RSPO BANTU PETANI SWADAYA HASILKAN SAWIT LESTARI
Ditulis oleh H. Narno (Ketua Kelompok Tani Sawit Amanah) untuk Majalah Info Sawit
Penerapan prinsip dan kriteria Rountable Sustainable Palm Oil (RSPO) bertujuan untuk memberi manfaat bagi petani. Hal ini telah kami rasakan langsung. Banyak keuntungan yang kami dapatkan setelah mengenal dan menerapkan Prinsip dan Kriteria RSPO dalam praktek perkebunan keseharian kami.
Sebelum mengenal standar RSPO, dalam hal merawat kebun, petani cenderung menggunakan pestisida dan herbisida sesuka mereka, karena kurangnya pengetahuan tentang dosis dan cara pemakaian. Lebih-lebih mengenai pertolongan pertama jika terjadi keracunan. Hal tersebut luput dari perhatian para petani. Setelah dikenalkan pada standar RSPO, terbentuk lah Tim Unit Semprot (TUS) untuk kegiatan perawatan tanaman, yang diberi pelatihan dan juga bersertifikat untuk melakukan penyemprotan, bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Perkebunan. Dulu pestisida dan herbisida selalu dibawa pulang oleh petani, sekarang setelah penggunaan, cairan-cairan beracun beserta aplikatornya tersebut disimpan di dalam gudang tersendiri di belakang gedung asosiasi. Dari segi efisiensi juga terasa perubahannya. Sebelum penerapan standard RSPO biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan herbisida adalah Rp. 900.000 per hektar/tahun. Setelah pelatihan, biaya yang dibutuhkan hanya Rp. 400.000. Begitu pun juga dengan pemupukan, berkat pengetahuan 4 T yang diajarkan oleh perusahaan, pemupukan menjadi lebih sistematis dan dosisnya pun ditentukan sesuai dengan kebutuhan tanaman, tidak lagi sesuka petani seperti sebelumnya.
Pelatihan implementasi prinsip dan kriteria RSPO juga memberikan pemahaman mendalam mengenai lingkungan hidup bagi anggota kami. Melalui pelatihan standar RSPO petani juga dikenalkan dengan apa itu HCV dan manfaat yang didapat dari pentingnya melindungi HCV demi menjaga kelestarian habitat beserta tanaman dan hewan yang ada didalamnya dan menjaga ekosistem area sehingga berdampak positif terhadap kelangsungan usaha perkebunan sawit kami. Berkat pengetahuan tersebut, para petani menjadi lebih menaruh perhatian terhadap bantaran sungai yang terdapat didalam atau pun di sekitar lahan perkebunan mereka. Faktor lingkungan telah menjadi pertimbangan anggota Amanah dalam perluasan kebun kelapa sawit. Kami hanya akan memperluas lahan ke kawasan yang diperuntukkan bagi perkebunan, bukan kawasan bernilai konservasi tinggi maupun daerah perlintasan satwa.
Sebelum pelatihan diberikan, produksi rata-rata petani 20 ton tandan buah segar (TBS) per tahun. Dalam empat bulan pertama setelah pelatihan, hasil meningkat dengan proyeksi lebih dari 24 ton per tahun. Perlu dicatat empat bulan pertama ini adalah musim kering, sehingga produktivitas lebih rendah, tapi tetap saja hasilnya lebih baik daripada sebelumnya.
Kesan Serta Harapan Untuk Masa Depan
Di dalam prosesnya pun, proses sertifikasi RSPO yang kemarin dilalui oleh para petani juga memberikan pengalaman dan kesan yang tidak kalah menariknya untuk diceritakan. Melalui proses sertifikasi RSPO hubungan yang ada diantara para petani pun juga menjadi semakin akrab. Jika ada masalah yang ditemukan, selalu ada penyelesaian yang bisa diberikan. Pengetahuan yang diberikan tentang RSPO juga semakin memperkaya wawasan kami, dan manfaatnya dalam praktek pengelolaan kebun sehari-hari pun dapat cepat kami rasakan. Pada saat berlangsungnya audit pun kesan yang diberikan juga tidak kalah unik, menarik dan juga bagus, karena Badan Sertifikasi yang menilai juga memberikan ilmu-ilmu yang berharga yang dapat diaplikasikan langsung ke lapangan untuk perbaikan pengelolaan kebun.
Kedepannya, 132 petani swadaya lainnya telah menyatakan keinginannya untuk bergabung menerapkan standar RSPO melalui Amanah. Pada awalnya mereka meragukan manfaat yang diberikan oleh sertifikasi RSPO. Setelah mereka melihat peningkatan kemampuan dan produktivitas anggota Amanah, mereka tergerak untuk bergabung dengan kami, sebagai petani swadaya yang tersertifikasi oleh RSPO.
Harapan dari kami para petani setelah mendapatkan sertifikasi RSPO adalah, kami tidak ditinggalkan begitu saja untuk kemudian melanjutkan keberhasilan kami ini sendirian. Kami masih tetap menginginkan pendampingan agar keberhasilan dan kemajuan yang telah dicapai ini tetap dipertahankan. Kami juga mengharapkan agar diadakan pertemuan setiap beberapa bulan sekali dengan pihak WWF dan RSPO yang telah menjadi pendamping kami sejak awal, agar terus menumbuhkan semangat kami untuk terus maju dan menjadi lebih baik lagi.
Terakhir yang juga ingin saya tekankan adalah, dengan keberhasilan kami mendapatkan sertifikasi RSPO ini mudah-mudahan bisa menepis anggapan bahwa petani-petani swadaya di Indonesia sulit untuk diajak membangun dan bergabung didalam asosiasi atau perkumpulan. Saya mengharapkan agar pengalaman dan pencapaian ini dapat menumbuhkan ribuan asosiasi atau koperasi semacam Amanah dan mendorong mereka untuk turut mendapatkan sertifikasi RSPO.
Baca blog sebelumnya ""Bukti Nyata! Petani Sawit Swadaya Indonesia Mampu Menghasilkan Kelapa Sawit Lestari""