PESERTA EKSPEDISI FLORES ALOR
Nara Wisesa
Walau tumbuh besar di kota pegunungan di Bandung, Indonesia, ketertarikannya pada lingkungan laut sudah ia miliki sejak kunjungan ke Pasir Putih di pesisir selatan Jawa Barat saat ia masih kecil. Kemudian ia jatuh cinta pada cetaceans saat usia Sekolah Dasar, dan menentukan cita-citanya untuk menjadi ahli biologi laut setelah tahu bahwa ternyata profesi semacam itu sungguh ada!
Nara berkesempatan kuliah di Selandia Baru, mengambil program studi Biologi Kelautan (dengan fokus kedua pada Ekologi dan Keanekaragaman Hayati). Sambil kuliah, ia masih sempat menjadi relawan untuk WWF-New Zealand. Sepulangnya ke Indonesia, kembali ia menjadi relawan di WWF-Indonesia.
Nara kemudian melanjutkan studinya dengan beasiswa dari European Union Erasmus Mundus Program untuk perdikat Master dalam Ilmu Lingkungan, Kebijakan dan Manajemen (MESPOM). Studi ini ditempuh di Hongaria, Yunani dan Inggris, namun saat membuat tesis, ia memutuskan melakukan penelitian di Wakatobi dengan topik pengembangan komunitas yang dilakukan oleh WWF-Indonesia. Setelah mendapat gelar master, Nara kembali ke Indonesia, beberapa kali menjadi konsultan dan akhirnya bekerja sebagai staf penuh di WWF-Indonesia.
Di WWF-Indonesia, Nara bertanggung jawab memastikan penyusunan dan pelaporan program-program kelautan dan perikanan, juga terlibat dalam pengembangan Jaringan KPL Bentang Laut Sunda Banda yaitu melakukan studi literatur dan mendampingi tim WWF-US dalam membuat monitoring dashboard dan pengumpulan data sosio-ekologi di Kepulauan Kei tahun 2013. Saat ini Nara bersama belasan ilmuwan lainnya sedang melakukan ekspedisi di Alor dan Flores Timur.
Tutus Wijanarko
Tutus Wijanarko baru bergabung dengan WWF-Indonesia dari tahun 2013 sebagai Staf Monitoring untuk proyek Solor-Alor. Meski baru, Tutus telah memiliki segudang pengalaman di bidang pengamatan terumbu karang di Indonesia dan terlibat dalam beberapa pelatihan terkait. Tutus merupakan lulusan Ilmu Kelautan dari Universitas Diponegoro. Dalam ekspedisi ini, Tutus membantu dalam pengambilan data ikan karang.
Aditano Yani Retawimbi
Aditano Yani Retawimbi memiliki keahlian di bidang GIS dan pengambilan data terumbu karang, dan telah terlibat dalam beberapa proyek terkait kedua hal ini. Tano merupakan lulusan program studi Ilmu Kelautan dari Universitas Diponegoro dan mulai bergabung dengan WWF-Indonesia dari pertengahan 2012 sebagai staf GIS dan monitoring. Dengan banyaknya pengalaman yang Tano miliki, dia bertanggung jawab dalam urusan GIS dan sebagai pengamat benthik selama ekspedisi.
Riswanto
Riswanto memiliki pengalaman lebih dari 8 tahun dalam bidang Konservasi Pesisir. Lulus dari program studi Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro pada tahun 2005, beliau langsung bergabung dalam Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan – Balitbang Kementrian Kelautan dan Perikanan. Dalam ekspedisi ini, Riswanto akan membantu keseluruhan tim dalam pengambilan data di lapangan.
Yansens S Sailana
Yansens S Sailana, atau lebih dikenal sebagai Pak Bungsu, merupakan staf Bidang Konservasi DinasKelautandanPerikananKabupatenAlor. Pak Bungsu merupakan salah satu champion WWF, yaitu tokoh lokal potensial yang mendapatkan fasilitasi dari WWF-Indonesia untuk meningkatkan kapasitasnya dalam pemantauan terumbu karang. Beliau telah terlibat dalam beberapa pemantauan terumbu karang dan memiliki pengetahuan luas tentang Kabupaten Alor.
Musanif Umar
Musanif Umar, S.Pi, merupakan tenaga honorer Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor. Musanif merupakan salah satu champion WWF, yaitu tokoh lokal potensial yang mendapatkan fasilitasi dari WWF-Indonesia untuk meningkatkan kapasitasnya dalam pemantauan terumbu karang. Beliau telah terlibat dalam beberapa pemantauan terumbu karang dan memiliki pengetahuan luas tentang Kabupaten Alor.
