penyusunan kebijakan pengelolaan konservasi hidupan liar,” ungkap Dr Charles, yang menjadi salah satu penyaji pada saat rilis dan pameran hasil penelitian tersebut di Hotel Empire di Brunei Darussalam.
Hutan Konservasi Sungai Ingei merupakan area seluas 18.941 hektare, sebuah wilayah dengan luasan yang tidak terlalu besar, namun penelitian mengungkap penemuan berbagai spesies fauna dalam angka yang cukup besar, termasuk 35 jenis ikan (enam jenis merupakan catatan baru untuk Brunei), 38 jenis amfibi, 2 jenis katak pemakan serangga, 12 jenis reptil, 14 jenis burung, dan 97 jenis mamalia (termasuk 28 jenis kelelawar).
Jika dibandingkan dengan daerah lain di kawasan Heart of Borneo, seperti Taman Nasional Kayan Mentarang di Kalimantan dan Maliau di Sabah serta Taman Nasional Gunung Mulu di Sarawak, terungkap bahwa Sungai Ingei memiliki keragaman spesies mamalia terbesar, meskipun luasan wilayahnya merupakan yang terkecil.
Saat ini tengah berkembang diskusi untuk menghubungkan Hutan Konservasi Sungai Ingei dengan Taman Nasional Gunung Mulu di Sarawak sebagai bagian dari mewujudkan pengelolaan lintas batas yang merupakan komitmen dari Inisiatif Heart of Borneo yang disepakati oleh ketiga pemerintah Borneo pada 2007.
Menurut Mahmud Hj. Yussof, Acting CEO Heart of Borneo Center di Brunei, kekayaan keanekaragaman hayati Sungai Ingei berpotensi untuk kemajuan ekonomi dan peningkatan penghidupan masyarakat, terutama untuk bidang ekowisata. “Dengan adanya ekowisata atau wisata alam, kita tidak perlu menebang hutan, kita hanya perlu melestarikannya dan mempromosikannya sebagai cara kita menghargai nilai keanekaragaman hayati yang ada,” katanya.
Penelitian tersebut didukung penuh oleh Pangeran Brunei, Royal Highness Prince Haji Al-Muhtadee Billah ibni His Majesty Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu’izzaddin Waddaulah, yang membuka seminar Heart of Borneo dan menyoroti kekayaan hutan alam Brunei serta menggarisbawahi potensi negaranya menjadi pusat penelitian hutan tropis berskala global.
Standard Chartered Bank, yang menjadi sponsor utama dari survei tersebut, menyatakan kegembiraannya terhadap hasil penelitian. Ms. Lai Pei-Si mengindikasikan bahwa SCB akan terus mendukung Inisiatif HoB di Brunei Darussalam.
Survei Sungai Ingei juga mendapat dukungan dari sejumlah mitra lainnya termasuk Brunei Shell Petroleum, HSBC, Panaga Natural History Society, dan Brunei Nature Society.