SUARA TESSO NILO, JULI-SEPTEMBER 2010
Suara Tesso Nilo kali ini menyuguhkan laporan tentang memanasnya konflik harimau-manusia di Riau. Dalam kurun waktu tiga bulan (Agustus-Oktober) terjadi tiga kali konflik harimau dan telah memakan korban jiwa dua orang dan satu ekor harimau mati. Tentu semua kita berharap kejadian seperti ini tidak terulang lagi namun tentunya harus ada upaya nyata untuk memperbaiki keadaan dalam rangka mencegah terjadinya konflik tersebut. Pihak terkait harus lebih siap dan tanggap dalam menangani konflik manusia harimau tersebut.
Komitmen pemerintah Indonesia untuk upaya konservasi harimau Sumatera sudah sangat jelas seperti halnya kesepakatan yang dihasilkan dalam pertemuan Pre Tiger Summit Dialog Meeting pada 12-14 Juli lalu di Bali. Tiga belas negara yang mewakili habitat alami harimau bersepakat untuk melipatgandakan populasi harimau di alam pada tahun harimau berikutnya yakni 2022. Spesies harimau di dunia saat ini tersisa sekitar 3.200 ekor yang meliputi enam sub-spesies yaitu harimau Sumatera, Bengal, Amur, Indochina, Cina Selatan, dan Malaya. Sub-spesies yang ada di Indonesia, harimau sumatera, dengan populasi sekitar 400 individu, mewakili 12 persen dari total populasi harimau di dunia – kondisi ini telah menempatkan Indonesia sebagai negara kunci dalam pelestarian harimau di dunia. Kemajuan yang cukup berarti datang dari upaya konservasi gajah Sumatera yang mana pada 20-23 September telah dilaksanakan Workshop Penyusunan Strategi Konservasi Gajah di Pekanbaru kerjasama BBKSDA Riau dan WWF. Workshop ini dibuka oleh Direktur Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Ir. Darori,MM.
Beberapa poin untuk upaya konservasi gajah Sumatera di Riau telah dirumuskan dalam workshop ini yang tentunya harus diikuti dengan upaya tindak lanjut. Komitmen penegakan hukum terhadap perambahan di Taman Nasional Tesso Nilo semakin nyata. Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan telah meminta dukungan kepolisian dan semua pihak untuk penegakan hukum di Tesso Nilo seperti diungkapkannya pada kunjungan kerja di Riau pada akhir September lalu. Menteri Kehutanan yang sempat memantau Taman Nasional Tesso Nilo dari udara sangat prihatin karena masih melihat adanya kebakaran hutan di kawasan tersebut. Ia menegaskan bahwa pemerintah akan menegakkan hukum terhadap pelanggaran di TNTN karena kawasan tersebut merupakan kawasan konservasi yang seharusnya benarbenar dilindungi.
Ada pencapaian yang menggembirakan untuk upaya-upaya konservasi namun di sisi lain ada hal-hal yang harus mendapat perhatian serius semua pihak. Seperti halnya produk madu hutan Tesso Nilo, kini ia telah menembus pasar Malaysia. Kita berharap program pengembangan ekonomi alternatif semakin terbuka lebar sehingga dapat mengangkat perekonomian masyarakat terutama yang hidup di pinggir hutan. Dengan demikian masyarakat dapat lebih baik menjaga alam dan mendapat mata pencarian berbasis non kayu.