PENYUSUNAN INDIKATOR EAFM UNTUK PERAIRAN PEDALAMAN
Oleh : Dita Larasati (Capture Fisheries Assistant for EAFM)
Subdit Perairan Umum Daratan, Direktorat Pengelolaan Sumber Daya ikan – DJPT KKP bersama WWF-Indonesia dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB (FPIK IPB), mengadakan workshop penyusunan indikator dalam penilaian Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) untuk Perairan Umum Daratan (PUD) di Indonesia. Kegiatan penyusunan ini dilaksanakan pada Selasa, 15 Maret 2016, di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (Dep. MSP), FPIK-IPB. Rangkaian kegiatan yang merupakan pertemuan ketiga untuk penyusunan indikator EAFM PUD tersebut, diawali dengan sambutan dari Dr. Toni Ruchimat selaku Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan. Pada sambutannya, beliau menekankan agar pada akhir tahun ini modul EAFM PUD diharapkan sudah tersedia agar dapat segera diimplementasikan di beberapa daerah. Acara kemudian dilanjutkan dengan arahan mengenai EAFM PUD oleh Dr. Luky Adrianto, Dekan FPIK IPB, sebelum dipaparkannya indikator domain EAFM PUD oleh para narasumber yang hadir.
Adanya pemahaman perspektif di antara para ahli dalam bidang EAFM dan PUD serta masukan dan saran dari narasumber mengenai enam indikator EAFM PUD yang disampaikan dalam forum menjadi tujuan dilaksanakannya kegiatan ini. Masukan-masukan tersebut selanjutnya akan dijadikan bahan untuk membuat revisi draft indikator EAFM PUD. Seperti, masukan yang diberikan oleh Prof. Husna, ahli PUD dari Balitbang KP, melalui uji coba awal di perairan Giam Siak dan sungai Kombe menambah kaya khasanah dalam penyusunan indikator EAFM PUD.
Adapun enam indikator domain yang menjadi bahan diskusi workshop EAFM PUD antara lain; Sumberdaya Ikan yang dipaparkan oleh Dr Mukhlis Kamal, Habitat dan Ekosistem oleh Dr Niken, Alat Tangkap Ikan oleh Dr Yon Vitner serta Sosial, Ekonomi dan Kelembagaan yang dipaparkan oleh Dr Taryono Kodiran. Keenam domain itu nantinya akan diadaptasikan dari cara penilaian EAFM perairan laut sesuai karakterisktik PUD di Indonesia. Serta hasil pertemuan yang diadakan di Bogor tersebut selanjutnya akan dikaji ulang sebelum diadakan pertemuan berikutnya untuk finalisasi indikator EAFM PUD.
Mewujudkan Pengelolaan Perikanan PUD yang Berkelanjutan
Penyusunan indikator EAFM yang sesuai dengan karakteristik PUD di Indonesia ini dinilai penting mengingat Indonesia berada pada peringkat ke-7 untuk pengelolaan PUD di dunia. Indikator tersebut nantinya akan dijadikan suatu perangkat oleh KKP, khususnya dalam pengelolaan perikanan tangkap di PUD, guna mewujudkan pengelolaan perikanan PUD yang berkelanjutan dan berguna bagi kesejahteraan masyarakat.
Dalam penyusunan indikator EAFM PUD tersebut WWF-Indonesia turut membantu pemerintah dalam melaksanakan workshop, melakukan finalisasi modul panduan serta mengimplementasikan uji coba EAFM PUD di beberapa perairan di Indonesia untuk meningkatkan produk perikanan tangkap PUD Indonesia di pasar Internasional.
Berdasarkan roadmap yang disepakati antara Subdit PUD Pengelolaan Sumber Daya Ikan-DJPT KKP, FPIK IPB dan WWF-Indonesia, setelah pembahasan indikator ini tersedia akan dilaksanakan uji coba di beberapa lokasi perairan diantaranya Rimbang Baling, Riau; Cimandiri, Jawa Barat; Palangka Raya; dan Danau Sentarum, Kalimantan Barat.
Semua pihak sepakat untuk menunggu finalisasi dokumen indikator oleh tim FPIK IPB yang dipimpin oleh Dr Mukhlis Kamal sebelum diimplementasikan di beberapa daerah dan melaksanakan workshop selanjutnya untuk penyetujuan final dokumen tersebut. Sehingga, harapannya pada akhir tahun ini modul panduan penilaian performa PUD melalui pendekatan ekosistem telah tersedia agar saat diimplementasikan di PUD kita sudah dapat menggunakan acuan indikator EAFM PUD untuk mewujudkan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan.