TULUS AJAK PUBLIK DAN ANAK-ANAK MENJADI #TEMANGAJAH
Oleh: Natalia Trita Agnika
Interaksi penyanyi Tulus dengan Gajah Sumatera dalam pembuatan video klip lagu “Gajah” di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) pada Mei 2014 lalu meninggalkan kesan mendalam bagi Tulus. Kecintaannya pada satwa kharismatik tersebut makin meningkat. Terlebih ketika Yongki, sang gajah jantan bintang video klipnya mati dibunuh dan diambil gadingnya, Tulus semakin gencar menyuarakan ajakan untuk kelestarian Gajah Sumatera melalui kampanye #JanganBunuhGajah pada 2016 silam.
Kini, penyanyi bernama lengkap Muhammad Tulus Rusydi tersebut kembali mengajak publik untuk lebih peduli terhadap kelestarian Gajah Sumatera dalam kampanye #TemanGajah. Berbeda dengan kampanye sebelumnya, #TemanGajah diusung dengan kampanye yang lebih hangat, ringan, dan mengajak kalangan yang lebih luas.
Apabila pada kampanye sebelumnya Tulus melakukan penggalangan dana melalui penjualan merchandise berbentuk gajah, kali ini kampanye #TemanGajah diusung dengan melakukan crowdfunding yang berkolaborasi dengan beberapa pihak, diantaranya kitabisa.com (portal penggalangan dana digital), Big Chance Indonesia (perusahaan konsultan bisnis), NUSAE (studio desain asal Bandung), dan Synchro (penyelenggara acara kampanye).
Tujuan dari penggalangan dana tersebut adalah untuk membeli 20 GPS collar satellite (kalung deteksi lokasi) yang akan didonasikan pada WWF-Indonesia dan dipasang pada 20 kelompok gajah liar di Sumatera. Dalam launching kampanye #TemanGajah yang bertempat di Kembang Goela Restaurant, Jakarta pada Kamis (19/10), Wisnu Sukmantoro, Elephant Conservation Specialist WWF-Indonesia menjelaskan bahwa pemasangan GPS collar satellite akan membantu dalam melakukan penelitian tentang Gajah Sumatera sehingga dapat mengurangi ancaman yang dapat membahayakan satwa yang dilindungi tersebut.
Masyarakat luas dapat menjadi #TemanGajah dan membantu upaya pelestarian Gajah Sumatera dengan berdonasi melalui laman kitabisa.com/temangajah. “Kalung ini harganya mahal. Itulah mengapa kita perlu mengumpulkan uang bareng-bareng,” terang Tulus pada awak media.
Penggalangan donasi melalui kitabisa.com dipilih karena dianggap sebagai platform yang mudah diakses oleh publik. CEO kitabisa.com, M. Alfatih Timur mengungkapkan bahwa saat ini cukup banyak masyarakat yang peduli pada nasib hewan. “Kami percaya bahwa orang-orang baik di Indonesia masih peduli pada isu yang menjadi ketertarikan masing-masing. Untuk kampanye #TemanGajah ini, orang dapat langsung klik dan bisa langsung berdonasi minimal Rp 20.000 di mana pun dan kapan pun,” tuturnya. Pananingtyas Prabantari dari Tulus Company juga menjelaskan bahwa kampanye #TemanGajah akan berlangsung mulai 19 Oktober 2017 hingga tiga bulan mendatang.
Tak hanya orang dewasa yang menjadi target kampanye ini. Tulus juga menggaet siswa sekolah dasar untuk terlibat dalam kampanye #TemanGajah. “Kita merasa bahwa anak-anak sangat perlu disosialisasikan kondisi gajah saat ini,” jelas Tulus. Oleh karena itu, untuk tahap pertama, kampanye #TemanGajah juga melibatkan 20 sekolah dasar di area Jakarta. Selain mendapatkan edukasi tentang Gajah Sumatera, anak-anak sekolah tersebut juga dapat membantu melalui kotak donasi yang akan diletakkan di masing-masing sekolah selama dua bulan. Selanjutnya, tak menutup kemungkinan kampanye ini akan mengajak kerja sama sekolah lainnya. Feny Wulandari, salah seorang guru SDN Cikini 01 Menteng, Jakarta, menyambut baik kampanye ini. “Semoga gajah hidupnya dapat lebih lestari dan tidak punah karena berkaitan dengan kehidupan kita juga. Manusia dan lingkungannya kan harus hidup berkesinambungan,” ujarnya.
Tulus berharap melalui kampanye ini publik dapat menyadari bahwa saat ini kondisi Gajah Sumatera sangat terancam dan semoga target donasi dapat tercapai. Yuk, bergabung dengan Tulus menjadi #TemanGajah !