KEMAH KONSERVASI DAN KOMITMEN MELESTARIKAN ALAM
Oleh Riesta Aldillah
Sabtu, 8 Agustus 2015 yang lalu, Jambore Nasional Kemah Konservasi di sepanjang pantai sumur kabupaten Pandeglang, Banten resmi dibuka oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan(LHK), Siti Nurbaya. Dengan penandatanganan Deklarasi Gerakan Nasional tumbuhan dan satwa liar yang berisi janji untuk terus melestarikan, mempelajari, dan memanfaatkan secara berkelanjutan untuk kejayaan bangsa. Deklarasi tersebut disimbolkan dengan pelepasan burung jalak di areal TNUK. Kemah konservasi yang melibatkan sekitar lebih dari 300 peserta yang berasal dari 77 Unit Pelaksana Teknis (UPT, berada di bawah KemenLHK) seluruh Indonesia ini berlangsung dari tanggal 8 – 10 Agustus 2015.
Kegiatan kemah konservasi ini dimaksudkan untuk memperingati hari konservasi alam nasional pada tanggal 10 Agustus yang berdekatan dengan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Kemah konservasi yang dikemas dengan konsep jambore nasional ini bertujuan untuk mengingatkan kembali akan pentingnya upaya konservasi sekaligus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya konservasi alam dan kelestarian keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya.
Mengangkat tema “Keberlanjutan Konservasi Alam untuk Kesejahteraan Masyarakat yang Berkeadilan”, acara Jambore Nasional diisi dengan pemberian penghargaan kepada masyarakat sebagai Kader Konservasi yang telah berjasa dalam penyelamatan Badak Jawa. Hal ini merupakan serangkaian wujud apresiasi Kementerian LHK pada para pihak yang telah mengupayakan kegiatan konservasi alam.
WWF Indonesia juga berpartisipasi dengan mendatangkan Panda Mobile melalui beberapa permainan konservasi dan lomba mewarnai dengan konsep penyelamatan Badak Jawa. Selain itu, Yuyun Kurniawan sebagai Project Leader WWF Ujung Kulon Project turut menjadi narasumber dalam talkshow yang bertema “Menjadikan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai Destinasi Unggulan Berbasis Badak Jawa” .