TABAT EFEKTIF TINGKATKAN KELEMBABAN GAMBUT DI SEBANGAU
Oleh: Tira Maya
Palangkaraya (05/10)-Penabatan menjadi salah satu upaya merestorasi kawasan di sekitar Taman Nasional Sebangau. Sampai pada bulan September 2009, bersama masyarakat, pihak Balai TN Sebangau dan WWF-Indonesia melakukan penabatan di kanal-kanal milik masyarakat sekitar Sungai Bangah dan Sungai Bakung, bagian tengah sungai Sebangau.
Hutan Sebangau memiliki luas 568.700 hektar dan mencakup tiga kabupaten/kota, yakni Katingan, Pulang Pisau, dan Palangkaraya. Areal hutan tersebut merupakan ekosistem rawa gambut dengan ketebalan tanah gambut 3 m hingga 10 m. Saat kering, kawasan itu rawan terbakar.
Oleh karena itu, sejak tahun 2005, WWF telah mencanangkan kegiatan penabatan saluran/parit untuk memperbaiki fungsi hidrologis hutan rawa gambut Taman Nasional Sebangau. Sampai dengan tahun 2009 telah dibangun sejumlah 176 tabat untuk mengurangi laju pengurangan air gambut permukaan air tanah agar aman dari bahaya api. Sementara 66 tabat dipasang sejumlah pipa monitoring pada sisi kiri dan kanan saluran untuk mengukur pengaruh sekat/tabat terhadap kondisi sekitarnya.
Pemantauan air tanah selama empat tahun terakhir menunjukkan fluktuasi air tanah yang relative stabil. Secara visual, berbagai tumbuhan pionir dan cepat tumbuh telah menutupi areal yang sebelumnya gersang. Berdasarkan hasil monitoring, luas dam/tabat berdampak pada muka air tanah. Perilaku air tanah tersebut memberikan respon terhadap tabat yang dibangun terbukti dengan tinggi air tanah yang cenderung mampu membasahi sekitarnya dibanding lokasi yang tidak di tabat. Perilaku tata air disekitar tabat masih terus dipelajari untuk memperoleh hasil yang akurat dan dapat dipertanggungjawaban secara ilmiah.
Artikel Terkait:
Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut di Kalimantan Butuh Penanganan Serius
Masyarakat Ikut ""Serbu Api"" Kebakaran di Sebangau