PREMIERE THE AGE OF STUPID; TANDA PENGINGAT BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM
Oleh: Masayu Yulien Vinanda
Jakarta (17/10)-Tiga LSM Lingkungan, Greenpeace, WWF-Indonesia, dan Oxfam yang tergabung dalam koalisi GCCA (Global Campaign on Climate Action) menggelar pemutaran perdana film doku-drama-animasi bertajuk the Age of Stupid (Jaman Edan) di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat pada hari Sabtu (17/10).
Acara ini diawali dengan konvoi sepeda sebagai bentuk kampanye mengurangi emisi bahan bakar, pertunjukan musik ramah lingkungan oleh kelompok Acapella “Jamaica Café” dan diskusi lingkungan yang menghadirkan Armi Susandi pakar pemanasan global yang saat ini juga tercatat sebagai anggota Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI), aktivitis lingkungan Abdul Qodir, dan selebritis Davina Hariadi yang juga merupakan Supporter Kehormatan WWF-Indonesia. Green Bazar yang diramaikan oleh LSM lingkungan serta berbagai organisasi komunitas juga meramaikan premier film lingkungan tersebut.
Pemutaran film The Age of Stupid digelar dengan konsep “low carbon” dan “zero waste” Selain pengunjung yang dihimbau untuk datang dengan menggunakan sepeda dan transportasi umum, mereka juga dianjurkan untuk membawa botol minuman sendiri. Panitia menyediakan sejumlah dispenser yang tersebar di sejumlah titik untuk memudahkan pengunjung mengisi ulang botol minuman mereka.
Koordinator GCCA, Rully Prayogo mengemukakan film The Age of Stupid yang disutradarai oleh Franny Armstrong dan diproduseri oleh Lizzie Gillet ini berusaha menggambarkan kerusakan bumi di tahun 2055 dan mempertanyakan mengapa manusia tidak bertindak apapun untuk menghentikan dampak perubahan iklim.
“Film ini adalah bagian dari rangkaian screening hampir di seluruh dunia yang pertama kali diputar di Inggris pada bulan Maret lalu. Lalu kita bikin big launchnya di New York pada 21 september lalu. Tujuan film ini pada dasarnya adalah untuk memberikan push atau tekanan kepada negara-negara maju dan seluruh kepala negara di dunia untuk datang ke Copenhagen dan membuat perubahan. Terutama bagi Indonesia yang sangat rentan dan tidak siap dengan perubahan iklim,” tambah Rully.
“Pembangunan public awareness melalui media film saya rasa sangat efektif. Karena kita terbiasa berpikir visual..dibandingkan jika kita harus mendengarkan pidato mengenai perubahan iklim, dengan menyaksikan film The Age of Stupid saya rasa publik akan lebih sadar akan bahaya perubahan iklim dan saya harapkan kita semua akan mau berubah untuk masa depan bumi yang lebih baik, ungkap Davina Hariadi, Supporter Kehormatan WWF-Indonesia yang hadir dalam premier The Age of Stupid.
Tidak hanya membangun kesadaran publik akan bahaya perubahan iklim, pemutaran film the Age of Stupid ini juga diharapkan mampu menjadi renungan para pembuat kebijakan tingkat dunia untuk mempercepat kesepakatan iklim yang akan dilahirkan dalam pertemuan UNFCC di Copenhagen Desember tahun ini. Apapun harus dilakukan segera demi menyelamatkan bumi dari tragedi perubahan iklim yang selalu menghantui.