TARIK PEDATI: DISKUSI PANGAN LOKAL DAN PENINGKATAN KONSUMSI OLAHAN PEDA KEMBUNG BAGI MASYARAKAT
Indonesia merupakan salah satu negara maritim terbesar di dunia yang wilayahnya dikelilingi oleh lautan. Dengan keuntungan kompetitif ini, Indonesia memiliki potensi sumber daya laut yang sangat melimpah, terutama dalam sektor perikanan. Indonesia menjadi salah satu negara penghasil ikan terbesar di dunia dengan menempati posisi ketiga setelah Tiongkok dan India. Menurut Eddy Afriyanto selaku Dosen Pembimbing Lapangan Kuliah Kerja Nyata Program Pengabdian pada Masyarakat (KKN PPM) Peda Kembung dalam Workshop KKN PPM Virtual Unpad X Earth Hour Bandung “Tarik Pedati” yang dilaksanakan pada Selasa (28/7), ikan merupakan salah satu bahan pangan terpenting bagi manusia, di mana dua hingga tiga persen protein yang dibutuhkan manusia bisa terpenuhi hanya dengan mengkonsumsi ikan. Pada kenyataannya, tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia masih terkategori sangat rendah jika dibandingkan Singapura dan Malaysia, dengan tingkat konsumsi hanya sebesar 50 kg/orang/tahun.
Salah satu produk olahan ikan yang digemari oleh masyarakat adalah Peda Kembung. Peda sendiri adalah makanan berbahan dasar Ikan Kembung yang difermentasi serta diolah dengan penambahan garam. Penambahan garam ini dimaksudkan untuk menyeleksi berbagai mikroorganisme dan menghasilkan enzim proteolitik. Enzim proteolitik ini kemudian memecah protein menjadi asam amino yang dapat memberikan rasa gurih yang ditemukan pada Peda Kembung. Proses penggaraman pada peda biasanya menggunakan garam krosok.
Peda sendiri sudah dikenal luas sejak lama dan disukai masyarakat, terutama oleh masyarakat Jawa Barat. “Namun, dalam mengkonsumsi ikan peda ini terdapat kendala pada rasanya yang sangat asin, di mana rasa asin tersebut dapat memicu penyakit tekanan darah tinggi,” ujar Eddy Afriyanto dalam workshop Tarik Pedati.
Workshop KKN PPM Virtual Unpad X Earth Hour Bandung “Tarik Pedati: Tips Variatif dan Menarik Agar Peda Semakin Diminati” merupakan acara puncak dari keseluruhan rangkaian KKN PPM Peda Kembung. Tarik Pedati bertujuan untuk mengajak masyarakat Indonesia, khsusnya Jawa Barat, untuk mengenal variasi produk olahan Peda Kembung bekerja sama dengan Koordinator Kota Earth Hour Bandung Periode 2019/2020 yaitu Arsellia Dwi Handayani selaku pemateri. Dalam workshopnya, Arsellia menjelaskan tentang olahan Peda Kembung dan hubungannya dengan Gerakan Pangan Bijak Nusantara yang diinisiasi oleh WWF Indonesia dan rekanan. Pangan Bijak Nusantara memiliki empat prinsip yaitu lokal, lestari, sehat, dan adil. Poin lokal pada prinsip Pangan Bijak Nusantara ini dimaksudkan agar olahan pangan kita, baik tradisional maupun modern, mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Poin lokal inilah yang kemudian menjadi fokus utama pelaksanaan Workshop Tarik Pedati, di mana tim KKN PPM Virtual Unpad 2020 Peda Kembung berharap olahan peda kembung mampu dikenal luas masyarakat dan menjadi representasi Indonesia selaku negara maritim.
Kegiatan KKN PPM Integratif Virtual Unpad 2020 Peda Kembung telah berlangsung sejak 1 Juli 2020 silam, beranggotakan 13 mahasiswa dari beragam fakultas dan diketuai oleh Haidar Aqilash Shidqy, Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Angkatan 2017. Dalam pelaksaannya, tim membuat terobosan-terobosan yang bertujuan untuk memperkenalkan olahan ikan peda secara luas kepada masyarakat, khususnya generasi muda dengan harapan kegiatan-kegiatan ini mampu memicu peningkatan konsumsi ikan peda bagi masyarakat. KKN PPM yang dilaksanakan secara daring ini dibimbing langsung oleh Dr. Ir. Eddy Afrianto, M.Si., selaku Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad.
Selain Workshop Tarik Pedati, Kegiatan-kegiatan yang diusung tim adalah Wikipeda. Wikipeda merupakan konten edukasi kepada masyarakat melalui Instagram sebagai media promosi yang diunggah mingguan. Selain Wikipeda, tim juga melakukan beberapa “demo masak” dengan melakukan kreasi produk olahan Peda Kembung, dengan harapan olahan Peda Kembung semakin beragam dan dapat dinikmati oleh masyarakat berbagai kalangan. Produk yang dihasilkan adalah Kroket Peda Peda de Croqueta, Peyek Peda Rastreligger Chips, dan Peda Goyang Lidah. Untuk menjawab keresahan mengenai tingginya kandungan garam dalam Peda Kembung yang dikhawatirkan dapat memicu penyakit tekanan darah tinggi, tim juga membuat konten video edukatif berjudul Peda Ramah Hipertensi berisi tips untuk mengurangi kadar garam pada Peda Kembung sehingga peda dapat dikonsumsi masyarakat luas tanpa khawatir ancaman tekanan darah tinggi. Peda Ramah Hipertensi dapat diakses melalui kanal YouTube “KKN 2020”.
Dengan demikian, Tim KKN PPM Virtual Unpad 2020 Peda Kembung berharap bahwa kegiatan-kegiatan yang telah terlaksana mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia, terkhusus warga Jawa Barat, dalam bijak mengonsumsi pangan serta turut memberikan kontribusi aktif dalam keberlanjutan ketahanan pangan nusantara.