PENYU BELIMBING ITU KEMBALI SEMBILAN TAHUN KEMUDIAN
Oleh Hadi V. Ferdinandus
Monitoring penyu belimbing yang dilakukan pada 8 Juli – 17 Agustus 2013 lalu di Pantai Suaka Marga satwa Jamursba-medi berbuah manis. Tim Monitoring WWF Indonesia Kantor Sausapor bekerja sama dengan Universitas Negeri Papua menemukan 34 individu penyu betina. Sebanyak 12 ekor diantaranya adalah individu baru dan 22 ekor lainnya adalah individu lama yang sudah terpasang nomor Passive Integrate Transponder Tag (PIT Tag). Dari 22 individu lama, lima diantaranya teridentifikasi dalam database monitoring merupakan penyu yang pernah datang pada tahun 2004, 2005 dan 2007, atau enam sampai sembilan tahun lalu tercatat pernah bertelur di Jamursba-medi. Kegiatan monitoring yang dilakukan pada malam hari dengan berjalan kaki mencatat adanya 273 sarang penyu belimbing di pantai peneluran penyu belimbing terpanjang di Pasifik Barat.
PIT Tag merupakan chip yang tertanam pada otot pundak sebelah kanan penyu yang berguna untuk mendata setiap penyu yang berlabuh dan dicatat oleh tim monitoring. Penomoran PIT Tag penyu belimbing disepakati di tingkat internasional oleh ahli penyu dunia, untuk Pantai Jamursba-medi dengan inisial ""12x xxxxxxA"" dan penyu yang berasal dari pantai Warmon ""13xxxxxxxA"" masing-masing sembilan digit.
Spotila (2004) menyebutkan induk penyu belimbing akan kembali bertelur dalam interval dua hingga tujuh tahun atau normalnya dua hingga empat tahun. Sedikit laporan terkait ditemukannya penyu belimbing betina yang kembali bertelur di tempat yang sama, namun faktanya penyu betina yang bertelur dipantai Jamursba-medi kembali lagi ke Jamursba-medi. Ada juga penyu belimbing betina yang bertelur di Pantai Warmon pindah bertelur ke pantai Jamursba-medi yang berjarak kurang lebih 30 km. Hal tersebut tidak biasa dilakukan oleh penyu, namun tidak mengherankan karena menurut Dutton (2007), penyu belimbing dibentang laut kepala burung Papua (termasuk Pantai Jamursba-medi dan Pantai Warmon) adalah satu komunitas.
Dengan kembalinya penyu tersebut, kita dapat mempelajari mengenai pertumbuhan individu penyu tersebut. Terjadi pertambahan panjang sebesar 21cm dan lebar mencapai 13 cm dalam waktu sembilan tahun pada salah satu individu, berarti pertumbuhan adalah 2.3cm untuk panjang individu dan 1.4 cm untuk lebarnya per tahun.
Lalu, kemanakah mereka selama sembilan tahun? Benson et al (2007) menjelaskan bahwa penyu belimbing yang bertelur pada musim peneluran April–September dengan puncak Juni – Juli akan berupaya (post nesting migration) kebelahan bumi bagian utara, sedangkan penyu belimbing yang bertelur dimusim peneluran Oktober – Maret akan berupaya kebelahan bumi bagian selatan. Jadi, diketahui bahwa tiga penyu betina yang ditemukan sudah pernah pergi ke perairan Monterei-California yang memiliki banyak ubur-ubur. Sementara, dua ekor lainnya jalan-jalan ke Selatan mencari ubur-ubur diperairan Kepulauan Kei.
Referensi:
Benson,SR.PH.Dutton,C.Hittipeuw,B.Samber,J.Bakarbessy,and D.Parker,2007.Post-Nesting Migrations of Leather back Turtles(Dermochelys coriacea) from Jamursba-Medi, Bird’s Head Peninsula, Indonesia. Chelonian Conservation and Biology, 2007, Volume 6 (1) : 150–154.
Dutton,P.,C.Hitipeuw,M.Zein,S.R.Benson,G.Petro,J.Pita,L.Ambio,andJ.Bakarbessy,2007, Status and Genetic Structure of Nesting Populations of Leather back Turtles (Dermochelys coriacea) in the Western Pacific. Chelonian Conservation and Biology, 2007,6 (1) : 47–53 _Chelonian Research Foundation
Spotila,JR.2006.Sea Turtles : A Complete guide to the irbiology,behavior,and conservation,The John
Hopkins University Press,London,197-214