STATUS MODERAT BAGI INDONESIA
Indeks Performa Perubahan Iklim menempatkan Indonesia di posisi moderat. Jauh lebih baik dibanding Thailand, Singapura, Korea, Taiwan, Malaysia, dan Cina.
KOPENHAGEN - Indonesia berada pada peringkat ke-23 berdasarkan Indeks Performa Perubahan Iklim (CCPI) 2010. Indeks yang dibuat Germanwatch dan Climate Action Network (CAN) Eropa itu diumumkan kemarin di sela Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim di Kopenhagen, Denmark. Tidak ada negara yang menempati urutan pertama hingga ketiga. Brasil menempati peringkat ke-4 dan Arab Saudi di posisi buncit, nomor 60. CCPI ini mencerminkan kinerja sebuah negara dalam upaya mengatasi perubahan iklim. Tiga indikator yang digunakan adalah kecenderungan emisi tiap sektor, tingkat emisi, dan kebijakan negara dalam mengatasi isu ini. Porsi indikator pertama adalah 50 persen, sektor yang dikaji meliputi sektor energi, transportasi, permukiman, dan industri. Indikator kedua berporsi 30 persen dan ketiga bernilai 20 persen.
Dari tiga indikator itu, skor Indonesia 54,9. ""Kami belum menghitung emisi dari sektor kehutanan di Indonesia,""kata Matthias Duwe, Direktur CAN Eropa, pada saat peluncuran CCPI di gedung Bella Center kepada Tempo. Untuk kawasan Asia, peringkat Indonesia di bawah India (peringkat ke-9), namun masih di atas Thailand (26), Jepang (35), Singapura (40), Korea (41), Taiwan (47), Malaysia (50), dan Cina (52).
Berdasarkan Indeks ini, peringkat keempat sampai ke-11 masuk kategori bagus dalam upaya memerangi perubahan iklim. Urutan ke-12 sampai ke-35 masuk kategori moderat, sedangkan urutan ke-36 hingga ke-47 berkategori buruk dan di bawahnya sangat buruk. Tiga teratas kosong, kata Jan Burck dari Germanwatch, karena tidak ada negara yang menunjukkan usaha sangat memadai untuk menghentikan perubahan iklim.
Namun, Matthias senang bahwa Brasil, yang masuk negara berkembang, berada di peringkat pertama. ""Ini mengirimkan tanda yang jelas untuk negosiasi bahwa mereka berkomitmen memerangi perubahan iklim,"" katanya.
Di luar acara serius itu, Bella Center kemarin juga digunakan oleh sekelompok aktivis untuk menggelar dua demonstrasi yang mengundang senyum karena keunikan yang mereka usung, sehingga menarik perhatian delegasi dan peserta COP.
Demonstrasi pertama dilakukan oleh aktivis Oxfam, yang memakai pakaian beruang. Mereka menyerukan agar pemimpin dunia serius mengatasi perubahan iklim, sembari memperhatikan warga miskin di negara berkembang yang terkena dampak global itu. ""Act now, save human!.""seru mereka berulang kali.
Demo kedua dilakukan tiga aktivis AVAAZ.org, yang berpakaian ala pemeran film kondang The Matrix. Mereka menggambarkan wajah Presiden Obama. Perdana Menteri Hatpyama (Jepang), dan Kanselir Angela Merkel (Jerman). ""Ini waktu bagi ketiganya untuk bertanggung jawab,"" kata Ricken Patel, Direktur AVAAZ.org. UNTUNG WIDYANTO