STAKEHOLDER WORKSHOP DAN TECHNICAL TRAINING: LANGKAH PERBAIKI PRAKTIK PERIKANAN
Living Blue Planet Report mengungkapkan penurunan populasi sumber daya laut mencapai 50% sejak tahun 1970 hingga 2012. Bahkan, terumbu karang diprediksi akan punah pada 2050 sebagai dampak perubahan iklim. Meskipun begitu, sumber daya laut masih dapat diselamatkan dan diperbaiki untuk menopang kehidupan manusia. Unduh disini : Living Blue Planet Report
Fisheries Improvement Program (FIP) untuk perikanan tangkap dan Aquaculture Improvement Program (AIP) untuk perikanan budi daya, merupakan rencana kerja perbaikan perikanan yang digadang WWF-Indonesia untuk menyelamatkan kondisi sumber daya laut ibu pertiwi. Bersama dengan Yayasan TAKA dan WWF-Coral Triangle, WWF-Indonesia menggelar workshop untuk para stakeholder perikanan serta technical training FIP di Sanur, Bali.
Workshop bertujuan untuk mengenalkan FIP kepada para stakeholder perikanan di Indonesia serta peningkatan kapasitas bagi para akademisi agar mampu mengimplementasikan prinsip-prinsip dari FIP di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP-RI). Digelar selama lima hari sejak 28 September lalu, workshop mengundang perwakilan stakeholder perikanan di Indonesia antara lain NGO, para praktisi perikanan, akademisi, serta perwakilan dari pemerintah. (Baca Juga : Upaya Perbaikan Ikan Karang Indonesia Menjangkau Sulawesi dan Nusa Tenggara)
Stakeholder Workshop
Berlangsung selama dua hari, workhsop untuk stakeholder dibuka oleh Habibi Abdullah selaku Manager Perbaikan perikanan Tangkap dan Budi daya WWF-Indonesia serta Jesse Marsh dari Scaling Blue, LCC. Dihadiri lebih dari 40 orang yang berasal dari NGO, perusahaan perikanan, serta staff kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang diwakili dari DITJEN PDS KKP.
Jesse memaparkan pentingnya FIP dan bagaimana cara implementasinya yang dilanjutkan dengan identifikasi permasalahan serta isu perikanan dari masing masing komoditas dan daerah. Setelah break, Jesse melanjutkan presentasinya terkait overview proses FIP dan dilanjut presentasi mengenai Tuna di Indonesia oleh MDPI, Rajungan oleh Jeremy Crawford, NFI serta FIP Tuna di Philippina oleh Marietta Calacal dari WWF-Philippina.
Pada hari kedua acara workshop tidak jauh seperti di hari hari pertama, presentasi dilanjutkan dengan bahasan yang berbeda. Masing masing group diberikan tugas untuk meng-assessment komoditas serta wilayah perikanan pilihan mereka masing masing sesuai dengan contoh kasus yang diberikan oleh pemateri kemudian mempresentasikan hasil dari diskusi mereka ke pada kelompok lain dan diakhiri dengan sesi tanya jawab.
Techincal Training
Technical Training yang diadakan selama empat hari di Kantor WWF – Sunda Banda Seascape (SBS) dihadiri oleh akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB); Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang; Universitas Negeri Hassanudin (UNHAS), Makassar, dan juga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan jaringan kerja WWF, diantaranya WWF-Philipina, Yayasan TAKA; serta Pemateri dari Poseidon dan Marine Stewardship Council (MSC).
Dalam kesempatan ini Richard dan Cassey dari MSC membagi pandangan mengapa harus memilih MSC, tantangan, serta beberapa cerita inspiratif dari beberapa negara yang berhasil mendapatkan sertifikat ekolabel MSC serta data stok ikan. Harapannya melalui stakeholder workshop dan juga pelatihan teknis, seluruh peserta dapat terlibat aktif dalam implementasi FIP sehingga perbaikan praktik perikanan Indonesia dapat terwujud dan sumber daya laut kembali mumpuni.