PANDA MOBILE DUKUNG ‘AKU SAYANGI BUMI’
Oleh: Ciptanti Putri
Suasana di TK Sabilina Jatisampurna, Pondok Gede, Jumat pagi lalu (2/5) begitu meriah. Puluhan murid tampak memakai busana atau kostum yang dikreasikan dari bahan bekas seperti kertas koran, kardus, botol kemasan, tas belanja plastik, bahkan pelepah pohon pisang. Kreasinya juga tidak sekadar baju, rok, atau celana saja; beberapa murid dengan bangga memamerkan kostum robot, astronot, ikan hiu, hingga penari hula-hula buatannya. Demikian juga dengan guru-guru, yang tidak ketinggalan memakai kostum kreasi bahan bekas mereka.
“Hari ini puncak dari rangkaian kegiatan bertema ‘Aku Sayangi Bumi’ di TK Sabilina sekaligus perayaan Hari Bumi,” jelas Khusniyati Masykuroh, M.Pd., Manager Pendidikan Yayasan Sabilina Jatisampurna, Pondok Gede. Selama sebulan, murid-murid di sana belajar berbagai pengetahuan tentang lingkungan dan gaya hidup hijau. Semua itu menjadi salah satu target pendidikan di sekolah ini, yang ingin menciptakan generasi dengan karakter peduli dan cinta lingkungan. “Murid-murid kami ajarkan mengenai jenis-jenis sampah, kami buatkan bank sampah, operasi semut ke lingkungan sekitar sekolah, menanam dan merawat pohon, sampai workshop berkreasi dengan barang bekas untuk orang tua dan murid,” lanjutnya.
Karya-karya daur ulang tersebut kemudian dipamerkan di panggung Panda Mobile. Truk edukasi lingkungan yang multi-fungsi milik WWF-Indonesia, Panda Mobile, hari itu tampak serasi dengan tema ‘Aku Sayangi Bumi’. Dengan tertib, murid-murid dan guru pembimbing bergantian naik ke atas truk Panda Mobile, memperagakan busana dan kostum kreasi mereka. Penampilan mereka dinilai atas dasar kreativitas, nilai guna, serta durabilitas kreasi.
Seusai aksi peragaan busana dan kostum, dewan juri bekerja untuk menghitung nilai dan menetapkan para pemenang. Sambil menunggu hasil penilaian, pendongeng Panda Mobile, Kak Ryan, menghibur murid-murid, para guru, serta orang tua yang hadir. Kak Ryan mendongengkan kisah si Orangutan yang tak sengaja menjadi korban tas belanja plastik bekas yang dibuang dengan sembarangan oleh manusia. Hampir saja Orangutan tewas terlilit plastik itu. Untunglah ada si Harimau yang datang menyelamatkannya. Dengan gaya bercerita yang menarik, Kak Ryan menyihir seluruh murid dan hadirin hingga tak bergeser dari posisinya meskipun pagi itu mentari bersinar cukup terik. Di akhir sesi, murid-murid dengan antusias menjawab seluruh pertanyaan yang diberi Kak Ryan. Mereka lalu diingatkan tentang bahaya membuang sampah plastik sembarangan dan dimotivasi untuk mendaur ulang ke berbagai bentuk yang bermanfaat.
Kami sudah sejak tahun lalu mengundang Panda Mobile untuk hadir di puncak acara hari ini. Layanan dan fasilitasnya edukatif, dan sangat paralel dengan tema yang kami angkat,” ujar Khurniyati Masykuroh di sela-sela acara. Beliau memberi apresiasi tinggi terhadap kesigapan tim Panda Mobile yang tepat waktu dan responsif dengan kebutuhan sekolah. “Kami berharap Panda Mobile bisa datang ke Sabilina secara berkala.”
Acara hari itu diakhiri dengan pembagian hadiah bagi para pemenang serta operasi semut di sekitar lokasi kegiatan.