PELATIHAN PENGUKURAN, PELAPORAN DAN VERIFIKASI EMISI GRK DARI DEFORESTASI DAN DEGRADASI HUTAN SECARA PARTISIPATIF
Kegiatan pengukuran, pelaporan, dan verifikasi (measurement, reporting and verification/ MRV) emisi gas rumah kaca merupakan syarat wajib dalam mengakses pendanaan berbasis kinerja (payment for performance) aksi mitigasi REDD+. Tiga kegiatan tersebut harus dilakukan dalam standar yang baku sehingga jumlah emisi yang terverifikasi menjadi dasar yang disepakati untuk pendanaan berbasis kinerja.
Pada tanggal 15 – 16 Desember 2017, WWF-Indonesia mengadakan Pelatihan Pengukuran, Pelaporan dan Verifikasi Emisi GRK dari Deforestasi dan Degradasi Hutan Secara Partisipatif di Balai Desa Linggang Melapeh, Kutai Barat. Pelatihan tersebut diikuti oleh 23 orang peserta dari lima kampung dampingan WWF yaitu Linggang Melapeh, Laham, Batu Majang, Long Tuyoq dan Minta dan dari Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP3D) dan Dinas Lingkungan Hidup dari Kabupaten Mahakam Ulu dan Kutai Barat.
Materi pelatihan yang berlangsung selama dua hari berupa penggunaan MRV Web-based system dan praktek penggunaannya. Juga dijelaskan mengenai apa itu perubahan iklim, kaitannya dengan REDD+ dan bagaimana cara mengukur emisi gas rumah kaca. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar desa-desa yang berada disekitar hutan, selaku ujung tombak yang berkaitan dengan konservasi hutan, dapat berkontribusi dalam upaya pengurangan emisi dan menjaga kawasan hutan di wilayahnya secara berkesinambungan dan sejalan dengan pemerintah pusat dan daerah.
Pelatihan ini di fasilitasi oleh Abdul Mukti dari WWF-Indonesia dengan pelatih Arief Darmawan. Pembukaan pelatihan ini dilakukan oleh Bapak Kepala Kampung Linggang Melapeh.
Pelatihan ini mendapatkan tanggapan positif dari peserta pelatihan yang mendapatkan kesempatan untuk belajar teori dan praktek yang berkaitan dengan data spasial, data inventarisasi hutan dan pengukuran karbon hutan. “Kami dari kampung senang karena bisa belajar langsung pengukuran karbon dan input data dalam MRV web-base system yang sebelumnya tidak kami ketahui sama sekali,” ujar Roy salah satu peserta.
Dalam penjelasannya saat pelatihan Arief Darmawan menyampaikan ketika standar pengukuran emisi GRK telah terbangun maka kegiatan MRV menjadi sebuah kegiatan rutin yang pelaksanaannya dapat dibantu dengan teknologi sistem informasi (basis data), terutama yang berbasis internet.
Di lain pihak, WWF-Indonesia memiliki inisiatif untuk mengembangkan sebuah platform portal data berbasis internet untuk membantu melakukan kegiatan MRV REDD+ secara partisipatif. Platform ini memiliki pondasi basis data yang ditujukan secara khusus untuk kegiatan-kegiatan berbasis hutan dan lahan gambut yang telah dan sedang dilakukan oleh WWF-Indonesia. Platform ini juga dilengkapi fasilitas Multi-information Mobile System (MiMS) yang menggunakan piranti smartphone berbasis android yang dapat sangat membantu dalam mewadahi partisipasi publik terkait pengumpulan data lapangan.