TEMU KENAL PEMIMPIN MASA DEPAN IBU KOTA NUSANTARA
Langit cerah. Warna biru terang memulas angkasa. Tak ada gumpalan awan putih, apalagi yang berwarna abu-abu gelap.
Sekalipun cuacanya sangat terik, namun saya dapat bernapas lega mengisi paru-paru dengan udara bersih Balikpapan. Tentu saja, kondisi salah satu peradaban tersibuk Kalimantan Timur ini berbanding terbalik dengan apa yang saya rasakan di DKI Jakarta. Belakangan, kualitas udara Ibu Kota menjadi sorotan tajam.
Walaupun banyak kendaraan yang melintas, namun tidak terlihat adanya antrian yang panjang di persimpangan jalan di tengah kota Balikpapan. Oh betapa bahagianya, bila bisa merasakan hal tersebut sehari-hari, merasakan jalanan tanpa adanya kemacetan panjang.
Terlihat orang-orang sibuk lalu lalang pagi hari itu, sama halnya dengan saya yang bergegas menuju ke Kawasan Wisata Alam Bukit Bangkirai, yang terletak di Samboja, Kutai Kartanegara. Perjalanan ditempuh dengan waktu kurang lebih satu setengah jam dari kota Balikpapan untuk menuju Bukit Bangkirai menggunakan kendaraan bermotor roda empat.
Wisata Alam Bukit Bangkirai termasuk kawasan ekowisata di Kalimantan yang dikelola oleh PT Inhutani Balikpapan. Beroperasi sejak 14 Maret 1998, prasasti peresmian hutan alam seluas 510 hektar ini ditandatangani oleh Ir. Djamaluddin Soerjohadikusumo. Rimba Bukit Bangkirai kaya akan keanekaragaman hayati. Terdapat kurang lebih 2.800 jenis flora dan fauna yang didominasi oleh jenis pohon bangkirai, 3.000 jenis jamur, 13 jenis rotan, 24 jenis anggrek termasuk anggrek hitam, 113 burung, mamalia dan serangga.
Di lokasi inilah Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) melakukan kegiatan Kemah Konservasi dengan tema “Harmoni Nusantara - Kota Hutan yang selaras untuk manusia dan alam” yang turut didukung oleh beberapa mitra serta WWF-Indonesia pada 18-20 Agustus 2023. Kegiatan ini diikuti oleh 18 sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) serta Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dari beberapa wilayah yaitu Penajam Paser Utara, Samboja, dan juga Kutai Barat.
Perkemahan singkat ini dilaksanakan dengan harapan dapat memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran kepada generasi muda akan pentingnya hidup berdampingan bersama satwa liar dan dapat melestarikan hutan di calon Ibu Kota Indonesia dan sekitarnya. Karena generasi inilah nantinya yang akan menjadi penghuni dan harapannya dapat menjadi pemimpin di IKN.
WWF-Indonesia, juga turut terlibat dalam kegiatan ini sebagai upaya mendukung pemerintah Indonesia. Memberikan edukasi mengenai pengelolaan sampah dan juga mengisi kegiatan nonton bersama film “Sejak Dini” yang berkisah mengenai bagaimana mengubah kebiasaan atau gaya konsumsi konsumsi sehari-hari untuk menjamin keberlanjutan lingkungan.
Muhammad Ali Imron, Direktur Forest & Wildlife, WWF-Indonesia berpesan, “Peserta Kemah Konservasi adalah para generasi muda yang berada di lingkungan IKN, yang bisa berpartisipasi langsung dalam menjaga kelestarian lingkungan dan alam di dalam dan sekitar IKN. Mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama kemah konservasi, diharapkan menjadi modal mengembangkan diri untuk memantau pembangunan IKN yang berkelanjutan.”
Sementara itu, Pungky Widiaryanto, Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kehutanan dan Sumber daya Air, Otorita Ibu Kota Nusantara mengatakan, “Kemah konservasi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh OIKN untuk mengajak generasi muda khususnya tingkat SMP dan SMA, karena mereka inilah yang akan menjadi tulang punggung dan harapannya dapat menjadi pemimpin IKN di masa depan.”