TIGA NEGARA JANTUNG BORNEO PERKUAT KOMITMEN PEMBANGUNAN HIJAU
Palangka Raya -- Dalam Pertemuan Trilateral Kedelapan Inisiatif Heart of Borneo (HoB) yang ditutup di Palangka Raya hari ini (4/12), Pemerintah Brunei Darussalam, Indonesia, dan Malaysia telah membahas usulan-usulan kerja sama lintas batas untuk masa depan ‘hijau’ di Borneo. WWF memandang hal ini sebagai inisiatif penting untuk diperkenalkan sebagai langkah melakukan tindakan nyata demi pembangunan berkelanjutan di kawasan Jantung Borneo (Heart of Borneo/HoB). WWF berharap bahwa usulan-usulan tersebut dapat segera disetujui dan dilaksanakan, perkembangannya dapat dipantau secara berkelanjutan dan hasil yang diharapkan dapat diwujudkan sesuai rentang waktu yang telah disepakati.
WWF menyambut baik Inisiatif HoB mengajukan ide baru yang menarik, yang membuka jalan bagi pembangunan hijau dan berkelanjutan bagi Borneo. ""Kami memuji pemerintah yang telah mengambil langlah-langkah sesuai dengan tema pertemuan ‘Komitmen Ekonomi Hijau untuk Konservasi dan Pembangunan Berkelanjutan di Heart of Borneo: Dari Teori ke Aksi’,"" ungkap CEO WWF-Malaysia dan Ketua Program Borneo WWF, Dato' Dr. Dionysius Sharma.
Koridor Heart of Borneo
Kunci dari pembangunan adalah kesepakatan dari ketiga pemerintah HoB untuk membahas lebih lanjut rincian proposal yang diajukan oleh Pemerintah Brunei Darussalam yang disebut “Program Koridor Heart of Borneo”. Proposal ini memberikan kerangka visioner yang menghubungkan 12 kawasan lindung, taman nasional, cagar alam, dan kawasan konservasi yang terbentang dari Sabah sampai Kalimantan, melalui Brunei dan Sarawak. Program ini dapat menjadi program pertama yang dilaksanakan di kawasan HoB, yang bertujuan untuk mengamankan konektivitas di ketiga Negara HoB.
Dato' Dr. Dionysius Sharma mengatakan, ""Akan sangat menggembirakan jika program koridor ini terealisasi. Program ini bertujuan untuk menghubungkan lahan terfragmentasi menjadi rencana manajemen koheren, Negara bagian Sarawak menyediakan kesinambungan antara Brunei dan Indonesia. Program ini dapat menunjukkan kolaborasi atau kerja sama trilateral antara Pemerintah Brunei, Indonesia, dan Malaysia.""
Pembentukan program Koridor HoB yang baru diusulkan dapat meningkatkan kolaborasi yang ada di antara ketiga negara. Dengan demikian, program Koridor HoB ketika berhasil diimplementasikan akan berpotensi menjadi lanskap terpanjang di dunia yang menghubungkan kawasan lindung melalui penggunaan lahan berkelanjutan yang dikelola melalui kerja sama lintas batas negara.
Ekowisata Hijau di Heart of Borneo
Pertemuan Trilateral Kedelapan HoB juga membahas usulan dari Indonesia untuk merancang dan melaksanakan peta jalan guna pengembangan dan promosi HoB sebagai tujuan ekowisata hijau yang lintas batas. Proposal ini diharapkan dapat terlaksana pada 2018 dengan ditandatanganinya Deklarasi 'Tahun Kunjungan Heart of Borneo'.
Brunei Darussalam dan Malaysia akan mempelajari lebih lanjut usulan ini, namun semua negara telah sepakat bahwa potensi ekowisata merupakan komponen penting dari pembangunan ekonomi hijau. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun aset alam dan sosial budaya dari interior pulau dan memanfaatkan kekuatan gabungan dan menawarkan kekhasan dari HoB di tiga negara. Kebijakan yang tepat dan kondisi infrastruktur dapat mendukung model ekowisata hijau yang memaksimalkan pendapatan untuk pemerintah daerah dan masyarakat, dan meminimalkan biaya sosial dan lingkungan.
Sebuah Jaringan Masyarakat Lokal
Terakhir, para delegasi membahas usulan dari Indonesia untuk mendukung masyarakat lokal dalam membentuk jaringan komunitas lokal untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan konservasi di kawasan HoB. Langkah awal ini akan menjadi kunci pembentukan Forum Komunikasi Masyarakat di semua kabupaten yang relevan dan pada tingkat nasional HoB untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan masyarakat di HoB dan meningkatkan komunikasi serta pertukaran informasi.
Para tokoh masyarakat di HoB membuat pernyataan dukungan kepada para delegasi negara tentang kerangka ekonomi hijau yang disepakati oleh Inisiatif HoB dan diminta untuk secara aktif melibatkan mereka sebagai mitra strategis pemerintah dalam pelaksanaan Inisiatif HoB. Mereka juga secara resmi mengumumkan bahwa mereka sepakat untuk membentuk jaringan tokoh masyarakat setempat.
""Tidak ada keraguan tentang itu. Berbicara tentang konservasi atau modal alam saja tidak akan mengamankan kepemilikan Inisiatif HoB oleh masyarakat setempat. Keberhasilan Inisiatif ini tergantung pada cara menciptakan manfaat dan kesejahteraan setara dengan mempertahankan keanekaragaman hayati dan layanan ekosistem kritis, dan menjadikan masyarakat setempat sebagai mitra sejajar bagi HoB '' kata Leader Masyarakat Sipil WWF-Indonesia Program Borneo, Cristina Eghenter.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Anwar Purwoto, Direktur Program Sumatera & Kalimantan, WWF-Indonesia
Email: apurwoto@wwf.or.id, Hp: +62-812 1108654