PANDA MOBILE AJAK SISWA SEKOLAH TZU CHI BERWELAS ASIH PADA LINGKUNGAN
Bumi merupakan tempat di mana seluruh makhluk hidup tinggal, tumbuh, dan berkembang. Sebagai salah satu penghuni Bumi, manusia seyogianya melakukan upaya pelestarian lingkungan, serta mengusahakan kesempatan hidup yang layak bagi makhluk hidup lainnya. Dengan begitu, kita telah berwelas asih pada alam.
Rasa kasih sayang yang menggabungkan empati dan simpati tergambar dalam setiap misi lingkungan yang diusung WWF-Indonesia, salah satunya melalui kegiatan Panda Mobile. Pada 24-25 Februari 2019 lalu, tim Panda Mobile berkunjung ke Sekolah Tzu Chi di Jakarta untuk mengedukasi siswa-siswi dari kelas preschool dan Taman Kanak-kanak mengenai pelestarian alam dan satwa endemik Indonesia. Sekitar 400 peserta cilik diajak mengenal dan memahami alam melalui permainan, film, dan pembacaan dongeng. Cara tersebut dinilai efektif untuk menyampaikan pesan positif pada anak-anak.
Pada sesi pemutaran film, anak-anak menyimak tontonan yang dihadirkan tim Panda Mobile. Gambaran kehidupan satwa di dalam video yang berjudul Jungle Forever begitu membekas di benak anak-anak, sehingga timbul berbagai pertanyaan dari sudut pandang peserta cilik. “Kak, harimau jahat ya? Dia ngejar pemburu buat dimakan?” tanya salah seorang anak. Volunteer Panda Mobile mencoba meluruskan anggapan tersebut. “Bukannya jahat, harimau kan binatang buas, jadi dia marah kalau habitatnya diganggu oleh manusia. Hutan merupakan rumah bagi harimau, sama seperti rumah bagi kita. Jadi kalau rumahnya dirusak dengan ditebang pohonnya atau diburu isinya, harimau akan marah,” kata salah satu volunteer.
Selain menonton film, Panda Mobile juga mengajak peserta cilik mendaur ulang barang bekas. Sebenarnya, kegiatan pemanfaatan sisa konsumsi rumah tangga sudah biasa dilakukan siswa-siswi Sekolah Tzu Chi yang selalu diajarkan tentang sifat welas asih pada lingkungan. Kali ini, Panda Mobile dan murid Sekolah Tzu Chi membuat prakarya berupa celengan dari bahan yang sudah tidak terpakai.
Menurut sejarah, celengan merupakan salah satu karya yang diajarkan Master Cheng Yen, pendiri Yayasan Tzu Chi. Ia membuat celengan bambu sebagai media untuk menghimpun dana welas asih. Maka, prakarya ini dianggap tepat untuk melestarikan budaya dalam rangka menyemarakkan Tahun Baru Cina. Untuk menafsirkan sifat welas asih pada lingkungan, sebagian dana yang terkumpul dari celengan bambu akan diberikan kepada WWF-Indonesia untuk upaya pelestarian penyu.
Sifat welas asih yang ditunjukkan siswa-siswi Sekolah Tzu Chi merupakan hal baik yang ditanamkan dan dijadikan filosofi hidup umat Budha. Manifestasi dari welas asih bisa diwujudkan dengan kepedulian terhadap sesama manusia dan lingkungan.