Yupiter N.S. Kitarake
Yupiter N.S. kitarake, S.Si, merupakan staf Bidang Konservasi DinasKelautandanPerikananKabupatenAlor. Yupiter merupakan salah satu champion WWF, yaitu tokoh lokal potensial yang mendapatkan fasilitasi dari WWF-Indonesia untuk meningkatkan kapasitasnya dalam pemantauan terumbu karang. Beliau telah terlibat dalam beberapa pemantauan terumbu karang dan memiliki pengetahuan luas tentang Kabupaten Alor.
Efin Muttaqin
Efin Muttaqin memiliki keahlian di bidang ekologi terumbu karang, pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan KKP. Efin bergabung dengan Wildlife Conservation Society-Marine Program Indonesia (WCS-IP) tahun 2008 dan saat ini dia bertanggung jawab sebagai Kepala Proyek Karimunjawa. Dia lulus dari Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai Sarjana Ilmu Kelautan dan saat ini sedang menyelesaikan jenjang paska sarjananya di bidang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir di universitas yang sama. Dengan beragam pengalaman dalam monitoring terumbu karang di Indonesia, dalam ekspedisi ini Efin bertanggung jawab sebagai ketua tim bentik.
Fakhrizal Setiawan
Fakhrizal Setiawan adalah Staf Konservasi Laut WCS-IP dan memiliki spesialisasi dalam pembentukan dan pengelolaan KKP. Fakhrizal memulai karirnya pada tahun 2005 sebagai peneliti ikan karang dan telah memimpin banyak pemantauan dan riset terumbu karang di Indonesia. Pengalamannya yang beragam dalam survei ikan karang beserta tinggi minatnya pada pemotretan bawah air, memberikannya kesempatan dalam membuat buku panduan identifikasi ikan karang untuk Taman Nasional Bunaken. Fakhrizal merupakan lulusan program studi Ilmu Kelautan dari Institut Pertanian Bogor dan berperan sebagai ketua tim ikan dalam ekspedisi ini.
Hedra Akhrari
Hedra Akhrari adalah peneliti ikan karang dan baru saja lulus S1 di bidang Teknologi dan Manajemen Budidaya dari IPB. Semenjak 2009, dia telah terlibat dalam beberapa ekspedisi di Indonesia sebagai pengamat ikan karang. Saat ini, Hedra magang di WCS-IP. Sepanjang ekspedisi, dia akan membantu dalam pengambilan data ikan.
Sukmaraharja Aulia Rachman Tarigan
Sukmaraharja Aulia Rachman Tarigan barusaja bergabung dengan WCS-IP sebagai Staf Sains dan Konservasi dan bertugas untuk memperkuat aspek ilmiah WCS-IP untuk mendorong pengelolaan KKP secara adaptif. Sukma lulus dari program studi Ilmu Kelautan IPB pada tahun 2012. Pengetahuan dan pengalaman Sukma mengenai ekologi terumbu karang dibangun dari pengalaman dia dalam melakukan beberapa proyek penelitian secara independen pada saat kuliah. Setelah bergabung dengan WCS-IP, pengetahuan dan pengalaman Sukma semakin berkembang pesat dalam di bidang ini.
Sancha Sadewa
Sancha Sadewa lulus dari IPB pada tahun 2013 sebagai Sarjana Ilmu Kelautan. Sancha telah terlibat dalam berbagai kegiatan pengamatan terumbu karang pada saat kuliah, baik dalam proyek yang dikelola oleh WCS-IP maupun organisasi lain. Kemampuan Sancha dalam identifikasi karang sampai ke tingkat genus sangat diakui, sehingga dia akan mengambil data benthik selama ekspedisi.
Muhidin
Muhidin merupakan Sarjana Manajemen Sumberdaya Perairan dari IPB dan saat ini sedang melanjutkan program paska sarjana di bidang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir di universitas yang sama. Selain itu, Muhidin aktif sebagai peserta magang WCS-IP membantu kegiatan pengamatan terumbu karang. Sebelum bergabung dengan WCS-IP, Muhidin terlibat dalam beberapa pengamatan terumbu karang di Indonesia. Muhidin berperan sebagai pengamat benthik dalam ekspedisi ini.