PEMERINTAH KAWAL PELAKSANAAN KOMITMEN PENYELAMATAN EKOSISTEM SUMATERA
Oleh: Israr Ardiansyah dan Masayu Yulien Vinanda
Terkait ditandatanganinya komitmen bersama untuk mengimplementasikan Peta Jalan (Road Map) Penyelamatan Ekosistem Pulau Sumatera (Jumat, 26/06), pemerintah melalui Departemen Pekerjaan Umum dan Kementrian Negara Lingkungan Hidup menyatakan siap mengawal implementasi langkah-langkah strategis penyelamatan ekosistem Sumetera sebagaimana tertuang pada dokumen tersebut.
”Kita usahakan agar MoU ini diikuti oleh semuanya dengan memberikan petunjuk teknis, dengan mengawal, memberikan stimulasi, memfasilitasi supaya mereka tetap bekerja bersama, tidak melanggar aturan yang sudah ditetapkan,” ujar Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, seusai menyaksikan penandatangan komitmen tersebut.
Menurutnya, kesepakatan road map penyelamatan ekosistem Sumatera secara otomatis juga akan mempengaruhi proses pengawasan substansi RTRW Propinsi atau Kabupaten Kota.
Dirjen Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum, Imam S. Ermawi mengatakan “Nantinya, setiap RTRW Pulau dan Propinsi harus mendapatkan persetujuan substansi dari menteri. Sebelum disetujui oleh menteri, substansinya kita cek bersama dengan tim teknis dari Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional.”
Masih terkait dengan pengawasan konsensus lingkungan tersebut, Menteri Negara Lingkungan Hidup Rahmat Witeolar, menyebutkan adanya sanksi bagi mereka yang melanggar kesepakatan.
“Orang itu kadang-kadang melanggar tanpa tahu, sekarang ini semuanya sudah diberi tahu. Kalau tahu, tapi tetap melanggar, maka ia akan dikenakan pasal-pasal di dalam UU tentang pengelolaan Lingkungan Hidup yang baru yang menyangkut pidana dan perdata yang lebih tinggi,” ujar Rahmat.
Sebelumnya, pada pidato kuncinya, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Prof. Dr. Emil Salim menyatakan bahwa pemerintah propinsi se-Sumatera harus belajar dari kerusakan lingkungan di Jawa. “Kita tidak bolah hanya terpaku pada usaha eksploitasi sumber daya alam di Sumatera yang nilai tambahnya kecil. Kita harus membangun Sumatera yang lebih baik dengan perencanaan berbasis lingkungan.”
“Jangan mengulangi kesalahan di Jawa. Jawa adalah masa lalu, Sumatera adalah masa depan. Kita harus mengembangkan dan mendidik sumber daya manusia di Sumatera untuk dapat memberikan nilai tambah di Sumatera agar kerusakan lingkungan bisa dicegah,” tandas Emil yang disambut tepuk gemuruh sekitar 100 peserta yang hadir pada pertemuan tersebut.